Abdur Rahman dari Banjar: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan pranala ke halaman disambiguasi |
k Mengembalikan suntingan oleh Henrys Wirakusumah (bicara) ke revisi terakhir oleh Wagino Bot Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 1:
{{Infobox Monarch
|name =
|title =
|othertitles =Ratu Anom<br />Pangeran Abdur Rahman{{br}}Sultan Moeda Abdoe'l Rachman<ref>{{nl}} {{cite book|pages=139|url=http://books.google.co.id/books?id=UMkUAAAAIAAJ&lpg=PA139&dq=Sultan-moeda%20Abdoe&pg=PA139#v=onepage&q&f=false|title=Nederlanderh, Indie Hosti|publisher=Brill Arsip}}</ref>
|
|
|
|predecessor =[[Pangeran Ratu Sultan Adam]]
|
|
|regent =[[Daftar Sultan Muda Banjar|''Lihat daftar'']]
|
1. [[Permaisuri]] Ratoe Salmah/Salmiyah binti Pangeran Masoöd (adik [[Pangeran Antasari]])<br />
2. Njahi Besar Aminah<br />
3. Njahi Halimah Putri Juriat syaikh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] <br>
4. Ratoe Siti (Mariama) binti [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] Menikah Pada usia 15 tahun (diceraikan)<ref name="pegustian"/> {{br}}
|issue =
1. ♂
2. ♂ [[Putra Mahkota]] Pangeran Ratu Tamjid-Illah / [[Tamjidillah II]] - anak Nyai Besar Aminah tahun 1857 usia 38,Pada tahun 1274 Hijriyah bertepatan tanggal 3 November 1857 Tamjidillah II (umur 38 tahun) telah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Sultan Banjar<ref name="Tijdschrift 9">{{cite book|pages=122|url=http://books.google.co.id/books?id=hZJUAAAAcAAJ&dq=pangeran%20Ratoe%20Ismael&hl=id&pg=PA122#v=onepage&q=pangeran%20Ratoe%20Ismael&f=false|title=Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap|volume= 9|publisher=Lange|year=1860|first=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia)|last=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) }}</ref>{{br}}
3. ♂ [[Adipati]] Puruk Cahu [[Banua Lima]] Pangeran Aria Koesoema - anak Nyai Besar Aminah<ref name="Tijdschrift 9"/>{{br}}
4. ♂ [[Pangeran Mangkubumi]] [[Pangeran Wira Kasoema]] - anak Nyai Halimah Putri Juriat Syaikh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]]<ref name="Tijdschrift 9"/>{{br}}
5. ♂ [[Putra Mahkota]] Pangeran Ratu Hijdajat / [[Hidayatullah II dari Banjar]] Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53 hidayattulah II tahun 1857 usia 32.- anak Ratu Siti<ref name="Tijdschrift 9"/>{{br}}
6. ♂ Pangeran Jiwa<br>
7. ♂ Pangeran Abdullah<ref name="Tijdschrift 9"/>{{br}}
8. ♂ Pangeran Achmat<ref name="Tijdschrift 9"/>{{br}}
9. ♀ Ratoe Zinoen-Aria/Ratoe Ishak<ref name="Tijdschrift 9"/>{{br}}
10. ♀ Ratoe Salamah/Ratoe Krama Djaija Kasoema<ref name="Tijdschrift 9"/>{{br}}
|royal house =Dinasti Banjarmasin
|father =[[Sultan
|mother =Njahi Ratoe Kamala Sarie atau Njahi Ratoe Koemala Sarie atau Nyai Ratu [[Kamala Sari]]
|
|date of birth =
|place of birth =[[Kesultanan Banjar]]
|date of death =[[5 Maret]] [[1852]]<ref name="pegustian"/><ref>{{nl}} {{cite book|pages=16|title=Pangeran Antasari|first=Mohamad Idwar|last=Saleh|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|year=1993|url=http://books.google.co.id/books?id=12EeAAAAMAAJ&q=ratu+anom+mangkubumi+kencana&dq=ratu+anom+mangkubumi+kencana&hl=id&sa=X&ei=W3hzU83GHIf5rQeU34CADg&ved=0CDAQ6AEwAQ}}</ref>
|place
|}}
[[Berkas:Sultan Muda Abdurrahman - Makam 002.jpg|jmpl|Makam Sultan Muda Abdurrahman di Martapura,Kabupaten Banjar]]
'''Pangeran Ratu Anum Sultan Muda Abdul Rahman
