Pakubuwana XIII: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 50:
Setelah wafatnya [[Pakubuwana XII|Susuhunan Pakubuwana XII]] pada [[11 Juni]] [[2004]], terjadi ketidaksepakatan di antara putra-putri [[Pakubuwana XII]] mengenai siapa yang akan menggantikan kedudukan raja. Pada [[31 Agustus]] [[2004]], salah satu putra [[Pakubuwana XII]], [[Tejowulan|KGPH. Tejowulan]], dinobatkan sebagai raja oleh beberapa putra-putri Pakubuwana XII di Sasana Purnama, Badran, Kottabarat, [[Surakarta]], yang merupakan salah satu rumah milik pengusaha [[Mooryati Soedibyo|BRAy. Mooryati Sudibya]].<ref>{{Cite news|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/01/nas01.htm |title=Konflik Keraton Makin Memuncak, Tedjowulan Bermaksud "Duduki" Keraton. |access-date=2015-05-12 |archive-date=2015-06-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150626141938/http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/01/nas01.htm |dead-url=yes |language=id |work=[[Merdeka.com]] }}</ref>
Padahal, sebelumnya dalam rapat Forum Komunikasi Putra-Putri (FKPP) Pakubuwana XII yang berlangsung [[10 Juli]] [[2004]], menetapkan bahwa putra tertua Pakubuwana XII, KGPH. Hangabehi, yang berhak menjadi raja selanjutnya, dan memilih tanggal penobatan Hangabehi sebagai raja pada [[10 September]] [[2004]].<ref>{{Cite news|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0407/15/slo04.htm |title=Penobatan Paku Buwono XIII, Rapat Putuskan 10 September. |access-date=2015-05-12 |archive-date=2015-09-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150924111548/http://www.suaramerdeka.com/harian/0407/15/slo04.htm |dead-url=yes |language=id |work=[[Merdeka.com]] }}</ref> Namun pada awal [[September]] [[2004]], secara tiba-tiba [[Tejowulan|KGPH. Tejowulan]] bersama para pendukungnya menyerbu dan mendobrak pintu [[Keraton Surakarta]]. Keributan ini bahkan sempat menimbulkan beberapa orang luka-luka, termasuk para bangsawan dan
Akhirnya pada [[10 September]] [[2004]], KGPH. Hangabehi tetap dinobatkan sebagai raja oleh para pendukungnya di [[Keraton Surakarta]]. Kehadiran tiga sesepuh keraton, yaitu Brigjen. Prof. GPH. Harya Mataram, S.H., BKPH. Prabuwinata, dan GRAy. Panembahan Bratadiningrat, yang merestui KGPH. Hangabehi menjadi ''Pangeran Adipati Anom'' di [[Keraton Surakarta|Dalem Ageng Prabasuyasa]], merupakan salah satu legitimasi bertakhtanya Hangabehi sebagai raja baru [[Kasunanan Surakarta]]. Ketiga sesepuh keraton tersebut juga berkenan mengawal Hangabehi ketika berjalan menuju ke Bangsal Manguntur Tangkil di [[Keraton Surakarta|Kompleks Sitihinggil Lor]] untuk menyaksikan dan merestui
== Riwayat Pemerintahan ==
Baris 62:
