Suku Kokoda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Super Hylos (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Super Hylos (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 29:
Secara garis besar, jumlah penduduk Kokoda yang bertempat di Kelurahan Klasabi berjumlah 6.528 jiwa pada tahun 2010. Mayoritas suku Kokoda bekerja di sektor formal dan informal seperti guru, buruh tani, nelayan, dan buruh bangunan. Selain itu, banyak diantara suku Kokoda yang memilih untuk menjual [[kayu]] dan [[batu karang]]. Meskipun sebagian besar lebih memilih untuk menjadi buruh nelayan, mereka juga mulai mempraktikkan kegiatan [[pertanian]] selama menetap. Hal itu mereka lakukan karena banyaknya pendatang dari luar [[Papua]] yang menetap di lingkungan tempat tinggal mereka. Mencukupi makanan melalui kegiatan [[pertanian]] secara mandiri perlu untuk mereka lakukan.<ref>Wekke, Ismail Suardi. 2012. Pesantren dan Pengembangan Kurikulum Entrepreneurship: Kajian Pesantren Roudahtul Khuffadz Sorong Papua Barat. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol. 6, No. 2, Desember 2012: 205-226</ref>
Dalam hal keagamaan, suku Kokoda menganut dua agama besar, yaitu [[Islam]] dan [[Kristen Protestan]]. Islam masuk ke wilayah mereka pada tahun abad ke-15. Masuknya [[agama Islam]] ke wilayah tersebut tidak terlepas dari peran [[Sultan Tidore]]. Meskipun terdapat dua perbedaan agama besar, suku Kokoda hidup sangat rukun dan berdampingan satu sama lain. Hampir tidak pernah dijumpai konflik agama terjadi dalam kehidupan mereka. Sesuatu yang terlihat justru hubungan yang harmonis dan tolong menolong satu sama lain. Seperti misalnya, ketika umat [[Islam]] menggelar perayaan hari besar keagamaan seperti
Dalam hal pendidikan, suku Kokoda terhitung masih sedikit yang bersentuhan dengan dunia pendidikan. Banyak di antara mereka yang tidak menyelesaikan pendidikan [[
Pemberdayaan masyarakat suku Kokoda dilaksanakan pula oleh organisasi [[Muhammadiyah]]. Pengajaran bertani, beternak, dan menjadi nelayan juga dilaksanakan untuk pemberdayaan masyarakat. [[Warmon Kokoda, Mayamuk, Sorong|Kampung Warmon Kokoda]] di [[Kota Sorong]] bahkan disebut sebagai "Kampung Muhammadiyah" karena kedatangan organisasi tersebut membawa kemajuan.<ref name=kompas>Firdaus, Haris (18 Januari 2019). "Jejak Muhammadiyah di Papua Barat". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm.19</ref>
|