Tahlilullah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
||
Baris 96:
Sultan Tahlilullah (Tahirullah) digantikan putranya, Tahmidullah. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan anak Sultan saidillah yang dilahirkan dari permaisuri putri Makassar keturunan Karaeng Karunrung, yang bernama Pangeran Purabaya. Kemudian diputuskan Pangeran Purabaya memperoleh Pulau Laut sebagai apanage-nya. Pangeran Purabaya masih tidak puas, lalu ia meminta bantuan suku Biaju dan Arung Mamuntuli Aru Kaju (menantu [[Mas Bantan]] sultan Sumbawa (trah Banjar). Pemberontakan pangeran Purabaya berhasil ditumpas oleh pasukan Pangeran Purba Negara dan Pangeran Nata Dilaga. Peristiwa itu diakhiri dengan tewasnya Pangeran Purabaya dan anaknya (Gusti Busu)
Dalam naskah Cerita Turunan Raja-raja Banjar dan Kutaringin ([[Hikayat Banjar]]) resensi I menyebutkan bahwa raja Banjar Sultan Saidullah (Sultan Ratu Anum) memiliki dua orang putra masing-masing bernama '''Raden Bagus''' dan '''Raden Basus''' dan seorang putri bernama '''Gusti Gade''', masing-masing lahir dari [[gundik]]-gundik, masing-masing berlainan ibunya. Sedangkan permaisuri Putri Intan binti Raden Timbakal Pangeran Singasari sudah diceraikan dan dalam perkawinan kedua pihak tidak memiliki keturunan. Putri Intan menikah kedua kalinya dengan
Sumber Portugis menyebut nama Sultan yang memerintah pada saat kedatangannya ke Banjar adalah Sultan Saidillah. Pada masa kekuasaan Sultan Saidillah sekitar tahun [[1685]], Portugis mengirim seorang pastur bernama [[Ventigmilia]].<ref name="Lontaan">{{cite book|lang=id|pages=91|url=https://www.google.co.id/books/edition/Menjelajah_Kalimantan/UgVxAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&bsq=Sultan-Saidillah-Banjarmasin&dq=Sultan-Saidillah-Banjarmasin&printsec=frontcover|author= J. U. Lontaan|title=Menjelajah Kalimantan|publisher=Penerbit Baru|year=1985}}</ref> Jenderal Macau seperti Andrea Coelo Viera, Aloysius Francesco Cottigno, maupun Kapten Kapal Emmanuelle Araugio Graces, sama-sama ingin menjadi sponsor perjalanan pastor Antonio Ventimiglia ke tanah Borneo. Penjelajahannya dimulai per tanggal 16 Januari 1688 dari Macau. Pada tanggal 2 Februari 1688, Antonio Ventimiglia tiba di Banjarmasin dengan kapal Potugis (sebagai sekutu Sultan Suria Angsa untuk menggulingkan pamannya Sultan Dipati Anom), untuk menyebarkan agama [[Katolik]] di udik negeri Banjar di sepanjang sungai Barito dan akhirnya ia meninggal di udik pada tahun [[1691]].<ref name="suluh">{{cite book|first=[[Amir Hasan Kiai Bondan|Amir Hasan]]|last=Kiai Bondan|title= Suluh Sedjarah Kalimantan|publisher= Bandjarmasin: Fadjar|year=1953}}</ref><ref>http://jejakrekam.com/2018/10/14/perjuangan-penuh-keringat-pastor-ventimiglia/</ref><ref>{{cite book
|