| url= https://books.google.co.id/books?id=vEtmAAAAMAAJ&q=Antassari+ratoe-sulthan-abdoel-rachman&dq=Antassari+ratoe-sulthan-abdoel-rachman&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjcgZmUqpznAhXZfX0KHesTD6oQ6AEIKzAA
| pages= 454
Baris 84 ⟶ 70:
|location=Netherlands
|publisher=Boekhandel en Drukkerij voorheen E.J. Brill
|year=1910}}</ref> atau '''Sulthan Moeda Abdoel Rachman''' (EBI: Sultan Muda Abdul Rahman), nama sebelumnya '''[[Pangeran Ratu|Pangeran Ratoe]]'''<ref name="Tijdschrift 23">{{nl}} (1861){{cite book|pages=70|url=http://books.google.co.id/books?id=ZxkmAQAAIAAJ&dq=pangeran%20mangkoeboemi&pg=PA70#v=onepage&q=pangeran%20mangkoeboemi&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=23|publisher=Ter Lands-drukkerij}}</ref> adalah [[Sultan Muda]] [[Kesultanan Banjar]] yang sedianya akan menggantikan ayahandanya [[Sultan Adam]] kelak sebagai [[Sultan Banjar]], akan tetapi '''Pangeran Abdur-Rahman''' sendiri lebih dulu mangkat pada [[5 Maret]] [[1852]].<ref>{{id}} Mohamad Idwar Saleh, Sri Sutjiatiningsih; ''[[Pangeran Antasari]]'', Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1993</ref> sehingga menimbulkan krisis [[suksesi]] ketika Sultan Adam mangkat 1 November 1857 dalam usia 86 tahun. Sebelumnya mangkubumi Kesultanan Banjar yaitu [[Pangeran Mangkubumi Nata]] (Pangeran Husin) juga telah meninggal dunia 1842.Pangeran Noch [[Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana]] dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan [[Pangeran Mangkubumi Nata]] Pangeran Husin.
Pangeran [[Tamjidillah II]] dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai [[Putra mahkota]] Pangeran Ratu Sultan Muda Banjar 10 Juni 1852 - 3 November 1857 .
'''Besluit 4 Januari 1857 No. 41'''
Hadjrat Annabi Salallahu alaihi wassallam seribu dua ratus tudjuh puluh tiga pada kesembilan hari bulan Sjafar kepada hari Chamis djam pukul sepuluh pagi2.
Mendjadi hadjrat Almasih kesembilan hari bulan Oktober hari Chamis tahun seribu delapan ratus lima puluh enam, maka dewasa itulah sahaja Pangiran Hidajat Allah jang dengan permintaan Sri Paduka Tuan Sultan Adam Alwasikh Billah jang mempunjai tahta keradjaan Bandjarmasin beserta mupakatan dengan Sri Paduka Tuan van de Graaff residen Bandjarmasin jang memegang kuasa atas segala tanah sebelah Selatan dan Timur pulau Kalimantan sudah terima oleh Sri Paduka Jang Dipertuan Besar Gurnadur Djenderal dari tanah Hindia Nederland jang bersemajam di Betawi.
Mendjadi mangkubumi dikeradjaan Bandjarmasin bepersembahan suatu surat persumpahan ini kechadirat geburmin Hindia Nederland pada menjatakan ha mim Allah wal Rasul.
Pertama : bahwa dengan sesungguhnja sahaja berdjandji hendak maangkat pekerdjaan mangkubumi itu dengan hati jang tulus dan ichlas serta senantiasa hendak bepertolongan didalam maksud dan kehendak geburmin Hindia Nederland.
Kedua : bahwa sahaja berdjandji akan mengikuti dan mendengar sekalian titah dan perintah Sri Paduka Tuan Residen dari tanah Selatan dan timur pulau Kalimantan jang mendjadi wakil mutlaq geburnemin dipulau ini dan perintah Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin.
Ketiga : bahwa sahaja berdjandji hendak memelihara kari tulus dan ichlas antara geburnemin Hindia Nederland dengan Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin senantiasa djuga adanja.
Keempat : bahwa sahaja berdjandji hendak mendjalankan hukum jang adil dan berbuat sekalian jang mendjadikan selamat dan sentosanja Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin.
