Covid-19: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menggantikan kata kalimat dan menambahkan pranala dalam |
k menambah informasi mengenai pencegahan dan sumber di bagian pedoman pengobatan |
||
Baris 104:
[[Berkas:Covid-19-curves-graphic-social-v3-id.gif|jmpl|upright=1.6|Sebuah ilustrasi efek penyebaran infeksi dalam jangka waktu yang panjang. Jika tindakan pencegahan dilakukan secara optimal, lonjakan penularan infeksi dapat ditahan. Hal tersebut membuat tenaga medis tidak kewalahan dalam menghadapi pasien dengan jumlah besar.<ref>{{cite web |last1=Wiles |first1=Siouxsie |author-link=Siouxsie Wiles|title=The three phases of Covid-19 – and how we can make it manageable |url=https://thespinoff.co.nz/society/09-03-2020/the-three-phases-of-covid-19-and-how-we-can-make-it-manageable/ |website=The Spinoff |accessdate=9 Maret 2020 |date=9 Maret 2020| name-list-format = vanc}}</ref><ref name=Lancet2020Flatten>{{cite journal |last1=Anderson |first1=Roy M |last2=Heesterbeek |first2=Hans |last3=Klinkenberg |first3=Don |last4=Hollingsworth |first4=T Déirdre |title=How will country-based mitigation measures influence the course of the COVID-19 epidemic? |journal=The Lancet |date=Maret 2020 |doi=10.1016/S0140-6736(20)30567-5 |doi-access=free |quote=Masalah utama yang harus dihadapi ahli epidemiologi adalah membantu pembuat kebijakan untuk memutuskan tujuan utama pencegahan. Contoh, meminimalkan morbiditas dan mortalitas yang terkait. Hal tersebut untuk menghindari puncak epidemi yang dapat membuat tenaga medis kewalahan. Selain itu, juga dapat menjaga dampak terhadap perekonomian agar tetap dalam level yang dapat ditangani dan melandaikan kurva epidemi untuk memberikan waktu pengembangan vaksin dan produksi obat antivirus.| name-list-format = vanc}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.vox.com/2020/3/10/21171481/coronavirus-us-cases-quarantine-cancellation|title=How canceled events and self-quarantines save lives, in one chart|first=Eliza|last=Barclay|date=10 Maret 2020|website=Vox}}</ref>]]
[[Berkas:Covid-19-curves-graphic2-stopthespread-v3.gif|jmpl|upright=1.6|Upaya alternatif mengatasi penyebaran Covid-19 selain meratakan kurva.<ref>{{cite web |last1=Wiles |first1=Siouxsie |title=After 'Flatten the Curve', we must now 'Stop the Spread'. Here's what that means |url=https://thespinoff.co.nz/society/14-03-2020/after-flatten-the-curve-we-must-now-stop-the-spread-heres-what-that-means/ |website=The Spinoff |access-date=13 March 2020 |date=14 March 2020}}</ref><ref>{{cite journal | vauthors = Anderson RM, Heesterbeek H, Klinkenberg D, Hollingsworth TD | title = How will country-based mitigation measures influence the course of the COVID-19 epidemic? | journal = Lancet | date = March 2020 | pmid = 32164834 | doi = 10.1016/S0140-6736(20)30567-5 }}</ref>]]
Tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan infeksi antara lain tetap berada di rumah, menghindari bepergian dan beraktivitas di tempat umum, sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama minimum 20 detik, tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci, serta mempraktikkan higiene pernapasan yang baik.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.cdc.gov/coronavirus/about/prevention.html|title=Coronavirus {{!}} About {{!}} Prevention and Treatment {{!}} CDC|date=3 Februari 2020|website=www.cdc.gov|language=en-us|access-date=12 Februari 2020|agency=Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public|title=Advice for public|website=www.who.int|language=en|access-date=12 Februari 2020}}</ref> CDC merekomendasikan untuk menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin dan menggunakan bagian dalam siku jika tidak tersedia tisu.