Sumatera Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
jumlah penduduk 2023 Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
{{pp-move-indef|small=yes}}
{{Kotak info provinsi Indonesia
| nama
| nama lain
| translit_lang1
|
| translit_lang1_info
| translit_lang1_type1 = [[Surat Ulu]] | translit_lang1_info1 = [[Berkas:Sumatera Selatan in Pasemah.png|150px]]▼
▲|translit_lang1_info1 = [[Berkas:Sumatera Selatan in Pasemah.png|150px]]
▲|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 1/2/2/2
|image1=Jembatan Ampera (Ampera Bridge).jpg
Baris 18:
|image7=Masjid Agung Palembang.jpg
}}
| caption
| bendera
| lambang
| julukan
| motto
| peta
| tanggal
| ibukota
| kota besar
* [[Kota Lubuklinggau]]
* [[Kota Pagar Alam]]
* [[Kota Prabumulih]]}}
| kabupaten
| kota
| kecamatan
| kelurahan
| nama gubernur
| nama wakil gubernur
| nama sekretaris daerah = Suman Asra Supriyono
| nama ketua DPRD
| peringkat populasi
| luas
| penduduk
| tahun populasi = [[
| populasi ref
| kepadatan
| agama
|94,24% [[Islam]]
|{{Tree list}}
Baris 52:
{{Tree list/end}}
|1,81% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,83% [[Hindu]]<ref name=AGAMA>{{cite web|url=https://sumsel.bps.go.id/indicator/108/637/1/jumlah-penduduk-menurut-agama.html|title=Jumlah Penduduk Menurut Agama di Sumatera Selatan|website=www.sumsel.bps.go.id|accessdate=16 Maret 2022|archive-date=2021-02-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20210202133602/https://sumsel.bps.go.id/indicator/108/637/1/jumlah-penduduk-menurut-agama.html|dead-url=no}}</ref>}}
| suku
| bahasa
| IPM
| kode pos
| kode area
0702 — Tebing Tinggi (Kabupaten Empat Lawang)|
0711 — Kota Palembang — Pangkalan Balai - Betung (Kabupaten Banyuasin) — Indralaya (Kabupaten Ogan Ilir)|
Baris 67:
0734 — Muara Enim (Kabupaten Muara Enim)|
0735 — Baturaja (Kabupaten Ogan Komering Ulu) — Martapura (Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur) — Muaradua (Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan)}}
| ISO
| TNKB
| dasar hukum
| DAU
| lagu
| rumah
| senjata
| flora
| fauna
| zona waktu
| utc
| web
}}
{{coor title dm|3|17|S|104|9|E|region:ID_type:adm1st_scale:2000000|display=title}}
'''Sumatra Selatan'''<ref name="KBBI">{{cite web |title=Cari "''Sumatra Selatan''" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) |language=id |url= https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sumatra%20selatan |work=Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia}}</ref> adalah [[Provinsi Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]] yang terletak di bagian Selatan pulau [[Sumatera]]. [[Ibu kota]] Sumatera Selatan berada di kota [[Kota Palembang|Palembang]], dan pada tahun
Dari abad ke-7 hingga akhir abad ke-14, provinsi ini merupakan pusat Kerajaan Buddha Sriwijaya, yang memengaruhi sebagian besar kawasan [[Asia Tenggara]].<ref name="end">{{cite book|title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula |url=https://archive.org/details/earlykingdomsofi0000muno |last=Munoz |first=Paul Michel |publisher=Editions Didier Millet |year=2006 |isbn=9789814155670 |location=Singapore |pages=[https://archive.org/details/earlykingdomsofi0000muno/page/171 171]}}</ref> Sriwijaya adalah pusat penting bagi perluasan [[agama Buddha]] di Kepulauan Nusantara pada abad ke-8 hingga abad ke-12. Sriwijaya juga kerajaan bersatu pertama yang mendominasi sebagian besar Nusantara yang kini disebut Indonesia.<ref name="Awani-Malay">{{cite news|url=http://english.astroawani.com/malaysia-news/unsung-malay-history-71733|title=The unsung Malay history|author=Mohd Hazmi Mohd Rusli|date=31 August 2015|work=Astro Awani|access-date=2021-10-26|archive-date=2020-08-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20200807082237/http://english.astroawani.com/malaysia-news/unsung-malay-history-71733|dead-url=no}}</ref> Karena posisi geografisnya, ibu kota Sriwijaya, Palembang, menjadi pelabuhan berkembang yang sering dikunjungi oleh para pedagang dari [[Timur Tengah]], [[Subbenua India]], dan [[Tiongkok]]. Dimulai pada abad ke-13, [[Islam]] mulai [[Penyebaran Islam di Nusantara|menyebar]] di wilayah tersebut, secara efektif menggantikan agama [[Hindu]] dan Buddha sebagai agama dominan di wilayah tersebut.
