Muawiyah bin Abu Sufyan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k ~
 
Baris 233:
 
==== Irak dan bagian timur ====
Tantangan terhadap otoritas pusat pada umumnya, dan pemerintahan Muawiyah pada khususnya, paling tajam di Irak, di mana perpecahan marak antara seseorang yang baru naik menjadi ''asyraf'' dan elit Muslim yang baru lahir, yang terakhir dibagi lebih lanjut antara partisan Ali dan Khawarij. Pendakian Muawiyah menandakan kebangkitan ''asyraf'' Kufah ​​yangyang diwakili oleh mantan pendukung Ali, [[Asy'ats bin Qais]] dan [[Jarir bin Abdullah al-Bajali|Jarir bin Abdullah]], dengan mengorbankan pengawal lama Ali yang diwakili oleh [[Hujr bin Adi]] dan [[Ibrahim bin al-Asytar|Ibrahim]], putra dari pembantu utama Ali, [[Malik al-Asytar]]. Pilihan awal Muawiyah untuk memerintah Kufah pada tahun 661 adalah [[Al-Mughirah bin Syu'bah]], yang memiliki pengalaman administrasi dan militer yang cukup besar di Irak dan sangat akrab dengan penduduk dan masalah di kawasan itu. Di bawah pemerintahannya selama hampir satu dekade, Al-Mughirah memelihara perdamaian di kota, mengabaikan pelanggaran yang tidak mengancam pemerintahannya, mengizinkan orang-orang Kufah ​​untukuntuk tetap memiliki tanah mahkota Sasania yang menguntungkan di distrik Jibal dan, tidak seperti di bawah pemerintahan sebelumnya, secara konsisten dan tepat waktu membayar tunjangan garnisun.{{sfn|Kennedy|2004|p=84}}
 
Di Basra, Muawiyah mengangkat kembali sanak Abdus Syams, [[Abdullah bin Amir]], yang pernah bertugas di kantor di bawah Utsman. Selama pemerintahan Muawiyah, Ibnu Amir memulai kembali ekspedisi ke [[Sistan]], mencapai [[Kabul]]. Dia tidak mampu menjaga ketertiban di Basra, di mana tumbuh kebencian terhadap kampanye jarak jauh. Akibatnya, Muawiyah menggantikan Ibnu Amir dengan [[Ziyad bin Abihi]] pada tahun 664 atau 665. Ziyad adalah loyalis Ali yang paling lama yang tidak mengakui kekhalifahan Muawiyah dan telah membarikade dirinya di benteng [[Estakhr]] di [[Provinsi Fars|Fars]]. [[Busr bin Abi Artha'ah|Busr]] telah mengancam akan mengeksekusi tiga putra muda Ziyad di Basra untuk memaksanya menyerah, tetapi Ziyad akhirnya dibujuk oleh Al-Mughirah, mentornya, untuk tunduk pada otoritas Muawiyah pada tahun 663. Dalam sebuah langkah kontroversial yang mengamankan kesetiaan Ziyad yang tidak berayah, yang dipandang khalifah sebagai calon yang paling cakap untuk memerintah Basra, Muawiyah mengadopsinya sebagai saudara tiri dari pihak ayah, untuk memprotes putranya sendiri Yazid, Ibnu Amir dan kerabat Umayyahnya di Hijaz.{{sfn|Hasson|2002|p=520}}