Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambah data akreditasi
Xperiencereal (bicara | kontrib)
k Menambahkan rujukan ke halaman Wikipedia STT SAAT
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 83:
Jabatan Pejabat Sementara Ketua beralih dari Pdt. Freddy Lay, D.Miss. ke Pdt. Lotnatigor Sihombing, M.Th. mulai dari Februari 2000. Di bawah kepemimpinan Pdt. Lotnatigor Sihombing, dilaksanakan Wisuda Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung pertama pada tanggal 16 September 2000 bersamaan dengan perayaan Dies Natalis ke-3. Jumlah mahasiswa yang diwisuda pertama adalah 5 orang dari program M.Div. dan 4 orang dari program M.A.
 
Pada tanggal 29 Januari 2001 dilaksanakan pelantikan Ev. Yohanes Adrie Hartopo sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung yang baru. Di bawah kepemimpinan beliau, Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung yang masih muda terus melakukan berbagai usaha pembenahan dan pengembangan. Dalam usaha untuk dapat lebih bertumbuh menjadi sekolah teologi yang sehat dan berkualitas baik, maka Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung bersyukur untuk kesempatan belajar dan mendapatkan bimbingan dari sekolah teologi yang lebih berpengalaman dan lebih mapan, yakni dari [[Sekolah Tinggi Teologi SAAT|Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT)]] di Malang. Pada tanggal 17 Mei 2002, bertempat di SAAT Malang, ditandatangani ''Memorandum of Understanding'' (MOU) antara Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dan SAAT. Pihak SAAT bersedia membantu secara penuh pengelolaan manajemen Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung. Hadir menandatangani MOU ini adalah Pdt. Dr. Peter Wongso (Ketua Yayasan SAAT), Pdt. Dr. Daniel Lucas Lukito (Rektor SAAT), Bapak Yongky Purnomo (Ketua Majelis GKJMB), Bapak Joe Hidayat (Ketua Yayasan Amanat Agung), dan Ev. Yohanes Adrie Hartopo (Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung). Selain kunjungan rutin yang dilakukan oleh beberapa dosen SAAT ke Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung untuk membicarakan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung, salah satu bentuk perwujudan MOU ini adalah penempatan Pdt. Buby Ticoalu, D.Min. untuk membantu di Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dari Januari 2004 sampai Desember 2004. MOU yang direncanakan untuk berlangsung 10 tahun akhirnya diakhiri setelah 5 tahun berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak bahwa Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung telah siap untuk berjalan sendiri dan MOU diakhiri Agustus 2007.
 
Setelah Pdt. Yohanes Adrie Hartopo, Ph.D. menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung selama 2 (dua) periode, maka jabatan Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dialihkan kepada Pdt. Andreas Himawan, D.Th. Tahun 2009 Pdt. Andreas Himawan, D.Th. menjabat periode pertama sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung. Tahun 2013, beliau dipercaya untuk menjabat periode kedua. Selama masa kepemimpinannya, Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung terus melakukan pembenahan diri baik dari sisi manajemen maupun kualitas pendidikan. Untuk memperluas jaringan hubungan dan komunikasi dengan institusi pendidikan teologi di luar negeri, STT Amanat Agung menjadi anggota PERSETIA, ATESEA maupun ATA. Pembenahan sistem organisasi dan kualitas pendidikan di Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung telah diakui oleh akreditasi BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi) dan ATA (Asian Theological Association).