Kekaisaran Jerman adalah [[Kerajaan federal|kekaisaran federal]] yang [[Negara bagian di Kekaisaran Jerman|terdiri dari 26 negara bagian]], hampir semuanya dipimpin oleh [[bangsawan]]. Dari 26 negara bagian tersebut, terdapat empat [[kerajaan]], enam [[keharyapatihan]], lima [[kadipaten]], tujuh [[kepangeranan]], tiga [[Negara kota|kota]] [[Liga Hansa|Hansa]] [[Kota kekaisaran merdeka|merdeka]], dan satu [[Negara bagian di Kekaisaran Jerman#Wilayah kekaisaran|wilayah kekaisaran]]. Meskipun Prusia hanyalah satu dari ke-26 negara bagian, Prusia mencakup dua pertiga wilayah dan penduduk Jerman. Hal ini melatarbelakangi kedigdayaan Prusia dalam kekaisaran, selain karena kedudukan rajanya sebagai kaisar menurut undang-undang dasar.
Setelah 1850, negara-negara Jerman [[Industrialisasi|berindustrialisasi]] dengan giat, khususnya dalam bidang [[batu bara]], [[besi]] (nantinya pun [[baja]]), [[kimia]], dan perketaapian. [[Demografi Jerman|Penduduk Jerman]] yang semula hanya 41 juta jiwa pada 1871 meningkat menjadi 68 juta jiwa pada 1913. Masyarakat Jerman yang awalnya sebagian besar tinggal di [[Desa|perdesaan]] kebanyakan [[Urbanisasi|terurbanisasi]].<ref>J. H. Clapham, ''The Economic Development of France and Germany 1815–1914'' (1936)</ref> Keberhasilan industrialisasi Jerman ditunjukkan oleh lebih besar dan modernnya pabrik-pabrik Jerman dibandingkan pabrik-pabrik [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]] maupun [[Republik Prancis Ketiga|Prancis]].<ref>[https://www.britannica.com/place/Germany/The-economy-1890-1914 Germany article of Encyclopedia Britannia, Link ]</ref> Jerman merajai bidang [[ilmu alam]] dunia, terutama [[fisika]] dan [[kimia]]. Sepertiga [[Penghargaan Nobel]] dianugerahkan kepada penemu-penemu dan peneliti-peneliti Jerman. Selama berdiri, Kekaisaran Jerman berhasil menjadi raksasa [[industri]], [[teknologi]], dan [[Ilmu|ilmu pengetahuan]] [[Eropa]] dan pada 1913, Jerman menjadi ekonomi terbesar di [[Daratan Eropa|Eropa Benuadaratan]] dan ketiga terbesar di dunia.<ref name="Gat2008">{{cite book|author=Azar Gat|year=2008|url=https://books.google.com/books?id=S6gSDAAAQBAJ&pg= PA517|title=War in Human Civilization|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-923663-3|page=517}}</ref> Jerman pun dianggap sebagai salah satu negara [[kekuatan besar]]. Jerman berhasil membangun jaringan rel terpanjang di Eropa, [[angkatan darat]] terkuat di dunia, dan dasar industri yang bertumbuh dengan cepat.<ref>Alfred Vagts, "Land and Sea Power in the Second German Reich." ''[[The Journal of Military History]]'' 3.4 (1939): 210+ {{JSTOR|3038611}}</ref><ref>Paul Kennedy, ''The Rise and Fall of the Great Powers: Economic Change and Military Conflict from 1500 to 2000'' (1987)</ref> Meskipun dahulu kecil, [[Kaiserliche Marine|angkatan laut Jerman]] mampu tumbuh menjadi yang terkuat kedua di dunia, hanya setelah [[Angkatan Laut Britania Raya|Angkatan Laut Kerajaan]] Britania. Setelah [[Otto von Bismarck]] dicabut dari jabatan keperdanamenteriannya oleh [[Wilhelm II dari Jerman|Wilhelm II]] pada 1890, Jerman mencanangkan ''[[Weltpolitik]]'', pandangan politik luar negeri baru yang bersumbangsih pada pecahnya [[Perang Dunia I]].
