Tan Malaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k Masa muda: kosmetika dasar
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Keluarga dan masa kecil: Pranala Kweekschool dan SMAN 2 Bukittinggi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 46:
Nama lengkap Tan Malaka adalah '''Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka'''.{{efn|Kata gelar dalam gelarnya, "Gelar Datuk Tan Malaka" menyiratkan bahwa ia adalah seorang penghulu andiko, atau kepala resmi dari sabuah parui (komunitas keturunan nenek moyang pihak ibu yang berhubungan dengan rumah ibu tertentu, komponen penting dari tatanan sosial Minangkabau).{{sfn|Mrázek|1972| p = 6}}}} Nama aslinya adalah Ibrahim, tetapi ia dikenal baik sebagai seorang anak dan orang dewasa sebagai Tan Malaka, sebuah nama kehormatan dan semi-bangsawan, ia mewarisi dari latar belakang bangsawan ibunya.{{sfn|Jarvis|1987| p = 41}} Ia lahir di [[Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota|Nagari Pandam Gadang]], [[Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota|Gunuang Omeh]], [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]] yang saat itu berada di bawah kekuasaan [[Hindia Belanda]].{{sfn|Mrázek|1972| p = 6}} Tanggal lahirnya tidak jelas, dan bervariasi dari sumber ke sumber, tetapi kemungkinan antara tahun 1894 dan 1897.{{efn| name = Date of birth|Dalam "Kematian Tan Malaka" karya Djamaludin Tamin,{{sfn|Tamin|1965| p = 3}} dan Helen Jarvis ''Tan Malaka: Pejuang Revolusioner atau Murtad?'',{{sfn|Jarvis|1987| p = 41}} tanggal lahirnya tercantum pada tahun 1896, Tamin menyebutkan tanggal lahirnya yang tepat pada tanggal 2 Juni 1896. Sumber lain juga menyebutkan tanggal lahirnya yang berbeda, Wasid Suwarto menyebutkan tanggal 14 Oktober 1897.,{{sfn|Suwarto|2006| p = 29}} sedangkan Harry Poeze menyatakan bahwa Tan Malaka lahir sekitar tahun 1894.{{sfn|Poeze|2008| p = xv}}}}
 
Ayahnya adalah HM. Rasad Caniago, seorang buruh tani, dan ibunya, Rangkayo Sinah Simabur, putri seorang tokoh terpandang di desa tersebut. Sebagai seorang anak, Tan Malaka tinggal bersama orang tuanya di Suliki, dan belajar [[Islam|ilmu agama]] dan dilatih dalam seni bela diri [[pencak silat]].{{sfn|Syaifudin|2012| pp = 53 – 54}} Pada tahun 1908, Tan Malaka bersekolah di [[Kweekschool]] (kini [[SMA Negeri 2 Bukittinggi]]), sekolah guru negeri, di [[Fort de Kock]].{{sfn|Mrázek|1972| p = 5}} Di Kweekschool, Tan Malaka belajar [[bahasa Belanda]] dan menjadi pemain sepak bola yang terampil.{{sfn|Syaifudin|2012| pp = 53 – 54}}{{sfn|Syaifudin|2012| p = 55}} Menurut gurunya, G. H. Horensma, meskipun Tan terkadang tidak patuh, dia adalah murid yang sangat baik.{{sfn|Syaifudin|2012| pp = 53 – 54}} Ia lulus pada tahun 1913, dan kembali ke desanya. Kepulangannya akan ditandai dengan penganugerahan gelar adat yang tinggi sebagai [[datuk]] dan tawaran tunangan. Namun, dia hanya menerima gelar.{{sfn|Syaifudin|2012| p = 55}} Dia berhasil mendapatkan uang dari desa untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, dan dia berlayar ke [[Rotterdam]] pada tahun yang sama.{{sfn|Mrázek|1972| p = 6}}
 
=== Pendidikan di Belanda ===