Keluarga berencana alami: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nari Ratih (bicara | kontrib)
Menambahkan informasi dan referensi
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 34:
 
Penyebaran Informasi dan edukasi terhadap masyarakat pada partisipasi KB alami adalah melakukan edukasi serta motivasi oleh petugas penyuluh pada tiap-tiap daerah. <ref>{{Cite journal|last=Azis|first=Andi Asmawati|last2=Arsal|first2=Andi Farida|last3=Purnamasari|first3=A. Bida|date=2017-10-07|title=Persepsi dan Pemahaman Penyuluh KB Terhadap Keluarga Berencana Alami|url=https://ojs.unm.ac.id/semnaslemlit/article/view/4067|journal=Seminar Nasional LP2M UNM|language=en-US|volume=2|issue=1}}</ref>
 
== Apa itu Keluarga Berencana Alami? ==
Keluarga Berencana Alami atau Natural Family Planning (NFP) adalah istilah umum untuk metode keluarga berencana yang menggunakan tanda-tanda biologis alami berdasarkan pengamatan terhadap tanda dan gejala fase subur dan tidak subur dari siklus menstruasi Wanita. Melalui Keluarga Berencana Alami pasangan suami istri dapat mencapai atau menghindari pembuahan.
 
Dalam Gereja Katolik Metode Keluarga Berencana Alami ini dipandang sebagai metode yang menghormati hakikat hubungan suami istri yang memberi cinta (''unitif'') dan memberi kehidupan (''prokreatif''), oleh sebab itu metode ini dianggap mendukung rancangan Tuhan bagi cinta perkawinan.
 
== Metode Keluarga Berencana Alami ==
Metode Keluarga Berencana Alami didasarkan pada pengamatan terhadap tanda kesuburan Wanita. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melacak tanda-tanda kesuburan, yaitu:
 
==== 1.     Metode Kalendar ====
Prinsip dasar dalam metode kalendar yaitu bahwa sel telur yang matang hanya dapat dibuahi dalam jangka waktu tertentu pada setiap siklus menstruasi. Metode kalendar membutuhkan pencatatan yang cermat dalam mencatat riwayat menstruasi untuk memprediki kapan masa ovulasi atau pelepasan sel telur pada wanita. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), jika memiliki siklus antara 26 dan 32 hari, maka masa subur adalah hari ke 8-19 dari siklus tersebut.  Ovulasi biasanya terjadi pada pertengahan siklus. Sel telur dapat bertahan hidup selama 24-48 jam setelah pelepasan. Untuk menghindari kehamilan suami istri tidak boleh melakukan hubungan seksual selama periode subur tersebut. Metode kalendar memiliki kelebihan sangat murah karena tidak memerlukan biaya, tidak perlu bantuan alat apapun dan tidak ada efek samping. Namun metode ini hanya efektif untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur.
 
==== 2. Metode Lendir Serviks atau Cervical Mucus Method ====
Jika menggunakan metode ini wanita harus mengidentifikasi perubahan lendir serviks atau lendir leher Rahim. Lendir ini bisa memiliki karakteristik basah atau licin di daerah vulva. Lendir yang bening, licin dan elastis, mirip putih telur menandakan masa subur. Untuk mencegah pembuahan hindari melakukan hubungan seksual pada masa ini.
 
==== 3. Metode Temperatur Basal Tubuh atau Basal Body Temperature ====
Metode ini melibatkan pengukuran suhu basal tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur. Tujuannya untuk mendeteksi perubahan suhu tubuh seiring siklus menstruasi Wanita. Ada peningkatan suhu tubuh selama siklus menstruasi. Ovulasi terjadi biasanya dapat ditandai ketika suhu tubuh naik; peningkatan ini biasanya berkelanjutan, hingga satu atau dua hari sebelum datang menstruasi berikutnya. Diperlukan thermometer khusus yang memiliki skala sangat detail untuk informasi yang akurat.
 
== Lihat pula ==