Etimologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 10:
* Kata-kata yang lebih panjang dapat pula dibentuk dengan menggabungkan dua kata atau lebih. Misalnya ''Singapura'', dari kata ''sing'' (Sansekerta “batu”, bukan “singa”) dan ''pura'' (Sansekerta “negara”): “tempat yang berbatu-batu”. Kalau ''Singapura'' diduga berasal dari "singa", itu kadang-kadang disebutkan [[etimologi populer]], yaitu "etimologi palsu" yang dibikin oleh orang karena etimologi tersebut diduga mungkin, walaupun ternyata keliru).
* Kata-kata ''slang'' (yang tidak resmi) dapat diterima menjadi bahasa resmi. Kadang-kadang yang sebaliknya juga terjadi, kata-kata yang resmi menjadi ''slang''.
* Kata-kata yang "kasar" atau "kotor" dapat menjadi [[eufemisme]], dan
* Kata-kata yang [[tabu]] mungkin dihindari dan kemudian lenyap, seringkali digantikan oleh [[eufemisme]] atau ''[[pengandaian kata]]''.
* Kata-kata dapat dilebur menjadi kata ''[[portmanteau]]'', seperti misalnya ''polda'', sebuah peleburan dari kata ''polisi'' dan ''daerah''.
* Kata-kata dapat dimulai sebagai [[akronim]], seperti ''[[SIM]]'' (“'''S'''urat '''I'''zin '''M'''engemudi”).
*Bunyi dalam sesuatu perkataan bisa
*Bunyi bisa ditambah kedalam satu perkataan, sesuai dengan [[morfologi]] Bahasa Indonesia: ''Maret'' (Bahasa Belanda: “Maart”) atau dihilangkan (''bius'' dari Bahasa Parsi “bihausi”).
*Bunyi asing bisa diindonesiakan, seperti ''petuah'' (Bahasa Arab: “'''f'''atwa”).
*Kata-kata dapat diciptakan dengan sengaja, seperti perkataan ''Anda''.
* Kata-kata dapat pula diambil dari sebuah tempat tertentu ([[Daftar toponim|toponim]], misalkan ''lombok'' yang berarti "cabai") atau dari nama orang tertentu ([[eponim]], mis. ''urat Achilles'').
|