Hanoman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 175.100.79.128 (bicara) ke revisi terakhir oleh Devi 4340
Tag: Pengembalian
Kisah Kehidupan Hanoman di versi Jawa
 
Baris 98:
[[Berkas:Haniman puppet.jpg|ka|240px|jmpl|Wayang Anoman versi [[Yogyakarta]].]]
[[Berkas:Anoman Surakarta.JPG|ka|240px|jmpl|Wayang Anoman versi [[Surakarta]].]]
Hanoman dalam pewayangan [[Jawa]] disebut sebagai Anoman dan merupakan putra Religius (bukan biologis) [[Bhatara Guru]] yang menjadi murid, danserta anak angkatdari Bhatara [[Bayu]]. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman [[Rama]] sampai zaman [[Jayabaya]]madya.
 
=== Kelahiran ===
 
Dewi [[Anjani]], putri Resi Gotama, dikutuk menjadi seekor kera putih karena memperebutkan pusaka dengan kedua adiknya Guarsa dan Guarsi yang namanya berganti menjadi Subali dan Sugriwa ketika wujudnya berubah menjadi kera. Kutukan ini hanya bisa dipatahkan dengan melahirkan putra titisan Batara Guru. Anjani bertapa di Gua Kersana untuk memohon anugerah. Dewa Indra memberikannya makanan sakti yang mengandung saripati [[Batara Guru]]. Dewa [[Bayu]] mengantarkan makanan tersebut. Saat Anjani memakannya hingga akhirnya Anjani mengandung Anoman dan Dewa Bayu menjadi ayah dari Anoman.
[[Anjani]] adalah putri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah [[kera]]. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, [[Batara Guru]] dan [[Narada|Batara Narada]] terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam ([[Bahasa Jawa]]: ''Sinom'') lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai [[bidadari]].
 
Anoman lahir dengan kekuatan luar biasa. Ia sakti mandraguna, mampu terbang, dan memiliki pengetahuan luas. Saat lahir, Anoman langsung meloncat ke langit dan memakan matahari, karena ia mengiranya buah.
 
Dewa [[Surya (dewa)|Surya]] marah karena Anoman memakan matahari. Anoman pun ditinju oleh Dewa Surya. Pukulan itu membuatnya jatuh ke bumi, namun Dewa Surya kemudian memberikan Anugerah agar Anoman tidak bisa terluka oleh api dan memiliki kesaktian untuk menjelma menjadi raksasa sebagai hadiah atas keberaniannya memakan matahari. Selain itu, Dewa [[Brahma]] dan Dewa [[Indra]] memberi anugerah bahwa Anoman akan kebal dari segala senjata, serta kematian akan datang hanya dengan kehendaknya sendiri. Maka dari itu, Anoman menjadi makhluk yang abadi atau [[Ciranjiwi|Ciranjiwin]] dan menjalani pendidikan dengan ayahnya Dewa Bayu.
 
=== Mengabdi pada Sugriwa ===
 
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putra [[Anjani]] diambil oleh Batara [[Bayu]] lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu [[Sugriwa]], raja kera Gua [[Kiskenda]]. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu [[Subali]], paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu [[Rama]] dan [[Laksmana]], sepasang pangeran dari [[Ayodhya]] yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan [[Sugriwa]] untuk mengalahkan [[Subali]], dan bersama menyerang negeri [[Alengka]] membebaskan [[Sita]], istri Rama yang diculik [[Rahwana]], murid Subali.
 
=== MelawanMenjadi AlengkaDuta Rama Wijaya ===
Setelah berhasil menghimpun pasukan Wanara, Sang [[Rama|Rama Wijaya]] mengumpulkan pasukannya dan meminta kesanggupan pasukannya itu untuk mencari keberadaan Dewi [[Sinta]] istrinya yang diculik oleh [[Rahwana]], Raja Alengka. Terpilihlah Anoman menjadi duta yang diberangkatkan untuk menemui Dewi Sinta dan mencari informasi tentang kekuatan Alengka hanya dalam satu hari. Anoman pun di amanahkan untuk memberikan cincin bertuah milik Rama Wijaya kepada Dewi Sinta. Baru saja berangkat dari hadapan junjungannya itu, Anoman di hadang saudaranya sendiri [[Anggada]] yang iri karena bukannya dia yang menjadi duta Rama Wijaya namun Anoman. Perkelahian diantara mereka pun terjadi, hal tersebut di lerai oleh [[Sugriwa]] (Paman Anoman dan Anggada), dan Anoman melanjutkan perjalannya.
[[Berkas:Hanoman.JPG|kiri|jmpl|240px|Hanoman sebagai maskot SEA Games di Jakarta tahun 1997.]]
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana [[Alengka]] untuk menyelidiki kekuatan [[Rahwana]] dan menyaksikan keadaan [[Sinta]]. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota [[Alengka]]. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan ''Hanoman Obong''. Setelah Hanoman kembali ke tempat [[Rama]], pasukan kera pun berangkat menyerbu [[Alengka]]. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan [[Alengka]], misalnya [[Surpanaka]] (Sarpakenaka) adik [[Rahwana]].
 
