Kesultanan Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh Budak 5 Ulu (bicara) ke revisi terakhir oleh Iwan Said(Tw)
Tag: Pembatalan Dikembalikan
k Dikembalikan ke revisi 25079366 oleh Herryz (bicara)(Tw)
Tag: Pembatalan
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox Former Country
| native_name =
| conventional_long_name = Palembang Darussalam
| common_name =
| continent = Asia
| region = [[Asia Tenggara]]
Baris 14 ⟶ 11:
| s1 = Hindia Belanda
| s2 = Indonesia
| flag_p1 = PatakaPATAKA KesultananKESULTANAN DemakDEMAK.jpg
| flag_p2 = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| flag_s1 = Flag of the Netherlands.svg
| year_start = 16593 Maret 1666
| year_end = 1823
| date_start =
Baris 25 ⟶ 22:
| image_map =
| capital =
| common_languages = Bahasa yang umum digunakan didalam Kesultanan Palembang adalah [[Bahasa Melayu Palembang]] yang terbagi menjadi dua dialek, yaitu [[Bahasa Palembang Alus]] yang biasanya digunakan oleh Wong Jero (keluarga Sultan dan Bangsawan) dan [[Bahasa Melayu Palembang|Palembang Sari-Sari]] yang biasa digunakan oleh Wong Jabo (rakyat biasa)
| government_type = [[Monarki]]
| title_leader = Sultan
| currency = [[Pitis Palembang]] <br /> [[Gulden Hindia Belanda]] <br /> [[Rupiah]]
| footnotes = [[Gelar kehormatan dalam Kesultanan Palembang|Azmatkhan]] [[Walisongo]] [[Suku Melayu Indonesia|Melayu]]
| image_flag =
| leader_title1 =
| leader_name1 =
Baris 43 ⟶ 39:
| p3 = Kerajaan Palembang
| flag_s2 = Flag_of_Indonesia.svg
| year_leader7 = 2006-Sekarang
| year_leader6 = 3
| year_leader5 = 1821-1823
Baris 58 ⟶ 54:
| religion_ref =
| demonym =
| native_nameleader7 =
| flag_p4 = Naval flag of Majapahit Kingdom.svg
| flag_p5 = Flag of Aceh Sultanate.svg
| map_caption = Bagian Dalam Keraton Kepangeranan Palembang Darussalam
}}
'''Kesultanan Palembang Darussalam''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: {{Script/Arabic|كسولتانن ڤاليمبڠ دارالسلام}}) adalah suatu [[kerajaan Melayu]] [[Islam]] di [[Sumatra]] yang berpusat di [[Kota Palembang]], [[Sumatera Selatan]] sekarang. Kesultanan ini diproklamirkan oleh [[Sri Susuhunan Abdurrahman|Sri Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam]], seorang bangsawan Palembang pada tahun [[1659]],<ref name="Bruun">{{cite book|last=Bruun|first=M.C.|authorlink=Malthe Conrad Bruun|title=Universal geography, or A description of all the parts of the world|url=https://archive.org/details/universalgeogra00bruugoog|publisher=|year=1822|page=[https://archive.org/details/universalgeogra00bruugoog/page/n467 441]}}</ref> dan dihapuskan keberadaannya oleh pemerintah kolonial [[Belanda]] pada [[7 Oktober]] [[1823]].
 
[[Malthe Conrad Bruun]] (1755-1826) seorang petualang dan ahli [[geografi]] dari [[Prancis]] mendeskripsikan keadaan masyarakat dan kota kerajaan waktu itu, yang telah dihuni oleh masyarakat yang heterogen terdiri dari [[Tiongkok]], [[Siam]], [[Suku Melayu|Melayu]] dan [[Jawa]] serta juga disebutkan bangunan yang telah dibuat dengan batu bata hanya sebuah [[Wihara|vihara]] dan istana kerajaan.
 
