Bahasa Melayu Kepulauan Seribu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Super Hylos (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Super Hylos (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 32:
Budaya beserta karakteristik dari penduduk Pulau Panggang pada masa itu sangat berbeda dengan penduduk [[Suku Betawi|Betawi]], meski daerahnya begitu berdekatan pada daratan [[Kota Jakarta]]. Serta tidak berkarakter mirip dengan penduduk [[Suku Banten|Banten]] meski sejumlah penduduk awal berasal dari Banten. Orang-orang Pulau Panggang lebih mempunyai kecenderungan dan karakteristik serta budaya tersendiri. Budayanya merupakan perpaduan antara budaya Banten, budaya [[Kalimantan]] (khususnya [[suku Tidung]] dan [[Suku Banjar|Banjar]]), budaya [[Suku Mandar|Mandar]] dari [[Sulawesi]], [[Budaya Sunda|budaya]] [[Suku Sunda|Sunda]], serta sedikit budaya dan karakter penduduk Betawi. Hasil campuran yang begitu kompleks ini menghasilkan satu kebudayaan juga karakteristik yang baru. ''Orang Pulo'', penghuni awal Pulau Panggang yang selanjutnya membentuk budaya dan karakter dari penduduk Kepulauan Seribu.
 
Hasil percampuran budaya yang menciptakan karakteristik dan kebudayaan yang unik di Kepulauan Seribu juga dapat terlihat dalam gaya bahasa, gerak-gerik, serta pemikiran mereka. Gaya bahasa mereka lebih bervolume keras kedalam berbicara semisal orang Sulawesi, lincah serta gesit semisal tipikal Banten, serta karakter-karakter kesukuan Indonesia lainnya. Begitupun dengan penamaan kuliner khas ''Orang Pulo'' yang punya gaya bahasa tersendiri serta terdengar unik. Semisal penyebutan makanan serupa [[lontong]] maupun [[nasi uduk]] yang disebut ''selingkuh'', sambal segar untuk menu ikan bakar yang disebut ''sambal beranyut''.<ref>{{cite web|url=https://travelwisataindonesia.com/uraian-sedikit-sejarah-kepulauan-seribu/|title=Uraian Sedikit Sejarah Kepulauan Seribu|website=travelwisataindonesia.com|access-date=3 Maret 2022}}</ref>
==Kondisi kebahasaan==
Menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia [[Universitas HKBP Nommensen]] pada tahun 2023, bahasa Orang Pulo mulai terancam punah dan mengalami pergeseran yang diakibatkan oleh banyaknya pendatang yang menggunakan [[bahasa Indonesia]] resmi. Sehingga banyak masyarakat lokal di sana yang juga beralih menggunakan bahasa Indonesia resmi.
 
==Pengucapan==