Siti Hayinah Mawardi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 108:
Persoalan yang diusungnya berkaitan dengan semangat persatuan dan kesatuan dalam penyelenggaraan kongres. Menurut dirinya, persatuan merupakan alat untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan. Sementara itu, upaya untuk menghadirkan persatuan dapat ditempuh melalui saling memelihara persaudaraan di antara peserta kongres. Dia menyambut dengan baik usaha untuk mempersatukan perserikatan wanita (Suryochondro, 1984).
 
Ketika duduk dalam kepanitiaan Kowani I, Hayinah tidak memahamimenganggap gerakan [[emansipasi]] yang diusung oleh kongres sebagai upaya menyamakan kedudukan kaum wanita dengan laki-laki. Baginya, reformasi kehidupan wanita harus ditempuh melalui jalur pendidikan dan tidak cukup hanya ''suwarga nunut, neraka katut'' (surga menumpang dan ke neraka pun ikut)''.'' Kaum wanita memang memiliki hak dan kedudukan yang sama dengan laki-laki, tetapi mereka tidak dapat melupakan kodratnya sebagai wanita (Mu’arif & Setyowati, 2014).
 
Hasil pemikirannya itu dapat ditilik dalam artikelnya berjudul ''Kemajuan'' yang diterbitkan di ''Suara Aisyiyah''. Dia mengkritik pandangan naif dari para pengikut gerakan emansipasi yang telah melupakan budaya sendiri dan mengikuti arus budaya Barat sebagai berikut.