Masyarakat di Kepulauan Seribu memiliki gaya tutur bicara yang sedikit unik. Aksennya terdengar berbeda dengan bahasaaksen yang biasa dituturkan warga Jakarta di daratan kota. Meski secara umum banyak kemiripan, namun aksen seperti ini jelas berbeda dengan aksen Jakarta yang populer dipakai di tayangan televisi. Nada bicara orang Pulau Pramuka terdengar lebih 'naik-turun', kosakata yang dipakai juga kadang tidak mudah untuk dipahami orang luar.
Sebutan ''Orangorang Pulo'' biasa dikenakan untuk orang yang berasal dari Pulau Panggang, Pulau Pramuka, dan Pulau Karya. Namun secara umum, orang Pulo juga bisa dikenakan ke orang Kepulauan Seribu secara umum, membedakan dengan sebutan ''Orangorang Daratan'' (orangmasyarakat yang tinggal di daratan utama [[Jakarta]]). Pulau Panggang juga telah disebut-sebut sebagai pulau tertua yang dihuni masyarakatoleh manusia di Kepulauan Seribu. Sekarang, pulau ini padat dengan permukiman penduduk. Dahulu, penghuni generasi pertama pulau ini berasal dari [[Banten]] serta [[Suku Mandar|Mandar]] dari [[Sulawesi Selatan]].
Dalam buku ''Orang Pulo di Pulau Karang'' karya Rosida Erowati Irsyad, orang Pulo (penduduk Kepulauan Seribu) menggunakan [[bahasa Indonesia]] dengan aksen Melayu. Orang Pulo disebut punya artikulasi suara kuat, struktur bahasa dan kosakatanya khas. Ada empat gaya bahasa. Pertama, yakni gaya orangbahasa dari [[Pulau Kelapa]] (dekat [[Pulau Harapan]]) yang kental dengan pengucapan vokal panjang dan bergelombang. Kedua, gaya orangbahasa dari [[Pulau Tidung]] yang dipengaruhi oleh [[bahasa Tidung]] serta pesisir [[Kabupaten Tangerang|Tangerang]], pesisir.kemudian Ketiga,gaya orangbahasa dari [[Pulau Untung Jawa]] yang masih kental dengan logataksen Betawi. Keempat, dan gaya bahasa orang Pulo (yakni orang Pulau Panggang, Pulau Pramuka, dan Pulau Karya) yang dipengaruhi [[bahasa Melayu]] dan [[Bahasa Bugis|Bugis]].