Abdullah bin Ali al-Abbasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 26:
Abdullah kemudian menjadi pemimpin tertinggi pasukan Abbasiyah dalam [[Pertempuran Zab]] yang berakhir dengan kekalahan Marwan. Ia dan pasukannya kemudian mengejar Marwan dan pertama-tama ke [[Bilad al-Syam|Suriah]] dengan [[Invasi Damaskus 750|merebut]] ibu kotanya, [[Damaskus]], lalu ke [[Palestina (wilayah)|Palestina]], yang memaksa Marwan untuk melarikan diri ke [[Mesir pada abad pertengahan|Mesir]]. Saudaranya, [[Shalih bin Ali]], mengikuti Marwan ke Mesir tempat dia ditangkap dan dibunuh.{{sfn|Zetterstéen|1987|pp=22–23}}{{sfn|Grohmann|Kennedy|1995|p=985}}
 
== KegubernuranSebagai gubernur Suriah dan penumpasan pemberontakan ==
Abdullah adalah gubernur Abbasiyah pertama di Suriah dan menjadi musuh keras Bani Umayyah. Ia sangat kejam dalam membunuh sisa-sisa keluarga mereka. Menurut [[Karl Vilhelm Zetterstéen]], seorang orientalis Swedia, "dia tidak memiliki cara untuk memusnahkan akar dan cabangnya. Selama tinggal di Palestina, Abdullah membunuh sekitar delapan puluh dari mereka sekaligus."{{sfn|Zetterstéen|1987|pp=22–23}} Begitu kejamnya pembunuhan ini, sehingga hanya satu anggota keluarga dari cucu Khalifah [[Hisyam bin Abdul- Malik]], [[Abdurrahman bin Muawiyah]], yang berhasil lolos dari pembunuhan dan melarikan diri ke [[Al-Andalus]], tempat dia mendirikan pemerintahan baru [[Keamiran Kordoba|dinasti Bani Umayyah]].{{sfn|Kennedy|2004|p=128}}
 
Pembunuhan yang sangat kejam dan kemenangan pasukan Khurasan segera menyulut pemberontakan suku-suku Suriah yang dipimpin oleh gubernur [[Jund Qinnasrin]], [[Abu al-Ward|Abu al-Ward bin al-Kautsar]]. Mereka bergabung dengan [[Abu Muhammad as-Sufyani|Abu Muhammad Ziyad bin Abdullah as-Sufyani]], keturunan Khalifah [[Muawiyah bin Abu Sufyan]], yang ingin Kekhalifahan Umayyah berdiri kembali. Pemberontak pada awalnya berhasil mengalahkan pasukan Abbasiyah di dekat [[Qinnasrin]] yang dipimpin oleh saudara laki-laki Abdullah, [[Abdush Shamad bin Ali]], tetapi Abdullah akhirnya memberikan kekalahan meyakinkan pada mereka di Marj al-Akhram pada akhir tahun 750. Abu al-Ward terbunuh di medan pertempuran, sementara Abu Muhammad melarikan diri ke gurun.{{sfn|Zetterstéen|1987|pp=22–23}}{{sfn|Cobb|2001|pp=46–48}} Tidak lama kemudian, keponakan Abu Muhammad, Al-Abbas bin Muhammad bin Abdullah, memberontak di [[Aleppo]], tetapi Al-Mansur yang ketika itu memerintah Al-Jazirah, segera mengirim pasukan untuk memadamkan pemberontakan Al-Abbas sebelum Abdullah tiba. Abdullah kemudian berbaris ke benteng perbatasan [[Sumaysat]], tempat para pendukung Umayyah berkumpul di bawah kepemimpinan [[Ishaq bin Muslim al-Uqaili]].{{sfn|Cobb|2001|pp=48–49}} Dalam peristiwa tersebut, penyelesaian yang dirundingkan antara Ishaq dan Al-Mansur disepakati, dan banyak pemimpin pro-Umayyah kemudian diterima ke dalam jajaran Bani Abbasiyah.{{sfn|Kennedy|1986|pp=49–50}} Pemberontakan lainnya yang dipimpin oleh [[Aban bin Muawiyah]], cucu dari Hisyam bin Abdul- Malik, meletus pada musim panas tahun 751 di dekat Sumaysat dan memaksa Abdullah menghentikan serangan ke wilayah Bizantium untuk menumpasnya. Pendukung Umayyah lainnya, [[AbdulAbdush Shamad bin Muhammad bin Al-Hajjaj]], cucu [[Al-Hajjaj bin Yusuf]], berhasil lolos dari kekalahan dan ditangkap hingga tahun 755.{{sfn|Cobb|2001|p=49}}
 
== Menuntut kekhalifahan ==