Kesultanan Peureulak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penyatuan dengan Samudera Pasai: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 50:
 
== Perkembangan dan pergolakan ==
[[Sultan]] pertama Perlak adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah bin Ali Al-Muktabar bin Muhammad Nafs ZakiyahAd-Dibaj bin Abdullah Al-KamilImam Ja'far Ash-Shadiq bin Al-Imam HasanMuhammad Al-MutsannaBaqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina HasanHusein AshAsy-SibthiSyahid bin Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah menikahi Sayyidatina Fatimah Az-Zahra Putri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, sedangkan nasab dari ibunya Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah bin Makhdum Tansyuri binti Pangeran Salman bin Abdullah Al-Bahir Al-Farisi bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Husein bin Sayyidina Ali Karramallu Wajhah menikahi Sayyidatina Fatimah Az-Zahra Putri Rasulullah Shallallahu Alahi WasallamHusaini yang beraliran [[Syi'ah]] dan merupakan keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ayahnya menikah dengan perempuan setempat di aceh yaitu anak sultan perlak aceh, yang mendirikan Kesultanan Perlak pada 1 Muharram 225 H ([[840]] M). Ia mengubah nama ibu kota kerajaan dari Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah. Sultan ini bersama istrinya, Putri Meurah Mahdum Khudawi, kemudian dimakamkan di [[Paya Meuligo, Peureulak, Aceh Timur]].<ref>Siti Rahmah. [http://www.conflictanddevelopment.org/data/opiandmedia/Perempuanku%20Sayang,%20Perempuanku%20Malang_Rahmah_ind.pdf ''Perempuanku Sayang, Perempuanku Malang.''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110106060725/http://www.conflictanddevelopment.org/data/opiandmedia/Perempuanku%20Sayang,%20Perempuanku%20Malang_Rahmah_ind.pdf |date=2011-01-06 }}</ref>
 
Pada masa pemerintahan sultan ketiga, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah, islam mulai luas dikenal ke Perlak. Setelah wafatnya sultan pada tahun 363 H ([[913]] M), terjadi [[perang saudara]] antara kaum muslimin korban adu domba sehingga selama dua tahun berikutnya tak ada sultan.