Dari 1871 hingga 1890, masa pemerintahan [[Otto von Bismarck]] sebagai [[Kanselir Jerman|kanselir]] pertama dan terlama dikenali dengan kecondongannya terhadap [[liberalisme]], meskipun pada akhirnya menjadi semakin konservatif. Penataan ulang besar-besaran dan ''[[Kulturkampf]]'' menjadi dua hal terbesar dalam jabatannya. Meskipun pada awalnya Bismarck menentang [[penjajahan]], Jerman berakhir [[Imperium kolonial Jerman|terlibat di dalamnya]]. Jerman menguasai wilayah-wilayah sisa yang belum diambil dalam [[Perebutan Afrika]]. Walaupun demikian, Jerman berhasil membangun [[Imperium kolonial|imperium penjajahan]] terbesar ketiga di dunia pada masanya, setelah [[Imperium Britania Raya|Britania Raya]] dan [[Imperium kolonial Prancis|Prancis]].<ref>{{cite news|author=Matthias Heine|date=17 September 2012|title=Diese deutschen Wörter kennt man noch in der Südsee|url=https://www.welt.de/kultur/article168705897/Diese-deutschen-Woerter-kennt-man-noch-in-der-Suedsee.html|work=Die Welt|language=de|access-date=18 April 2021|quote=Einst hatten die Deutschen das drittgrößte Kolonialreich ...}}</ref> Sebagai negara penjajah, Jerman sering kali menghadapi sengketa dengan [[Kekuatan besar|kuasa-kuasakekuatan besar Eropa]] lainnya, khususnya Britania Raya. Pada masa perluasan penjajahannya, Kekaisaran Jerman sempat melakukan [[Genosida Herero dan Namaqua|tindak pembantaian di Herero dan Namaqua]].<ref>{{cite news|last=Steinhauser|first=Gabriele|date=28 July 2017|title=Germany Confronts the Forgotten Story of Its Other Genocide|url=https://www.wsj.com/articles/germany-confronts-the-forgotten-story-of-its-other-genocide-1501255028|work=[[The Wall Street Journal]]|language=en-US|issn=0099-9660}}</ref>
Penerus Bismarck tidak mampu menjaga hal-hal yang telah diatur sedemikian rupa oleh Bismarck. Jerman semakin bergeser, sering kali membentuk persekutuan yang saling bertumpang tindih dengan negara lain, yang membuat Jerman terpencil secara diplomatis. [[Wilhelminisme|Masa ini]] ditandai oleh beberapa sebab, khususnya keputusan [[Kaisar Jerman|kaisar]] yang sering kali tidak sesuai dengan keinginan rakyat ataupun tidak dapat disangka oleh rakyat. Pada 1879, Kekaisaran Jerman mengencangkan [[Persekutuan Ganda]] dengan [[Austria-Hungaria]], kemudian [[Persekutuan Ganda Tiga (1882)|Persekutuan Ganda Tiga]] dengan [[Kerajaan Italia (1861–1946)|Italia]] pada 1882. Jerman pun [[Hubungan Jerman dengan Turki|menjalin hubungan yang kuat]] dengan [[Kesultanan Utsmaniyah]]. Saat krisis besar terjadi pada 1914, Italia meninggalkan persekutuan dan [[Persekutuan Utsmaniyah-Jerman|Utsmaniyah secara resmi bersekutu dengan Jerman]].
Pada Perang Dunia I, [[Rencana Schlieffen|rencana Jerman untuk merebut Paris dengan cepat]] pada musim gugur 1914 gagal dan perang di [[Front Barat (Perang Dunia I)|barat]] remis. [[Blokade Jerman|Blokade laut oleh Sekutu]] menyebabkan kekurangan makanan. Meskipun demikian, keberhasilan Jerman di [[Front Timur (Perang Dunia I)|timur]] berujung dengan [[Traktat Brest-Litovsk|Perjanjian Brest-Litovsk]]. Pernyataan [[Peperangan kapal selam takterbatas|perang kapal selam takterbatas]] oleh Jerman memicu keikutsertaan [[Amerika Serikat]] dalam perang. Setelah [[Serangan Musim Semi]], pada Oktober 1918, tentara Jerman [[Serangan Seratus Hari|terpukul mundur]]. Sekutu Jerman, [[Austria-Hungaria]] dan [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]] bubar, sedangkan [[Kerajaan Bulgaria|Bulgaria]] menyerah. Kekaisaran Jerman pun turut tumbang pada [[Revolusi Jerman 1918-1919|Revolusi November 1918]] yang berujung pada [[penurunan takhta Wilhelm II]]. Penerus Kekaisaran Jerman, [[Republik Weimar]], diwariskan tatanan masyarakat yang hancur dan [[Perjanjian Versailles|pampasan perang senilai 132 mark emas dan penurunan daya militer]].<ref>{{Cite web|last=Blakemore|first=Erin|title=Germany's World War I Debt Was So Crushing It Took 92 Years to Pay Off|url=https://www.history.com/news/germany-world-war-i-debt-treaty-versailles|website=HISTORY|language=en|access-date=2019-11-17}}</ref><ref>{{Cite web|last=Archives|first=The National|title=The National Archives Learning Curve {{!}} The Great War {{!}} Why was it hard to make peace?|url=https://www.nationalarchives.gov.uk/education/greatwar/g5/cs2/background.htm|website=www.nationalarchives.gov.uk|language=en-GB|access-date=2021-11-14}}</ref> Kehancuran ekonomi yang diperparah [[Depresi Besar]], termasuk penghinaan dan amarah yang rakyat Jerman rasakan akibat kekalahan ini akan memicu kebangkitan [[Adolf Hitler]] dan [[Nazisme]].<ref>{{Cite web|title=How Did Hitler Happen?|url=https://www.nationalww2museum.org/war/articles/how-did-hitler-happen|website=The National WWII Museum {{!}} New Orleans|language=en|access-date=2021-11-14}}</ref>
== Kependudukan ==
|