Baris 115:
Pada tahun 1025, kekaisaran ini dikalahkan oleh [[Dinasti Chola|Kekaisaran Chola]] (pada masa Kaisar [[Rajendra Chola]] I) di [[India selatan]].<ref>Early kingdoms of the Indonesian archipelago and the Malay Peninsula by Paul Michel Munoz p.161</ref><ref>Cengage Advantage Books: The Earth and Its Peoples by Richard Bulliet, Pamela Crossley, Daniel Headrick, Steven Hirsch, Lyman Johnson p.182</ref> Kerajaan Chola telah menaklukkan wilayah jajahan Sriwijaya seperti wilayah [[Kepulauan Nikobar]] dan sekaligus berhasil menangkap raja Sriwijaya yang berkuasa [[Sangrama-Vijayottunggawarman]]. Pada dekade-dekade berikutnya, seluruh kerajaan Sriwijaya berada di bawah pengaruh Dinasti Chola. Rajendra Chola I memberikan kesempatan kepada raja-raja yang ditaklukkannya untuk tetap berkuasa namun tetap tunduk padanya.<ref>Sastri K. A. N., (1935). ''The Cholas''. University of Madras.</ref> Ibu kota Sriwijaya akhirnya berpindah ke utara menuju Jambi. Hal ini dapat dikaitkan dengan berita delegasi ''San-fo-ts'i'' ke Tiongkok pada tahun 1028. Faktor kemunduran Sriwijaya lainnya adalah faktor alam. Akibat sedimentasi lumpur di [[Sungai Musi]] dan beberapa anak sungai lainnya, kapal dagang yang tiba di Palembang berkurang.{{sfn|Sucipto|2009|p=29}} Akibatnya kota palembang semakin menjauh dari laut dan tidak strategis. Akibat kedatangan kapal dagang tersebut, pajak mengalami penurunan dan melemahkan perekonomian dan kedudukan Sriwijaya.{{sfn|Sucipto|2009|p=30}}
Menurut buku Tiongkok [[Dinasti Song]] ''[[Zhu Fan Zhi]]'',<ref>[[Friedrich Hirth]] and [[W.W. Rockhill]] ''[http://ebook.lib.hku.hk/CADAL/B31403797/ Chao Jukua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteenth centuries, entitled Chu-fan-chi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110721092722/http://ebook.lib.hku.hk/CADAL/B31403797/
Sriwijaya tetap menjadi kekuatan laut yang tangguh hingga abad ke-13.<ref name="end" /> Menurut [[George Cœdès]], pada akhir abad ke-13, kekaisaran "telah tidak ada lagi... disebabkan oleh tekanan simultan di dua sisinya yaitu Siam dan Jawa."<ref name="Cœdès">{{cite journal|last=Cœdès |first=George |author-link=George Cœdès |year=1918 |title=Le Royaume de Çriwijaya |journal=Bulletin de l'École Française d'Extrême-Orient |volume=18 |issue=6 |pages=1–36}}</ref>{{rp|204,243}} Namun, terjadi kekosongan kekuasaan di wilayah tersebut karena tidak ada kekuatan besar yang menguasai wilayah tersebut kecuali [[Kekaisaran Majapahit]] yang semakin melemah, yang berpusat di Pulau Jawa. Kekosongan ini memungkinkan perompak berkembang biak di wilayah tersebut.
Baris 246:
=== Suku bangsa ===
{{multiple image
| perrow = 2 | total_width = 300 | image1 = Suku Palembang.jpg
| image2 = Kuntau Samaniyyah Palembang 2.png
| image3 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Feestelijke samenkomst te Sekayu Palembang Zuid-Sumatra TMnr 10002981.jpg
| image4 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Drie ongehuwde jonge vrouwen uit Komering TMnr 10005250.jpg
| footer = Searah jarum jam dari kiri atas: Pakaian adat pernikahan orang [[Suku Palembang|Melayu Palembang]], [[Kuntau Samaniyyah (Palembang)|Kuntau Palembang]], Tiga gadis Komering pada tahun 1929, Gadis Musi dengan pakaian adat pada zaman kolonial.
}}
|