Cisompet, Garut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aziz.gb (bicara | kontrib)
mengefektifkan kalimat dan menambah aspek informasi transportasi umum
Aziz.gb (bicara | kontrib)
menambahkan sejarah masa hindia belanda
Baris 27:
 
== Sejarah ==
Kecamatan Cisompet pada awalnya tergabung dalam [[Pameungpeuk, Garut|Kecamatan Pameungpeuk]] sebelum akhirnya dibagi menjadi empat kecamatan terpisah yakni Kecamatan Cibalong, Kecamatan Cikelet, Kecamatan Pameungpeuk, dan Kecamatan Cisompet itu sendiri. Wilayah ini awalnya termasuk dalam Kawedanan Nagara sebelum berganti nama menjadi Kecamatan [[Pameungpeuk, Garut|Pameungpeuk]].
 
Cisompet mulai berdiri pada tahun 1882 pada masa kolonial Belanda, merupakan bagian dari Asisten Kewedanan Nagara. Kewedanan Nagara berpusat di Pameungpeuk, memiliki wilayah administratif yang meliputi ''onderdistrik'' Pameungpeuk, Bodjong, Rantjaherang, dan Cisompet itu sendiri. Wilayah yersebut kemudian hari berganti nama menjadi Kecamatan [[Pameungpeuk, Garut|Pameungpeuk]].
Kecamatan Pameungpeuk, termasuk didalamnya wilayah Kecamatan Cisompet, awalnya masuk dalam Kabupaten Soekapoera (sekarang Kabupaten [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]]) sebelum dialihkan kedalam wilayah Kabupaten Limbangan (sekarang Kabupaten [[Kabupaten Garut|Garut]]).
 
Kecamatan Pameungpeuk, termasuk didalamnya wilayah Kecamatan Cisompet, awalnya masukakan dimasukkan dalam Kabupaten Soekapoera (sekarang Kabupaten [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]]) sebelum dialihkan kedalam wilayah Kabupaten Limbangan (sekarang Kabupaten [[Kabupaten Garut|Garut]]).
 
Kecamatan ini memiliki situs bersejarah, seperti Gunung Nagara di Desa [[Depok, Cisompet, Garut|Depok]], sebagai tempat pemakaman tokoh-tokoh kerajaan Islam, yakni Eyang Ruhi Kudratullah dan Prabu Kiansantang. Situs ini berperan penting dalam sejarah penyebaran Islam di wilayah Garut Selatan, terutama di Kecamatan Cisompet.