Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Banjarnegara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Siswa menggunakan HotCat
tamabah pranala dalam
Baris 15:
Seiring dengan waktu K.H. Abd Bashor yang dikaruniai 7 (tujuh) orang putra yang terdiri dari 1 (satu) wanita dan 6 (enam) pria itu juga mengarahkan putra-putranya untuk menggali ilmu di Pondok Pesantren baik di Jawa Tengah , Jawa Timur maupun sampai ke Luar Negeri.
 
Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin di dirikan pada tahun 1960 oleh KH M. Basyuni (Alm.) bersama adiknya KH. Much.Hasan (Alm). Setelah 15 tahun menimba ilmu di [[Tanggir, Singgahan, Tuban|Tanggir]], [[Lasem, Rembang|Lasem]], dan Pondok Pesantren lain di [[Jawa Timur]] dan Jawa Tengah. Beliau merintis dari bawah, sampai Pada tahun 1964 M Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin mulai dibangun, gayung bersambut masyarakat bergandeng tangan secara bersama untuk mendirikan bangunan tersebut guna mewujudkan kesadaran disamping orang tuanya harus mengaji, anak-anaknya juga harus mengaji.
 
Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin terus berkembang, jumlah santri yang ditampung semakin banyak, sarana pendukung berupa fasilitas bangunan pun bertambah. Jika pada tahun-tahun pertama Pondok Pesantren ini hanya menempati satu lokal bangunan bahkan ada yang menempati rumah kediaman pengasuh, pada tahun 1971 M bangunan bertambah sehingga memiliki dua lokal bangunan tempat belajar mengajar sekaligus tempat tinggal santri. Demikian pula dalam hal pendidikan yang semula santri hanya mengaji kepada [[Romo Kyai]], maka pada tahun-tahun berikutnya sudah diterapkan pendidikan secara terstruktur yang disebut dengan madrasah diniyyah.
 
Maka sejak itulah Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin menggunakan nama “ ''Al Ma’had Wal Madrosah Ad Diniyyah Tanbihul Ghofiliin'' “ yang maksudnya Pondok Pesantren sekaligus madrasah diniyyah.
Baris 83:
Kegiatan Informal merupakan program kegiatan pendidikan pondok pesantren untuk santri putra putri yang khusus mendalami ilmu-ilmu agama islam yang telah diatur secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan kurikulum dalam pendidikan pondok pesantren yang dikelopokkan berdasarkan tingkatan kelas, yang terdiri dari kelas madrasah putra/Banin dan Putri /Banat. Adapun kegiatan informal meliputi:
 
# ''TPQ''
# ''Madrasah Diniyyah dengan Metode Klasikal yang dipadu dengan metode kholaf menggunakan system kelas.''
# ''Takhfidlzul Qur’an''
# Majlis Ta’lim
# Pengajian Ahad Kliwon. Pengajian selapanan dilaksanakan setiap Hari Ahad Kliwon, diikuti oleh ±10.000 orang yang terdiri dari Kab. Banjarnegara, Kab. Wonosobo, Kab. Kebumen. Kab. Banyumas, Kab. Purbalingga, dll.