Di tengah hutan yang lebat, Anoman merasa lapar dan ia melihat seorang wanita yang sedang memetik buah. Dialah [[Sayempraba]] yang ternyata adalah salah satu istri atau selir Rahwana. Mengetahui Anoman adalah musuh bagi negaranya, ia membujuk Anoman untuk singgah sebentar dan Anoman pun terbujuk rayuannya itu hingga akhirnya Anoman diracun dengan buah yang membuatnya buta. Anoman yang sempoyongan dan kehilangan arah pun berjalan, merangkak, dan berteriak mencari bantuan.
=== Tugas untuk Hanoman ===
 
Dalam penyesalan yang dalam, Anoman hampir menyerah untuk melanjutkan misinya itu. Namun, tanpa diduga – duga [[Semar]] (Dewa Ismaya yang turun ke bumi) membantu Anoman. Dibawanya Anoman ke pinggir pantai dan memintanya untuk menunggu seseorang. Tak lama kemudian, muncullah Sampati, seekor burung garuda besar dari goa yang tak jauh dari pantai itu. Sampati dan Anoman pun berbincang tentang apa yang terjadi pada mereka. Hingga akhirnya, Sampati mengobati Anoman untuk sembuh dari kebutaannya dan Anoman membantu Sampati agar dapat terbang kembali.
Dalam pertempuran yang terakhir, [[Rama]] kewalahan menandingi [[Rahwana]] yang memiliki ''Aji Pancasunya'', yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata [[Rama]] menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit hidup kembali. [[Wibisana]], adik Rahwana yang memihak [[Rama]], segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan [[Rama]] untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman itu, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
 
Setelah sembuh, Anoman melanjutkan perjalanannya dengan arahan dari Sampati, yaitu menyebrangi Samudra Selatan untuk mencapai Kerajaan [[Alengka]] yang berada di pulau di samudra selatan. Dalam satu loncatan Anoman melesat terbang di atas samudra, menuju pulau tempat Kerajaan Alengka berada. Halang rintang tak berhenti, saat sedang melesat di udara. Anoman di serang oleh penjaga samudra pembatas Kerajaan Alengka, raksasa berwujud buaya yang menyeramkan dan ganas bernama Wil Kathaksini, namun Anoman dapat mengalahkannya.
Beberapa tahun kemudian setelah [[Rama]] meninggal, roh [[Rahwana]] meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke [[Pulau Jawa]] untuk mencari reinkarnasi [[Sita]], yaitu [[Subadra]] adik [[Kresna]]. Kresna sendiri adalah reinkarnasi [[Rama]]. Hanoman mengejar dan bertemu [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], adiknya sesama putra angkat [[Bayu]]. Hanoman kemudian mengabdi kepada [[Kresna]]. Ia juga berhasil menangkap roh [[Rahwana]] dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itulah Hanoman kemudian berdiam sebagai pertapa.
 
Sesampainya di pulau, Anoman langsung menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Dewi Sinta. Setelah ia rasa aman, Anoman pun menghadap kepada Sinta dan memberikan apa yang amanahkan kepadanya. Kemudaian, untuk menguji kekuatan Alengka, Anoman membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Anoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Anoman Obong dan setelah puas membuat seisi istana repot karenanya, Anoman langsung melesat kembali pada junjungannya, Rama Wijaya.
 
=== Perang Besar di Alengka ===
Dengan membawa kabar gembira, Anoman menghadap Rama dan menceritakan keadaan Sinta. Setelah itu, Rama menyiapkan pasukan wanara untuk menggempur Alengka. Jutaan pasukan kera berjalan menyusuri jalan yang pernah ditempuh Anoman, namun ketika sampai di pantai semua bingung bagaimana menyebrangi Samudra tersebut. Dengan segala daya upaya, Rama Wijaya dibantu adiknya Laksmana serta pasukan wanara membangun jembatan dari pantai selatan ke pulau tempat Kerajaan Alengka berada. Hingga saat ini jembatan itu masih ada, sebuah gugusan batu yang membentang anatara [[India]] Selatan ke pulau [[Sri Lanka]].
 