== Kekuasaan ==
Kesultanan yang pernah berkuasa dari tahun [[1659]] - [[7 Oktober]] [[1823]]<ref>[https://www.indephedia.com/2019/01/sejarah-kesultanan-palembang-darussalam.html Kisah Berdiri dan Hancurnya Kesultanan Palembang Darussalam] di [https://www.indephedia.com Indephedia]</ref> ini merupakan [[Sultan|Kesultanan]] terbesar di [[Negara SumatraSumatera Selatan|Sumatera Bahagian Selatan]]. Daerah Kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam ini sekarang mencakup [[Sumatera Selatan|Provinsi Sumatera Selatan]], [[Bengkulu|Provinsi Bengkulu]] ''(dulu Bangka Hulu)'', [[Kepulauan Bangka Belitung|Provinsi Kepulauan Bangka Belitung]], [[Jambi|Provinsi Jambi]] dan [[Lampung|Provinsi Lampung]].<ref>[https://www.youtube.com/watch?v=gYdJ9R81hns&t=3179s Bincang-Bincang bersama SMB IV] di [[Radio Republik Indonesia|RRI Net]] [[Kota Palembang|Palembang]]</ref> Diluar [[Sumatra|Sumatera]], Kasultanan ini juga menjalin hubungan diplomatik dengan [[Kesultanan Banten]],<ref>[https://bantenhits.com/2019/12/15/luruskan-tafsir-sejarah-yang-keliru-soal-banten-palembang-di-masa-lalu-guru-sejarah-di-banten-disambut-tradisi-ngobeng-ngidang-kesultanan-palembang/#respond Hubungan Kesultanan Banten dengan Kesultanan Palembang Darussalam]</ref> [[Kesultanan Demak]]<ref>[https://www.republika.co.id/berita/p7r6jm313/peran-demak-dalam-kedaulatan-islam-di-palembang Hubungan Kesultanan Demak dengan Kesultanan Palembang Darussalam]</ref> dan [[Kerajaan Blambangan]]<ref>[[Kyai Saleh Lateng]] Islamkan [[Kerajaan Blambangan]]</ref> di [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]]. Sedangkan dalam [[Kerajaan Kubu|Kesultanan Kubu]], Kesultanan Palembang Darussalam menikah dengan Yang dipertuan Besar Kubu I, '''Sayyid Idrus''' melakukan pernikahan dengan putri [[Mahmud Badaruddin I|Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikrama]]<ref>[[Kerajaan Kubu#RAJA I: Sayyid Idrus bin Sayyid 'Abdu'l Rahman al-Idrus, Tuan Besar Kubu (1772 – 1795)|Hubungan Kesultanan Kubu dengan Kesultanan Palembang Darussalam]]</ref>. Dalam [[Silsilah|Tarsilah]] [[Brunei Darussalam|Kesultanan Brunei Darussalam]], disebutkan bahwa Tumenggung Mancanegara (Pangeran Manchu Negoro) yang merupakan kakek dari [[Susuhunan Abdurrahman|Sultan Abdurrahman]], pendiri kesultanan Palembang Darussalam adalah isteri dari [[Daftar Sultan Brunei|Sultan Brunei]], Sultan Abdul Jalilul Akbar, dengan masa periode pemerintahan 1598-1659.<ref>[https://kanzunqalam.com/2015/02/20/zuriat-kesultanan-palembang-darussalam-dalam-catatan-tarsilah-brunei/ Hubungan Brunei Darussalam dengan Kesultanan Palembang Darussalam]</ref>
 
[[Berkas:Miniature of Palembang palace.JPG|256px|kiri|jmpl|Replika masjid agung kesultanan Palembang]]
 
== Pendirian ==
[[Berkas:Sultan of Palembang throne.JPG|256px|ka|jmpl|Replika takhta sultan Palembang]]
Berdasarkan kisah ''Kidung Pamacangah'' dan [[Babad Arya Tabanan]]<ref>Darta, A.A. Gde, A.A. Gde Geriya, A.A. Gde Alit Geria, (1996), ''Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan'', Denpasar: Upada Sastra.</ref> disebutkan seorang tokoh Anak [[Brawijaya (disambiguasi)|brawijaya]] sebagai ''bupati Palembang'' turut serta menaklukan Bali bersama dengan [[Gajah Mada]] Mahapatih [[Majapahit]] pada tahun 1343. Sejarawan Prof. C.C. Berg menganggapnya identik dengan [[Adityawarman]].<ref>Berg, C.C., (1985), ''Penulisan Sejarah Jawa'', (terj.), Jakarta: Bhratara.</ref> Begitu juga dalam [[Nagarakretagama]], nama Palembang telah disebutkan sebagai daerah jajahan Majapahit (meski belum ada bukti tertulis dijajah) serta Gajah Mada dalam sumpahnya yang terdapat dalam [[Pararaton]] juga telah menyebutkan Palembang sebagai sebuah kawasan yang "akan ditaklukannya" (meski pada kenyataanya tidak ada bukti tertulis).
 
