Lombok Karangasem: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 106:
 
Pada tanggal 20 Februari 1894, yang secara resmi Sasak mengirimkan utusan untuk meminta intervensi dan dukungan Belanda.<ref name="Keurs"/> Belanda, yang melihat peristiwa ini sebagai kesempatan untuk memperluas kendali mereka di Hindia Timur, memilih untuk memihak Sasak yang telah meminta perlindungan kepada mereka. Belanda segera saja mulai mengganggu impor senjata dan perlengkapan penguasa Bali-Mataram, yang selama ini mereka datangkan dari [[Singapura]].<ref name="Ooi"/><ref name="Keurs"/>
 
== Intervensi Belanda ==
[[Berkas:Lombok 1894 J. Hoynck van Papendrecht 1858 1933.jpg|300px|thumb|Serangan dari Belanda terhadap benteng Karangasem di Lombok pada tahun 1894.]]
 
[[Berkas:Ham, PPH van, 2de bevelhebber der expeditie naar Lombok, gesneuveld 26 augustus 1894.jpg|jmpl|250px|Jenderal P.P.H. van Ham, wakil panglima ekspedisi yang tewas pada pertempuran di bulan Agustus.]]
Blokade impor yang dilakukan Belanda ternyata tidak cukup untuk menghentikan perang, dan permintaan agar Mataram menyerah juga ditolak.<ref name="Keurs"/> Pada Juli 1894, Belanda berkeputusan untuk mengirimkan ekspedisi militer dengan tujuan menggulingkan kekuasaan penguasa Mataram.<ref name="Ooi"/> Tiga kapal dikirim dari [[Batavia]], yaitu ''Prins Hendrik'', ''Koningin Emma,'' dan ''Tromp'', untuk mengangkut 107 perwira, 1.320 tentara Eropa, 948 tentara pribumi, dan 386 kuda.<ref name="Keurs"/>
 
Sejak bulan Agustus 1894, pasukan Bali mulai menentang kehadiran militer Belanda dalam konflik tersebut. Pada malam hari tanggal 25 Agustus 1894, secara mendadak mereka menyerang kamp militer Belanda yang berpenghuni 900 orang yang didirikan di dekat Istana Mayura di Cakranegara, dan berhasil menewaskan lebih dari 500 orang tentara, pelaut, dan kuli yang berada di sana.<ref name="Ooi"/><ref name="Reader">[http://books.google.com/books?id=JlcL6HeY-uAC&pg=PA494 ''The rough guide to Bali & Lombok By Lesley Reader, Lucy Ridout p.494]</ref> Di antara korban tewas serangan tersebut adalah Jenderal P.P.H. van Ham, panglima pasukan Belanda.<ref name="Capaldi">[http://books.google.com/books?id=KSH8hxNmW3gC&pg=PA300 ''Bali handbook with Lombok and the Eastern Isles: the travel guide'' by Liz Capaldi, Joshua Eliot p.300]</ref> Belanda kemudian mundur dan berkubu dalam benteng di pinggir pantai.<ref name="Capaldi"/>
 
=== Bala bantuan Belanda (November 1894) ===
[[Berkas:Cakranegara destructions 1894.jpg|jmpl|250px|Penghancuran Cakranegara, 1894.]]
Belanda kembali dengan bala bantuan tambahan di bawah komando Jenderal Vetter. [[Kota Mataram|Mataram]] diserang hingga benar-benar hancur.<ref name="Ooi"/><ref name="Capaldi"/> Pada tanggal 8 November 1894, Belanda secara sistematis menembakkan meriam kepada posisi pasukan Bali di [[Cakranegara]], sehingga menghancurkan istana, menewaskan sekitar 2.000 orang Bali, sementara mereka sendiri kehilangan 166 orang.<ref name="Lansing"/> Pada akhir November 1894, Belanda telah berhasil mengalahkan semua perlawanan Bali, dengan ribuan orang Bali menjadi korban tewas, menyerah, atau melakukan ritual [[puputan]].<ref name="Ooi"/>
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het Lombok-monument TMnr 10015712.jpg|jmpl|Monumen ekspedisi Belanda 1894]]
Lombok dan Karangasem selanjutnya menjadi bagian dari [[Hindia Belanda]], dan pemerintahan dijalankan dari Bali.<ref name="Ooi"/> Gusti Gede Jelantik diangkat sebagai regen Belanda pada tahun 1894, dan ia memerintah hingga tahun 1902.<ref>[http://books.google.com/books?id=JlcL6HeY-uAC&pg=PA298 ''The rough guide to Bali & Lombok'' by Lesley Reader, Lucy Ridout p.298]</ref> Harta kekayaan kerajaan Lombok disita oleh Belanda, di antaranya termasuk 230 kilo emas, 7.000 kilo perak, dan perhiasan dan karya sastra (termasuk [[Negarakertagama]]).<ref name="Keurs"/> [[Bangli]] dan [[Gianyar]] tidak lama kemudian juga mengakui kedaulatan Belanda, namun wilayah Bali selatan terus melawan sampai terjadinya [[intervensi Belanda di Bali (1906)]] berikutnya.<ref name="Lansing"/>
 
== Referensi ==