Abdurrahman Wahid: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 150:
[[Berkas:Prime Minister Keizo Obuchi and President Abdurrahman Wahid.jpg|thumb|upright|Presiden Abdurrahman Wahid dengan Perdana Menteri Jepang [[Keizō Obuchi]].]]
 
Setelah satu bulan berada dalam Kabinet Persatuan Nasional, Menteri Koordinator bidan Pengentasan Kemiskinan (Menko Taskin), [[Hamzah Haz]] mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan November. Muncul dugaan bahwa pengunduran dirinya diakibatkan karena Gus Dur menuduh beberapa anggota kabinet melakukan korupsi selama ia masih berada di Amerika Serikat.<ref name="Barton, pages 290"/> Beberapa menduga bahwa pengunduran diri Hamzah Haz diakibatkan karena ketidaksenangannya atas pendekatan Gus Dur dengan [[Israel]].<ref>{{cite book|last = Conceicao|first = J.F|title = Indonesia's Six Years of Living Dangerously|url = https://archive.org/details/indonesiassixyea0000conc|publisher = Horizon Books|date = 2005|location = Singapore|pages = [https://archive.org/details/indonesiassixyea0000conc/page/15 15]|id = ISBN 981-05-2307-6 }}</ref>
 
Rencana Gus Dur adalah memberikan Aceh referendum. Namun referendum ini menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum [[Timor Timur]]. Gus Dur juga ingin mengadopsi pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh dengan mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi Mekkah tersebut. Pada 30 Desember, Gus Dur mengunjungi [[Jayapura]] di provinsi Irian Jaya. Selama kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.<ref>Barton, halaman 293</ref>