Kelima : bahwa sahaja berdjandji hendak mendjalankan sekalian aturan dan perintahan menurut seperti jang tersebut didalam kontrak jang telah diperbuat antara geburnemin Hindia Nederland dengan Sri Paduka Tuan Sultan Bandjarmasin serta mendjaga orang melanggar itu.
Kaenam : bahwa sahaja berdjandji dengan sebolih-bolihnja djua hendak mengerdjakan atas segala hal jang mendjadikan kebaikan dan sentosa keradjaan Bandjarmasin.
Ketudjuh : bahwa sahaja berdjandji tiada hendak berbuat keberatan dan kesusahan pada orang2 negeri hanja akan membuat aturan jang baik supaja segala orang didalam daerah Sri Paduka Tuan Sultan dihukumkan dengan hukum jang adil.
Kedelapan : maka sahaja mengaku lagi jang sahaja tiada sudah memberi sesuatu apa2 pembarian dan tiada sudah akan memberi apa2 kepada orang2 baik siapa2 jang oleh karena itu sahaja akan mendapat pekerdjaan mangkubumi ini. Maka demikian tersurat tiga kali sama bunjinja pada hadjemat jang tersebut diatas ini serta dibubuh tjap dengan tapak tangan sahaja sendiri dihadapan Sri Paduka Tuan Residen jang tersebut diatas ini dan dihadapan Sri Paduka Tuan Sultan Adam Alwasikh Billah dan Paduka Tuan Sultan Muda Tamdjid Illah serta sekalian radja2 dan menteri2 ditempat Sri Paduka Tuan Residen Bandjarmasin adanja.
Tjap : Sultan muda Tamdjid Illah.
Warna hidjau dalam lingkaran huruf Latin ditengah dengan huruf Arab.
Zegel : Sultan Adam.
Zegel : Zuid an Oost kust van Borneo
Ie main tiendrai.
ttd. van de Graaff.
Zegel ditulis dengan huruf Arab. Pangeran Hidajat Allah. Zegel warna merah.
'''Pangeran yang menyandang gelar Pangeran Mangkubumi:'''
1. [[Rakyatullah dari Banjar]] Pangeran Dipati [[Mangkubumi]] (Raden Halit), mangkubumi Banjar pada masa Sultan [[Saidullah dari Banjar]] Saidullah 1657-1660
2. Pangeran Mas Dipati, [[mangkubumi]] Banjar tahun 1660-1663.
3. Pangeran Mangkoe Boemi Tamjidullah 1734-1758 [[Sepuh dari Banjar]]
4. Pangeran Nata Mangkoe Boemi 1761-1801 [[Sunan Nata Alam]]
5. Pangeran Ismail Ratu Anum Mangku Dilaga Sukma Dilaga Ratoe Anom Mangkoe Boemi Ismail dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda,ditahan kemudian dibunuh oleh Sultan Sulaiman karena diduga akan melakukan kudeta.Jabatan mangkubumi kemudian dipegang oleh Pangeran Husein dengan gelar [[Pangeran Mangkubumi Nata]] putera Sultan Sulaiman sendiri
6. [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] (Pangeran Husin), mangkubumi Banjar 1823-1842
7. Pangeran Noch [[Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana]] dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Pangeran Husin [[Pangeran Mangkubumi Nata]] .