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama ''Pa-lin-fong'' yang terdapat pada buku ''Chu-fan-chi'' yang ditulis pada tahun 1178 oleh ''Chou-Ju-Kua'' dirujuk kepada Palembang, dan kemudian sekitar tahun 1513, [[Tomé Pires]] seorang petualang dari [[Portugis]] menyebutkan Palembang, telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada [[kesultanan Demak]] serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis. Kemudian pada tahun 1596, Palembang juga ditaklukan oleh [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] Seterusnya nama tokoh yang dirujuk memimpin kesultanan Palembang dari awal adalah [[Sri Susuhunan Abdurrahman]] tahun 1659. Walau sejak tahun 1601 telah memiliki hubungan dengan VOC dari yang mengaku Sultan Palembang.<ref name="Poesponegoro">{{cite book|last=Poesponegoro|first=M.D.|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia|page= 46}}</ref>
Baris 93 ⟶ 89:
 
=== Masagus Abdul Hamid (Kyai Marogan)<ref>[https://www.laduni.id/post/read/80741/biografi-kiai-marogan-palembang# Kyai Marogan] di [https://www.laduni.id/ Laduni.id]</ref> ===
'''Kyai Marogan''' adalah seorang ulama yang berasal dari Palembang. Kyai Marogan lahir pada tahun [[1082]] M dan wafat pada tahun 1091 M dalam usia 89 tahun, di Palembang. Pada usia muda, Kiai Marogan dikenal giat berbisnis di bidang saw-mill atau perkayuan. Beliau memiliki dua buah pabrik penggergajian kayu. Bakat beliau ini diperoleh dari ibunya yang berdarah [[Tionghoa]]. Berkat suksesan dalam bisnis kayu ini membuat Kiai Marogan untuk berangkat ke tanah suci dan dan sepulangnya dari tanah suci beliau menjalankan kegiatan penyebaran dakwah di pedalaman [[Sumatera Selatan|SumatraSumatera Selatan]].
 
Dari hasil bisnis usaha kayunya Kiai Marogan mampu mendirikan sejumlah [[masjid]] yang dipergunakan sebagai pusat kajian dan dakwah. Banyak ajaran Kiai Marogan yang masih dilantunkan oleh sebagian penduduk Palembang, di antaranya adalah sebuah [[Zikir|dzikir]]: “La ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin Muhammadur Rasulullah Shadiqul Wa’dul Amin”, yang artinya “Tiada Tuhan Selain Allah, Raja Yang Benar dan Nyata, Muhammad adalah Rasulullah Yang Jujur dan Amanah.”
Baris 142 ⟶ 138:
[[Kategori:Kesultanan Palembang| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Palembang]]
[[Kategori:Kerajaan di SumatraSumatera Selatan|Palembang]]
 
== Peninggalan ==
<gallery>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Hoofdpoort van het fort te Palembang TMnr 10002121.jpg|pra=|Benteng Kuto Besak
Berkas:Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang - Bkt. Kecil, Palembang, SS (18 August 2020).jpg|pra=|Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo
Berkas:Sultan Mahmud Badaruddin II Museum, Palembang.jpg|pra=|Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Berkas:Masjid Kyai Saleh Lateng.jpg|pra=|Tampak depan masjid KH. Kiagus Muhammad Saleh (Kyai Saleh Lateng Banyuwangi)
Berkas:Gapura Masjid Kyai Saleh Lateng.png|pra=|Gapura menuju pesantren dan masjid bersejarah KH. Kiagus Muhammad Saleh (Kyai Saleh Lateng Banyuwangi)
Berkas:Palembang pitis (4).jpg|pra=|Koin Pitis peninggalan Kesultanan Palembang
</gallery>
 
== Rujukan ==