Rekonsiliasi damai antara KGPH. Hangabehi dan [[Tejowulan|KGPH. Tejowulan]] berlangsung pada tahun [[2012]], atas prakarsa [[Daftar Wali Kota Surakarta|wali kota Surakarta]] saat itu, [[Joko Widodo]].<ref name="rekonsiliasi">[https://www.solopos.com/rekonsiliasi-keraton-solo-berpelukan-dengan-tedjowulan-tangis-hangabehi-pecah-188295 REKONSILIASI KERATON SOLO: Berpelukan dengan Tedjowulan, Tangis Hangabehi Pecah] ''Solopos.com''</ref> Penandatanganan rekonsiliasi dilakukan di [[Kompleks Parlemen|Gedung Parlemen Senayan]], [[Jakarta]], [[4 Juni]] [[2012]]. Rekonsiliasi itu disaksikan berbagai pihak seperti [[Ketua Dewan Perwakilan Rakyat|Ketua DPR-RI]] [[Marzuki Alie]], pimpinan Komisi II, IV, dan IX [[DPR-RI]], perwakilan Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, [[Gubernur Jawa Tengah]] [[Bibit Waluyo]], [[Daftar Wali Kota Surakarta|Wali Kota Surakarta]] [[Joko Widodo]], dan lainnya.<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2012/06/04/11454799/Akhirnya.Keraton.Surakarta.Rekonsiliasi Akhirnya, Keraton Surakarta Rekonsiliasi.] ''Kompas.com''</ref> Rekonsiliasi menyepakati bahwa KGPH. Tejowulan bersedia melepas gelar ''Pakubuwana XIII''. Selanjutnya, Tejowulan mendapat gelar ''Kangjeng Gusti Pangeran Harya Panembahan Agung,''<ref name=viva.co.id/> dan gelar ''Susuhunan Pakubuwana XIII'' secara tunggal menjadi milik KGPH. Hangabehi.
Pada awalnya, rekonsiliasi damai tersebut sempat ditentang oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta yang dipimpin oleh [[GKR Wandansari|GKR. Wandansari]] (Gusti Moeng).<ref name="prosesi jumenengan">[http://www.jpnn.com/read/2012/06/17/130902/Prosesi-Jumenengan-di-Tengah-Konflik-Panjang-Keraton-Kasunanan-SoloProsesi-Jumenengan-di-Tengah-Konflik-Panjang-Keraton-Kasunanan-Solo,-Dikawal-Ketat-400-Petugas-Keamanan Prosesi Jumenengan di Tengah Konflik Panjang Keraton Kasunanan Solo.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140908113841/http://www.jpnn.com/read/2012/06/17/130902/Prosesi-Jumenengan-di-Tengah-Konflik-Panjang-Keraton-Kasunanan-SoloProsesi-Jumenengan-di-Tengah-Konflik-Panjang-Keraton-Kasunanan-Solo,-Dikawal-Ketat-400-Petugas-Keamanan |date=2014-09-08 }} ''Jpnn.com''</ref> Saat pelaksanaan upacara ''
Konflik kembali terjadi pada [[26 Agustus]] [[2013]]. GKR. Wandansari dan beberapa kerabat keraton yang tergabung di LDA memaksa masuk ke dalam Sasana Putra di kawasan [[Keraton Surakarta]] dan membuat kekacauan dengan membubarkan secara paksa acara ''halal bihalal'' sekaligus pengukuhan Tejowulan sebagai ''mahamenteri'' yang diadakan oleh Pakubuwana XIII.<ref name="pengukuhan"/> Bahkan, pada malam harinya terjadi keributan susulan yang mengakibatkan pendobrakan pintu gerbang Sasana Putra oleh massa pendukung Pakubuwana XIII dan sebagian warga [[Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta|Baluwarti]].<ref>[https://www.youtube.com/watch?v=igecGCArZzE BeritaSatu: Pendukung Pakubuwono XIII Dobrak Pintu Keraton Solo dengan Mobil] ''Youtube.com''</ref> Usai mendobrak pintu Sasana Putra, massa berusaha menyelamatkan Pakubuwana XIII dan keluarganya yang dicurigai telah disandera oleh pihak LDA.