Songkok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
== Sejarah ==
Awalnya disebut ketopong songkok sebuah topi mahkota beludru dihiasi orenamen emas yang merupakan mahkota Raja [[Majapahit]]. Kemudian turut digunakan oleh raja-raja Jawa yang disebut ''kuluk Jawa'' dengan bentuk lebih minimalis dengan pita emas'','' Selanjutnya topi mahkota tetap digunakan pada kesultanan Demak, Kesultanan Mataram Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kadipaten Pakualam, Kadipaten Mangkunegaran hingga digunakan oleh bupati-bupati Jawa Madura pada era Kolonial belanda.
Hingga pada ada seorang bangsawan dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] yang melepas gelar bangsawannya, ialah [[Oemar Said Tjokroaminoto|Hos Tjokroaminoto]] yang kemudian menjadi ketua [[Sarekat Islam]]. Menurutnya sudah waktunya merdeka dan tidak tunduk kepada Kolonial maupun budaya Feodalisme sehingga memodifikasi topi bangsawan ''Kuluk Jawa'' menjadi lebih pendek tanpa ada hiasan warna emas
Untuk memenuhi kebutuhan permintaan topi Songkok untuk anggota Sarekat Islam, Maka Hos Tjokroaminoto mengerahkan Sarekat Islam Afdeling Gresik untuk memproduksi Topi Songkok, hingga saat ini [[Kabupaten Gresik|Gresik]] dikenal sebagai industri Songkok terbesar di dunia.[https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/08/19/gresik-kabupaten-andalan-produsen-kopiah]
|