Kayu balok: Perbedaan antara revisi

Kayu balok dapat disuplai dengan cara [[Penggergajian kayu|digergaji]] secara kasar, atau dibuat permukaannya pada satu atau lebih permukaannya. ''Kayu balok kasar'' merupakan bahan baku pembuatan furnitur, dan pembuatan barang-barang lain yang memerlukan pemotongan dan pembentukan. Ini tersedia dalam banyak spesies, termasuk [[kayu keras]] dan [[kayu lunak]], seperti [[Klasifikasi pinus|tusam putih]] dan [[Pinus merah|tusam merah]], karena harganya yang murah. <ref>{{Cite web|title=Southern Pine Cost Estimates|url=http://patscolor.com/materials/timber/the-southern-yellow-pine-flooring-decking-guide/|website=patscolor.com}}</ref>

''Kayu balok siap jadi'' dipasok dalam ukuran standar, sebagian besar untuk industri konstruksi – terutama [[kayu lunak]], dari spesies jenis [[Tumbuhan runjung|konifera]], termasuk [[Tusam (umum)|tusam]], [[Cemara perak|cemara perak,]] [[separ]], [[aras]], dan damar tetapi juga beberapa kayu keras, untuk kualitas tinggi lantai. Kayu ini lebih umum dibuat dari kayu lunak dibandingkan kayu keras, dan 80% kayu berasal dari kayu lunak. <ref>{{Cite web|title=Hardwood vs Softwood – Difference and Comparison|url=http://www.diffen.com/difference/Hardwood_vs_Softwood|publisher=Diffen}}</ref>

Kayu balok palsu struktural juga dapat diproduksi dari plastik daur ulang dan stok plastik baru. Pengenalannya mendapat tentangan keras dari industri [[kehutanan]] . <ref>[http://www.volokh.com/sasha/resrec.html "Recycling and Deregulation: Opportunities for Market Development"] ''Resource Recycling,'' September 1996</ref> Memadukan serat kaca dalam kayu plastik meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan ketahanan terhadap api. <ref>[http://www.astm.org/COMMIT/SUBCOMMIT/D2020.htm "ASTM D6108 – 09 Standard Test Method for Compressive Properties of Plastic Lumber and Shapes"] ''ASTM Committee D20.20 on Plastic Lumber''</ref> Kayu struktural [[fiberglass|serat kaca]]<nowiki/>plastik dapat memiliki "tingkat [[Api menyebar|penyebaran api]] kelas 1 sebesar 25 atau kurang, jika diuji sesuai dengan standar [[American Standard Testing and Material|ASTM]] E 84", yang berarti kayu balok tersebut terbakar lebih lambat dibandingkan hampir semua kayu olahan.

Mengganti kayu bakok dengan beton atau baja akan menghindari emisi karbon dari bahan-bahan tersebut. Pabrik semen dan beton bertanggung jawab atas sekitar 8% emisi GRK global, sementara industri besi dan baja bertanggung jawab atas 5% emisi lainnya (setengah ton CO ₂ dikeluarkan untuk memproduksi satu ton beton; dua ton CO ₂ dikeluarkan untuk memproduksi satu ton beton; pembuatan satu ton baja). <ref>{{Cite web|title=Energy Technology Perspectives 2016 – Analysis|url=https://www.iea.org/reports/energy-technology-perspectives-2016|website=IEA|language=en-GB|access-date=2021-10-08}}</ref>

Sebuah studi EPA menunjukkan skenario akhir masa pakai limbah kayu balok dari sampah kota (MSW), kemasan kayu, dan berbagai produk kayu lainnya di AS. Berdasarkan data tahun 2018, sekitar 67% limbah kayu ditimbun, 16% dibakar dengan pemulihan energi, dan 17% didaur ulang. <ref>[https://www.epa.gov/facts-and-figures-about-materials-waste-and-recycling/wood-material-specific-data EPA’s study on Wood Waste]</ref>

Sebuah studi tahun 2020 yang dilakukan oleh [[Universitas Edinburgh Napier|Edinburgh Napier University]] menunjukkan aliran limbah kayu balkk yang diperoleh kembali secara proporsional di Inggris. Studi menunjukkan bahwa kayu dari sampah kota dan [[Limbah kemasan|sampah kemasan]] menyumbang 13 dan 26% dari sampah yang dikumpulkan. Limbah konstruksi dan pembongkaran merupakan limbah terbesar secara kolektif, yaitu sebesar 52%, dan 10% sisanya berasal dari industri. <ref>[https://blogs.napier.ac.uk/cwst/timber-recycling-and-demolition/ Insights in Timber Recycling and Demolition by Marlene Cramer]</ref>