Kerajaan Blambangan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariandi Lie (bicara | kontrib) k Membatalkan 1 suntingan oleh Putra Lotim (bicara) ke revisi terakhir oleh 140.213.126.210(Tw) Tag: Pembatalan |
k Melengkapi informasi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 82:
Dari laporan [[Tome Pires]], Bima Koncar memiliki putra bernama '''Pate Pimtor (Menak Pentor)''', memerintah antara 1501-1531, yang berhasil memperluas wilayah Blambangan. Di bawah kekuasaan ''Menak Pentor'', Blambangan menjadi kerajaan yang kuat, kaya, dan makmur. Wilayahnya meliputi Canjtam (Keniten/[[Pasuruan]] Timur) dan [[Lumajang]] di bagian barat hingga ke Supitan Blambangan (sekarang [[Selat Bali]]) di ujung timur [[Pulau Jawa]]. Letaknya pun cukup strategis, karena dikelilingi oleh lautan di ketiga sisinya, sehingga banyak memiliki pelabuhan. Di antara pelabuhan-pelabuhan Kerajaan Blambangan yang paling terkenal adalah [[Panarukan]] (di [[Situbondo]]) di pesisir utara , Ulu [[Lopampang|Pangpang]], (di [[Muncar, Banyuwangi|Muncar]]) di pesisir timur, dan [[Puger, Jember|Puger]] (di [[Kabupaten Jember|Jember]]) di pesisir [[Pantai Selatan]].
Pada saat [[Trenggana|Sultan Trenggana]] raja ke-3 [[Kesultanan Demak]] pada 1546, memperluas wilayah kekuasaannya ke timur, sebagian wilayah [[Jawa Timur]] berhasil dikuasainya, termasuk merebut [[Pasuruan]] dan [[Pajarakan, Probolinggo|Pajarakan]] (di [[Kabupaten Probolinggo|Probolinggo]]) dari tangan Blambangan pada tahun 1545 dan sejak saat itu Pasuruan menjadi kekuatan Islam yang penting di ujung timur Jawa.
Akan tetapi, usaha Demak menaklukkan Panarukan mengalami kendala karena kerajaan ini mampu bertahan walaupun telah dikepung selama seratus hari. Bahkan, pada 1546, Sultan Trenggana sendiri terbunuh di dekat Panarukan, setelah selama tiga bulan tidak mampu menembus kota Panarukan. Pemimpin Panarukan yang terkenal kala itu bernama '''Sontoguno.'''
|