8. Pangeran [[Tamjidillah II]] dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda berdasarkan besluit per tanggal 13 November 1851 No. 2 untuk menggantikan Pangeran Noch [[Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana]]
9. [[Hidayatullah II dari Banjar]] , dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Pangeran [[Tamjidillah II]] 1856 -`1860 sebagai pangeran [[Mangkubumi]] namun 1857 -September 1859 pecah Perang Gerilya berakhir September 1859 Dinobatkan Jadi Sultan Banjar. untuk Pemerintahan [[Mangkubumi]] [[Pangeran Wira Kasoema]]
10. [[Pangeran Wira Kasoema]] dilantik oleh oleh sultan Hidayatullah II dari Banjar memerintah:1859 -1862 (memerintah: 1857-1862)
11. [[Pangeran Muhammad Said]] adalah mangkubumi Kesultanan Banjar (Pagustian) dan sekaligus seorang pejuang perang Banjar(memerintah: 1862-1875)
12. [[Pangeran Perbatasari]] adalah mangkubumi Kesultanan Banjar (Pagustian) dan sekaligus seorang pejuang perang Banjar. (memerintah: 1875-1885)
Pangeran Sultan Muda Abdur-Rahman memiliki beberapa isteri:
# [[Permaisuri]]: '''Ratu Sultan Abdur Rahman'''/'''Ratu Salmiyah''' <ref name="pegustian">{{id}} Helius Sjamsuddin; Pegustian dan Temenggung: akar sosial, politik, etnis, dan dinasti perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, 1859-1906; Balai Pustaka, 2001</ref> adik dari [[Pangeran Antasari]], melahirkan bayi yang diberi nama Rachmad Illah/Rahmatillah (calon Putra Mahkota yang wafat). Perkawinan mereka diharapkan akan merukunkan keluarga besar [[Sultan Kuning]]/Sultan Hamidullah (Tutus Tuha) dan keluarga besar mangkubumi [[Tamjidullah I]] (Tutus Anum) yang pada masa sebelumnya memperebutkan tahta.<ref name="De Indische gids 12">{{cite book
| pages= 2397
| title= De Indische gids
Baris 158 ⟶ 152:
| url=https://www.google.co.id/books/edition/De_ondergang_van_het_Bandjermasinsche_ri/PoFVAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Rachmad+Illah&pg=PA9&printsec=frontcover
}}</ref>
# [[Selir]]: '''Nyai Besar Aminah''' (Nyai Biyar / Nyai Dawang), seorang keturunan Cina-Dayak yang melahirkan 2 anak perempuan dan 2 anak lelaki, diantaranya Pangeran [[Tamjidullah II]] (menjabat mangkubumi yang kelak diangkat Belanda sebagai Sultan Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53 sultan tamjid II tahun 1857 usia 38. Pada tahun 1274 Hijriyah bertepatan tanggal 3 November 1857 Tamjidillah II (umur 38 tahun) telah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Sultan Banjar,
# Selir: '''Njahi Halimah Putri Juriat Syaikh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] ibu dari Pangeran Wira Kasoema. [[Pangeran Wira Kasoema]] dinobatkan rakyat Banua Lima pada bulan September 1859 sebagai mangkubumi mendampingi Adindanya Sultan Hidayatullah II.
# Permaisuri: '''Ratu Siti''' binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata. [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] (sebelumnya bernama Pangeran Husin) adalah adik Sultan Adam. Hasil perkawinan Ratu Siti dengan Sultan Muda Abdur Rahman memperoleh tiga anak yaitu Pangeran Hidayatullah, Ratu Syarif Umar (isteri Pangeran Syarif Umar) dan Ratu Rampit/Ratu Jaya Kasuma (isteri Pangeran Jaya Kasuma/Raden Tuyong).<ref name="wilem">Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart, Bagian 1, D. A. Thieme, 1865</ref> Pangeran [[Hidayatullah II]] dilahirkan pada [[1825]], Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53 hidayattulah II tahun 1857 usia 32. Jalur Silsilah Kesultanan Banjar '''♀ Syarifah Intan''' anak[[putri|♀ Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR]] Putri Juriat ♂ Pangeran Sjerief Oemar (PANGERAN SYARIF UMAR)== Bagan Silsilah '''♀ Syarifah Intan''' anak[[putri|♀ Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR]] Putri Juriat ♂ Pangeran Sjerief Oemar (PANGERAN SYARIF UMAR)==
{{ahnentafel | align = center
| boxstyle_1 = background-color: #fcc;
Baris 395 ⟶ 172:
| 8 = Pangeran Said Zein(Sayyid Zein)
| 9 = ♀ Ratu Maimunah(anak Putri Lawiyah)binti Pangeran Mangkubumi Nata 1761-1801 [[Sunan Nata Alam]]
| 10 = sultan muda
| 11 = Ratu Siti Binti Pangeran Husin [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]]
| 12 = SULTAN MUDA BANJAR
♂ Pangeran Ratu
Pangeran Sultan Muda
| 13 = ♀ Nyai Halimah Putri juriat Syaikh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]]
| 14 = SULTAN BANJAR
Baris 407 ⟶ 184:
}}
Sultan Muda Abdul Rahman wafat tahun 1852 meninggalkan 10 anak yang masih hidup.<ref name="Tijdschrift 9"/><ref name="Tijdschrift 23"/><ref name="De Indische gids">{{cite book
| lang= nl
| pages= 278
| url= https://books.google.co.id/books?id=JgoWAAAAYAAJ&q=Ratoe+Siti&dq=Ratoe+Siti&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjE9tK1tODfAhVJM48KHaWjBWsQ6AEIYTAJ
| author= J. J. Meijer (Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia).)
