[[Berkas:Gelanggang Remaja Pekanbaru (2).JPG|jmpl|220px|ka|Gelanggang Remaja Pekanbaru, Jalan Sudirman, Pekanbaru, ketika pertandingan liga bola basket DBL dilaksanakan disini.]]
Kota Pekanbaru memiliki beberapa bangunan dengan ciri khas arsitektur Melayu di antaranyadiantaranya bangunan Balai Adat Melayu Riau yang terletak di jalan Diponegoro, Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai atasnya terpampang beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal [[Gurindam Dua Belas]] karya [[Raja Ali Haji]] sastrawan keturunan Bugis.<ref>http://www.rajaalihaji.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111127182610/http://rajaalihaji.com/ |date=2011-11-27 }} [http://www.rajaalihaji.com/id/article.php?a=RGlIL3c%3D= Raja Ali Haji - Tokoh Sastrawan dan Intelektual] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305024150/http://www.rajaalihaji.com/id/article.php?a=RGlIL3c%3D= |date=2016-03-05 }}</ref> Pada bagian kiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat dibaca pasal 1–4, sedangkan pasal 5–12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama. Kemudian di jalan Sudirman terdapat Gedung Taman Budaya Riau, gedung ini berfungsi sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni Melayu Riau dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sementara bersebelahan dengan gedung ini terdapat Museum Sang Nila Utama, merupakan museum daerah Riau yang memiliki berbagai koleksi benda bersejarah, seni, dan budaya. Museum ini menyandang nama seorang tokoh legenda dalam [[Sulalatus Salatin]], pendiri Singapura. Selanjutnya [[Anjung Seni Idrus Tintin]] salah satu ikon budaya di Kota Pekanbaru, merupakan bangunan dengan arsitektur tradisional, menggunakan nama seorang seniman Riau, Idrus Tintin, dibangun pada kawasan yang dahulunya menjadi tempat penyelengaraan MTQ ke-17.
Pada kawasan Senapelan terdapat Masjid Raya Pekanbaru yang sebelumnya dikenal dengan nama ''Masjid Alam'',<ref>Abdul Baqir Zein, (1999), ''Masjid-masjid bersejarah di Indonesia'', Gema Insani, ISBN 979-561-567-X.</ref> dibangun sekitar abad ke-18 dengan gaya arsitektur tradisional dan merupakan masjid tertua di Kota Pekanbaru.<ref>Tri Maya Yulianingsih, Ratino, (2010), ''Jelajah wisata Nusantara: berbagai pilihan tujuan wisata di 33 provinsi'', Niaga Swadaya, ISBN 979-788-166-0.</ref> Sementara ''Tradisi Petang Megang'' disaat memasuki bulan [[Ramadan]] telah dilakukan sejak masa [[Kesultanan Siak]] masih tetap diselenggarakan oleh masyarakat Kota Pekanbaru.