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/507680/mobil-hardtop-jebol-pintu-keraton-surakarta/full&view=ok Mobil Hardtop Jebol Pintu Keraton Surakarta]{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} TEMPO</ref> Setelah peristiwa tersebut, Pakubuwana XIII tidak dapat memasuki kawasan inti [[Keraton Surakarta]] dan memimpin beberapa upacara adat karena adanya penutupan beberapa akses dari kediamannya di Sasana Narendra menuju kawasan inti keraton.<ref>[https://www.solopos.com/gagasan-dilema-lembaga-dewan-adat-464981 Dilema Lembaga Dewan Adat] ''Solopos.com''</ref> Setelah [[TNI]] dan [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Kepolisian]] turun tangan serta adanya mediasi antara pihak Pakubuwana XIII dan Lembaga Dewan Adat,<ref>[https://solo.tribunnews.com/2017/04/15/breaking-news-brimob-dan-tni-amankan-keraton-solo?page=all Brimob dan TNI Amankan Keraton Solo] Tribun Solo</ref><ref>[https://mediaindonesia.com/nusantara/99214/sekat-seng-keraton-dibongkar Sekat Seng Keraton Dibongkar] Media Indonesia</ref> pada bulan [[April]] [[2017]] akhirnya Pakubuwana XIII dan Tejowulan bisa kembali masuk ke dalam keraton dan menyelenggarakan upacara ''
=== Peran sebagai raja Surakarta ===
Baris 70:
[[Berkas:HWD ISI Surakarta 2018 SISKS Paku Buwono XIII MURI.jpg|jmpl|300x300px|Susuhunan Pakubuwana XIII bersama [[Daftar Bupati Wonogiri|KPA. Begug Purnomosidi]] dan perwakilan dari [[Institut Seni Indonesia Surakarta]] ketika menerima piagam dari [[Museum Rekor Dunia Indonesia|MURI]] saat penutupan acara Hari Wayang Dunia IV tahun [[2018]].]]
Sejak dinobatkan menjadi raja [[Kasunanan Surakarta]] pada [[10 September]] [[2004]], Susuhunan Pakubuwana XIII telah berperan dan terlibat dalam berbagai peristiwa penting, khususnya mengenai posisinya sebagai kepala [[Wangsa Mataram|keluarga keraton]] dan yang dipertuan pemangku takhta adat, yang merupakan simbol dan pemimpin informal [[Budaya Jawa|kebudayaan]] [[Suku Jawa|Jawa]] khususnya budaya Jawa ''gagrag'' (gaya) Surakarta. Selain menyelenggarakan berbagai upacara adat dan acara besar keraton seperti labuhan, [[grebeg]], [[sekaten]], kirab malam [[Tahun Baru Jawa|1 Sura]], dan lain-lain,<ref name="penjaga budaya">[https://www.youtube.com/watch?v=rX5VihWEKbE Indonesia Bagus: Karaton Surakarta, Eksistensi Sang Penjaga Budaya] ''Youtube.com''</ref> Pakubuwana XIII juga melanjutkan tradisi pemberian gelar kebangsawanan atau kepangkatan (selain yang diberikan untuk keluarga keraton dan
Sebagai raja [[Kasunanan Surakarta]] yang secara tradisional dianggap sebagai figur pelindung kebudayaan Jawa, pada tahun [[2014]] Susuhunan Pakubuwana XIII bersama [[Hamengkubuwono X|Sultan Hamengkubuwana X]] dari [[Kesultanan Yogyakarta]] dan perwakilan dari [[Kesultanan Kasepuhan|Kesultanan Kasepuhan Cirebon]] turut menghadiri kirab dan sarasehan kebudayaan dalam rangka hari jadi [[Kabupaten Batang]].<ref>[https://jateng.tribunnews.com/2014/05/13/4-raja-hadiri-maritim-carnaval-di-batang 4 Raja Hadiri Maritim Carnival di Batang] Tribun Jateng</ref> Dalam bidang pelestarian kebudayaan, Pakubuwana XIII beberapa kali menghadiri dan berpartisipasi dalam berbagai pameran [[keris]] dan ''tosan aji'' serta mengadakan pergelaran [[wayang kulit]].