| title= De Indische gids
| volume= 21
| publisher= J. H. de Bussy
| year=1899
}}</ref> Putera-puterinya Sultan Muda Abdul Rahman:<ref name="Tijdschrift 9"/><ref name="tutur candi">{{id}} Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986</ref>
# ♂ Rakhmatillah -Anak Permasuri Ratu Salmiyah Binti Pangeran Mas'ud (Adik [[Pangeran antasari]]) Wafat Usia 3 Tahun
# ♂ Pangeran Tamjid-Illah (Pg. Wayuri) - anak Nyai Besar Aminah/Nyai Dawang
# ♂ Pangeran Aria Koesoema - anak Nyai Besar Aminah/Nyai Dawang
# ♂ Pangeran Wira Kasoema - anak Njahi Halimah Putri Juriat Syaikh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]]
# ♂ Pangeran Hijdajat (Gusti Andarun)- anak Ratu Siti Maryamah binti [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]]
# ♂ Pangeran Jiwa
# ♂ Pangeran Abdullah (Pg. Mas)
# ♂ Pangeran Achmat (Gusti Ahmad)
# ♀ Ratoe Zinoen-Aria/Ratoe Ishak; diperisteri Pangeran Ishak.
# ♀ Ratoe Salama/Ratoe Krama Djaija Kasoema; diperisteri Pangeran Krama Djaija Kasoema.
# ♀ Ratoe Salma/Ratoe Ibrahim - anak Nyai Besar Aminah; diperisteri Pangeran Ibrahim bin Pangeran Singasari bin Sultan Sulaiman
# ♀ Ratoe Rampit/Ratoe Djaya Kesoema - anak Ratu Siti binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata
# ♀ Ratoe Bidoeri/Ratoe Sjarief Umar (+) - anak Ratu Siti binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata; diperisteri Pangeran Syarief Umar bin Pangeran Said Zein yang gugur Syahid dalam pertempuran Paringin semasa Perang Banjar
Kematian
Dia wafat 5 Maret 1852.<ref name="De onpartijdigheid">{{cite book
| pages= 10
Baris 418 ⟶ 219:
}}</ref>
<div align="center">Silsilah:'''</div>
<div align="center">1.Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam'''
Baris 469 ⟶ 269:
<div align="center">24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">25. Syaikh'''
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
Baris 492 ⟶ 293:
( Al-Banjary)'''
<div align="center">'''↓ (berputri)'''</div>
<div align="center">
<div align="center">'''↓ (berputra)'''</div>
<div align="center">Wali sultan banjar Pangeran Mangkoe Boemi [[Pangeran
<div align="center">'''↓ (berputri)'''</div>
<div align="center">Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR) diperistri Pangeran Sjerief Aboe Bakar(PANGERAN SYARIF ABU BAKAR)'''
Baris 595 ⟶ 396:
♀ '''RATU HALIMAH AL-BANJARI''' Diperistri Pangeran Ratu Sultan Muda '''Abdur Rahman dari Banjar'''
:::↓ (berputra)
♂'''WALI SULTAN BANJAR PANGERAN MANGKOE BOEMI''' [[Pangeran
:::↓ (berputri)
♀'''RATOE SJERIEF ABOE BAKAR(RATU SYARIF ABU BAKAR)''' Diperistri PANGERAN SJERIEF ABOE BAKAR(PANGERAN SYARIF ABU BAKAR)
Baris 602 ⟶ 403:
|}
Hubungan Silsilah dengan Raja Sumbawa
Di bawah ini adalah hubungan silsilah Raja Banjar dengan Raja Sumbawa.
Tertulis dalam buku ''Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde'' volume 14 (1864:503):<ref name="Tijdschrift14">{{cite journal
Baris 873 ⟶ 644:
|JOY='''SULTAN BANJAR b'''<br>[[Pangeran Mangkubumi]]<br>♂ '''Pangeran [[Hidayatullah II]]'''
|STD='''SULTAN BANJAR a'''<br>[[Pangeran Ratu]]<br>♂ '''Sultan [[Tamjidullah II]]'''
|PWK='''MANGKUBUMI BANJAR'''<br>
|RSO=♂ Pangeran Amir bin Pangeran Mangkoe Boemi Nata
|RSU=♀ Gusti Siti Aer Mas
|