Setelah berhasil mencapai Alengka, Rama Wijaya mengirim Anggada untuk membawa pesan damai jika Rahwana mau mengembalikan Sinta, maka Perang Gedhe (perang besar) tidak akan terjadi. Tapi Rahwana tidak setuju dan perang yang dahsyat tak terhindarkan. Satu per satu ksatria terbaik Alengka maju ke medan laga dan dapat dikalahkan oleh pihak Rama Wijaya. Dalam pertempuran ini, Anoman membasmi banyak tentara Alengka. Saat Rama, Laksmana, dan bala tentaranya yang lain terjerat oleh senjata Nagapasa yang beracun, Anoman pergi ke [[Pegunungan Himalaya|Himalaya]] atas saran [[Jembawan]] untuk menemukan tanaman obat. Karena tidak tahu persis bagaimana ciri-ciri pohon yang dimaksud, Anoman memotong gunung tersebut dan membawa potongannya ke hadapan Rama. Setelah Rama dan prajuritnya pulih kembali, Anoman melanjutkan pertarungan dan membasmi banyak pasukan Alengka. Hingga akhirnya pertarungan terakhir pun terjadi antara Rama Wijaya dan Rahwana.
 
Dalam pertempuran yang terakhir, [[Rama]] kewalahan menandingi [[Rahwana]] yang memiliki ''Aji [[Pancasunya'']], yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata [[Rama]] menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit hidup kembali. [[Wibisana]], adik Rahwana yang memihak [[Rama]], segera meminta HanomanAnoman untuk membantu. HanomanAnoman pun mengangkat Gunung [[Ungrungan]] untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan [[Rama]] untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan HanomanAnoman itu, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia. Dengan kesetiaannya yang penuh kepada Rama, Anoman menerima hal itu dengan sepenuh hati. Rama Wijaya dan Sinta pun kembali bersatu.
 
=== Anoman di masa Mahabharata dan Kematiannya ===
BeberapaDi tahunmasa kemudianMahabharata, setelah [[Rama]] Wijaya, Sinta, dan semua pasukan wanara meninggal, roh [[Rahwana]] meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke [[Pulau Jawa]] untuk mencari reinkarnasi [[Sita]]Sinta, yaitu [[Subadra]] adik [[Kresna]]Krishna. KresnaKrishna sendiri adalah reinkarnasi [[Rama]]. HanomanAnoman mengejar dan bertemu [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], adiknyaadik sesamaangkatnya putrayang angkatmerupakan Putra religius (bukan biologis) dari Dewa [[Bayu]]. HanomanAnoman kemudian mengabdi kepada [[Kresna|Krishna]]. Ia juga berhasil menangkap roh [[Rahwana]] dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itulah HanomanAnoman kemudian berdiam sebagai pertapa.
 
HanomanAnoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. [[Narada]] turun mengabulkan permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan keturunan keenam [[Arjuna]] yang sedang terlibat perang saudara. HanomanAnoman pun menyamar dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan Pramesti, puteri [[Jayabaya]]. Antara keluarga Sariwahana dengan [[Jayabaya]] terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan [[Arjuna]]. HanomanAnoman kemudian tampil menghadapi musuh [[Jayabaya]] yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, HanomanAnoman gugur, [[moksa]] bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu [[Batara Kala]], sang dewa kematianangkara murka.
 
Dalam versi lainnya, Anoman berusia sangat panjang hingga ke zaman Wali Songo dan bertemu dengan [[Sunan Kalijaga]] dan meninggal dalam keadaan mengucap dua kalimat suci, [[Syahadat]]
 
=== Anggota keluarga ===
Baris 124 ⟶ 143:
 
Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti, yang baru muncul pada zaman [[Pandawa]]. Ia berjasa menemukan kembali pusaka [[Yudistira]] yang hilang bernama [[Kalimasada]]. Purwaganti ini lahir dari seorang puteri pendeta yang dinikahi Hanoman, bernama Purwati.
 
=== Kematian ===
 
Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. [[Narada]] turun mengabulkan permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan keturunan keenam [[Arjuna]] yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan Pramesti, puteri [[Jayabaya]]. Antara keluarga Sariwahana dengan [[Jayabaya]] terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan [[Arjuna]]. Hanoman kemudian tampil menghadapi musuh [[Jayabaya]] yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, Hanoman gugur, [[moksa]] bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu [[Batara Kala]], sang dewa kematian.
 
== Lihat pula ==