<ref name="penjaga budaya"/> Pada peringatan Hari Wayang Nasional dan Dunia di [[Institut Seni Indonesia Surakarta]] tahun [[2018]], Susuhunan Pakubuwana XIII bersama [[Daftar Bupati Wonogiri|KPA. Begug Purnomosidi]] (mantan [[bupati]] [[Wonogiri]]) turut menerima penghargaan [[Museum Rekor Dunia Indonesia]] sebagai pemrakarsa pergelaran wayang kulit dengan ''kelir'' terpanjang di dunia.<ref>[https://www.youtube.com/watch?v=NwCweA0kTC8&t=5485s UPT. Audio Visual ISI Surakarta: Upacara Penutupan Hari Wayang Dunia ke-4 tahun 2018] ''Youtube.com''</ref> Di tahun [[2018]], Susuhunan Pakubuwana XIII selaku pemimpin tertinggi keluarga besar [[Keraton Surakarta]] memberikan ''kekancingan'' dan surat silsilah kepada keluarga keturunan [[Sis Tjakraningrat|Mr. RAA. M. Sis Cakraningrat]] dan GKR. Pembayun (putri tunggal [[Pakubuwana X|Susuhunan Pakubuwana X]] dengan permaisurinya, GKR. Hemas) yang menjadi bukti pengesahan bahwa mereka adalah pemilik sah dari tanah seluas beberapa hektar di [[Temon, Kulon Progo]] yang akan dipergunakan untuk bangunan [[Bandar Udara Internasional Yogyakarta]], yang kepemilikannya sempat diklaim oleh orang lain.<ref>[https://www.suaramerdeka.com/jawa-tengah/pr-0461861/keturunan-pakubuwono-x-klaim-sebagian-tanah-bandara-nyia-miliknya Keturunan Pakubuwono X Klaim Sebagian Tanah Bandara NYIA Miliknya] Suara Merdeka</ref><ref>[https://daerah.sindonews.com/berita/1288264/189/satukan-keluarga-yang-terpisah-pb-xiii-berikan-surat-silsilah-trah-pb-x?showpage=all Satukan Keluarga yang Terpisah, PB XIII Berikan Surat Silsilah Trah PB X] ''Sindonews.com</ref>
[[Berkas:Adipati Mangkunegara X dan Sunan Pakubuwono XIII 230301.jpg|jmpl|300x300px|Susuhunan Pakubuwana XIII bersama
Susuhunan Pakubuwana XIII aktif memimpin langsung pelaksanaan upacara-upacara adat dan menghadiri peresmian perkumpulan
=== Melantik putra mahkota ===
Dalam upacara ''
=== Rekonsiliasi dengan GKR. Wandansari dan Lembaga Dewan Adat ===
Baris 93:
== Silsilah ==
[[Berkas:IMG20240206-Pakoe-Boewono-XIII.jpg|jmpl|300x300px|Susuhunan Pakubuwana XIII tampak difoto bersama GKR. Pakubuwana dan beberapa putra-putri (GKR. Timoer, GRAy. Devi, GRAy. Ratih, GRAy. Putri, KGPAA. Hamangkunegara), menantu, serta cucu, seusai upacara ''Tingalan Dalem Jumenengan'' ke-20, [[6 Februari]] [[2024]].]]
* Anak laki-laki pertama dari [[Pakubuwana XII|Susuhunan Pakubuwana XII]] dan KRAy. Pradapaningrum/K.R. Ageng.
Baris 118 ⟶ 120:
# BRM. Suryo Wijaya Basudewa
== Pranala
* {{en}} [http://www.nytimes.com/2008/02/17/world/asia/17solo.html?ex=1360990800&en=44a2c0fc90941539&ei=5088&partner=rssnyt&emc=rss "In a Sultanate Known as Solo, One Too Many Kings,"] ''NY Times'' Feb. 17, 2008, by Seth Mydans
Baris 126 ⟶ 128:
{{Reflist|30em}}
== Lihat
* [[Kasunanan Surakarta]]
* [[Daftar Raja Jawa]]
|