Aji Raden Muhammad Ayub: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
PeragaSetia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox officeholder
{{Kotak info Gubernur
| name = Aji Raden Muhammad Ayub
| office = [[Kesultanan Gunung Tabur|Sultan Gunung Tabur]]
Baris 20:
| termend2 = 1964
| successor2 = [[Yunuzal Yunus]]
| monarch = A
}}
 
Baris 45 ⟶ 46:
Pada tahun 1960, Ayub diangkat oleh Gubernur [[A.P.T. Pranoto]] menjadi Bupati Berau. Pengangkatan tersebut berkaitan erat dengan kebijakan Pranoto untuk memperkuat kedudukan politik golongan bangsawan di Kalimantan Timur.{{sfn|Magenda|1991|p=49}} Selain itu, kekuatan politik aristokrat yang mengakar di Berau dan dukungan dari [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] yang saat itu menjadi partai yang dominan di tingkat nasional maupun provinsi, juga menjadi faktor penting atas pengangkatannya.{{sfn|Obidzinski|2003|p=180}}
 
Walaupun seorang bangsawan, Ayub dapat bertahan cukup lama sebagai bupati berkat posisinya sebagai tokoh NU yang berpengaruh di tingkat provinsi.{{sfn|Magenda|1991|p=46}} Meski demikian, dalampengaruh upayamiliter melemahkandalam kekuatanbirokrasi politikdan paraperekonomian bangsawanBerau di tingkatsemakin daerahmenguat, Brigjenterutama saat berlangsungnya [[SoeharioKonfrontasi PadmodiwirioIndonesia–Malaysia|SoeharioKonfrontasi]]. menekanJabatan-jabatan Ayubsipil agarmulai berhentidiisi darioleh jabatannya.militer Diadan digantikanmereka olehpun terlibat dalam perdagangan gelap dyang telah merajalela di Berau kala itu akibat krisis ekonomi yang terjadi, termasuk penyelundupan ke [[YunuzalBorneo YunusUtara Britania|Borneo Utara]]. Perdagangan ilegal menjadi satu-satunya cara agar barang-barang kebutuhan dan pendapatan dapat diperoleh, salahbaik seoranguntuk pendukungnyakepentingan pribadi maupun lembaga.{{sfn|Obidzinski|2003|p=181180}}
 
Kondisi demikian, menurut Pangdam IX/Mulawarman Brigjen [[Soehario Padmodiwirio|Soehario]], disebabkan oleh kolusi antara para bangsawan dengan pihak-pihak asing, baik yang ada di dalam negeri ([[Tionghoa]]) maupun dari luar. Oleh karenanya, Soehario menggencarkan kampanye untuk melemahkan kekuatan politik para bangsawan, termasuk dengan menekan Ayub agar berhenti dari jabatannya sebagai bupati. Dia digantikan oleh [[Yunuzal Yunus]], salah seorang pendukungnya.{{sfn|Obidzinski|2003|p=181}}
 
== Karir pasca Bupati ==