<ref name=":0" /> Mereka juga merekomendasikan higiene tangan yang tepat setelah batuk atau bersin.<ref name=":0" /> Strategi [[Pembatasan sosial|pembatasan fisik]] diperlukan untuk mengurangi kontak antara orang yang terinfeksi dengan kerumunan besar seperti dengan menutup sekolah dan kantor, membatasi perjalanan, dan membatalkan pertemuan massa dalam jumlah besar.<ref>{{Cite web|url=https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/coronavirus/coronavirus-social-distancing-and-self-quarantine|title=Coronavirus, Social Distancing and Self-Quarantine|website=www.hopkinsmedicine.org|language=en|access-date=2020-03-27}}</ref> Perilaku pembatasan fisik juga meliputi menjaga jarak dengan orang lain sejauh 6 kaki (sekitar 1,8 meter).<ref>{{Cite news|title=Deciding How Much Distance You Should Keep|url=https://www.nytimes.com/2020/03/19/well/live/coronavirus-quarantine-social-distancing.html|newspaper=The New York Times|date=2020-03-19|access-date=2020-03-27|issn=0362-4331|language=en-US|first=Tara|last=Parker-Pope}}</ref>Menggerakkan pemberian vaksin secara cepat dan merata merupakan bentuk pencegahan yang sangat efektif, seperti apa yang telah dilakukan oleh FKM UNAIR dalam monitoring vaksinasi di Jawa Timur.
Karena [[vaksin COVID-19|vaksin untuk SARS-CoV-2]] baru tersedia paling cepat 2021,<ref>{{cite web|url=https://www.sciencealert.com/who-says-a-coronavirus-vaccine-is-18-months-away|title=Here's Why It's Taking So Long to Develop a Vaccine for the New Coronavirus|last1=Grenfell|first1=Rob|last2=Drew|first2=Trevor|date=17 Februari 2020|website=Science Alert|archive-url=https://web.archive.org/web/20200228010631/https://www.sciencealert.com/who-says-a-coronavirus-vaccine-is-18-months-away|archive-date=28 Februari 2020|access-date=26 Februari 2020|url-status=live|name-list-format=vanc}}</ref> hal penting dalam penanganan pandemi penyakit koronavirus 2019 adalah menekan laju penyebaran virus atau yang dikenal dengan melandaikan kurva epidemi.<ref name="Lancet2020Flatten" /> Hal ini dapat menurunkan risiko tenaga medis kewalahan dalam menghadapi lonjakan jumlah pasien, memungkinkan perawatan yang lebih baik bagi penderita, dan memberikan waktu tambahan hingga obat dan vaksin dapat tersedia dan siap digunakan.<ref name="Lancet2020Flatten" />
Baris 200:
* {{cite report | vauthors=((World Health Organization)) | title=Therapeutics and COVID-19: living guideline, 17 December 2020 | author-link=World Health Organization | year=2020 | id=WHO/2019-nCoV/therapeutics/2020.1 | hdl=10665/337876 | hdl-access=free | lay-url=https://www.who.int/publications/i/item/therapeutics-and-covid-19-living-guideline }}
* {{cite report | vauthors=((NHS England and NHS Improvement)) | title=National Guidance for post-COVID syndrome assessment clinics | url=https://www.england.nhs.uk/coronavirus/wp-content/uploads/sites/52/2020/11/C0840-national-guidance-for-post-covid-syndrome-assesment-clinics-111220.pdf | lay-url=https://www.england.nhs.uk/coronavirus/publication/national-guidance-for-post-covid-syndrome-assessment-clinics/ | access-date=2021-03-29 | archive-date=2021-03-29 | archive-url=https://web.archive.org/web/20210329181025/https://www.england.nhs.uk/coronavirus/wp-content/uploads/sites/52/2020/11/C0840-national-guidance-for-post-covid-syndrome-assesment-clinics-111220.pdf | dead-url=yes }}
* [[Universitas Airlangga|Bergerak Taktis, FKM Unair Bantu Monitoring Vaksinasi COVID-19 Jawa Timur]]. Universitas Airlangga, 27 Agustus 2021.
{{medical resources| ICD10 = {{ICD10|U07.1}}, {{ICD10|U07.2}}}}
|