Siti Hayinah Mawardi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 55:
'''Siti Hayinah Mawardi''' ([[Ejaan Van Ophuijsen]]: '''Siti Hajinah Mawardi'''; lahir di [[Kauman, Yogyakarta|Kampung Kauman]], [[Yogyakarta]] pada 1906 dan meninggal di [[Kota Yogyakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] pada 27 April 1991) adalah tokoh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah ke-27 dan ke-29–32. Dia adalah anak ketiga dari Mohammad Narju, seorang pengusaha [[batik handel]], sedangkan keluarganya menjadi pendukung organisasi [[Muhammadiyah]].
 
Hayinah menempuh pendidikan di [[Neutraal Meisjes School]] (sekolah umum), [[Hollandsch-Inlandsche School]] (HIS), dan [[Fur Huischoud School]] (FHS). Pendidikan tersebut memunculkan suatu kesadaran kritis dalam dirinya bahwa adat dalam kehidupan masyarakat saat itu menghambat pola kemajuan wanita. Dia tercatat lima kali menjabat sebagai Ketua [[Aisyiyah|Pimpinan Pusat Aisyiyah]], yaitu 1946–1950, 1953–1956, 1956–1959, 1959–1962, dan 1962–1965.
 
Partisipasinya dalam skala nasional adalah menjadi peserta [[Kongres Perempuan Indonesia|Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Pertama]] bersama dengan [[Siti Munjiyah]], yang diselenggarakan di [[Ndalem Jayadipuran]] pada 22–25 Desember 1928. Munjiyah membacakan pidato dengan judul ''Derajat Perempuan'', sedangkan Hayinah menyampaikan tentang ''Persatuan Manusia''. Persoalan yang diusungnya berkaitan dengan semangat persatuan dan kesatuan yang digadang-gadang dalam penyelenggaraan kongres.
 
== Latar belakang ==