Para Pencari Tuhan Jilid 17: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 291:
 
Culay semakin curiga Pongki tidak benar-benar kaya karena dia terus menghindari Culay dan menunda-nunda pembayaran utangnya. Culay ingin menguji Pongki dengan meminta dibelikan mobil dalam waktu dua hari. Maimun meminta Pongki membayarkan produk perawatan kulitnya secara tunai, tetapi Pongki memilih membayarnya secara kredit. Ayang meminta diantarkan Udin ke Purwokerto untuk menemui jenazah kakeknya yang baru meninggal sebelum dikuburkan. Udin meminjam uang lagi dari Bang Jack untuk biayanya.
| LineColor=#14C303
}}
{{Episode list/sublist|Para Pencari Tuhan Jilid 17
| EpisodeNumber= 471
| EpisodeNumber2=19
| DirectedBy=Tito Kurnianto
| WrittenBy=''Cerita:'' Wahyu H. Sudarmo dan Amiruddin Olland<br/>''Skenario'': Zezen Estu dan Setya Rahmah
| OriginalAirDate= {{start date|2024|3|30}}
| ShortSummary= Saat pergi mencari uang, Pongki kehilangan motor kantor Culay beserta sertifikat klinik giginya. Pongki meminta Dulah mempertemukannya dengan Pak Jalal yang setuju meminjamkannya uang dengan jaminan klinik giginya dan mereka harus membantu membeli lahan di sekitarnya untuk dijadikan panti asuhan. Culay ingin membantu Leli di warung pecel lelenya lagi, jadi Amrik menutup warungnya sampai Culay berhenti mendekati Leli. Pongki memberikan uang pelunasan utangnya ke Culay dan menyuruhnya belajar menyetir terlebih dahulu jika menginginkan mobil. Culay ingin berhenti bekerja dan mengandalkan uang dari Pongki saja, tetapi Debi menolak karena masih banyak debitur dalam proyek Pak Jalal yang harus ditagih dan merasa Culay seharusnya mandiri.
 
Akbar menyadari Rasimin dan Rohana sudah merestui jika Akbar menikah dengan Leli. Hamasa menyelesaikan penagihan utang Burhan dan menyuruh Debi memberikan komisinya ke Akbar serta meminta cuti tanpa batas waktu. Karena Akbar juga menolak uangnya, Debi menyuruh Akbar berbicara sendiri ke Hamasa dan membujuknya untuk bekerja kembali. Akbar membujuk Hamasa untuk menyimpan komisinya sampai Akbar memang butuh. Ayang dan Udin tidak jadi pergi ke pemakaman kakek Ayang karena pemakamannya sudah dilaksanakan, lalu mereka menggunakan uang dari Bang Jack untuk makan di Ancol. Perut Ayang menjadi sakit dan Udin meminta uang dari Bang Jack lagi untuk pengobatannya.
| LineColor=#14C303
}}
{{Episode list/sublist|Para Pencari Tuhan Jilid 17
| EpisodeNumber= 472
| EpisodeNumber2=20
| DirectedBy=Tito Kurnianto
| WrittenBy=''Cerita:'' Wahyu H. Sudarmo dan Amiruddin Olland<br/>''Skenario'': Zezen Estu dan Setya Rahmah
| OriginalAirDate= {{start date|2024|3|31}}
| ShortSummary= Akbar dan Culay setuju untuk bekerja sama membujuk Hamasa kembali bekerja dengan Akbar dan membantu pendekatan Culay ke Leli. Culay berhasil membujuk Hamasa sekaligus mengajaknya bekerja sama mendapatkan jodoh yang mereka masing-masing inginkan. Karena Culay berkata Akbar menyukai perempuan yang solehah, Hamasa bertanya ke Bang Jack bagaimana caranya menjadi solehah. Bang Jack bersedia membantu asalkan niat Hamasa menjadi solehah adalah semata-mata untuk Allah dan bukan untuk Akbar. Akbar menceritakan kebaikan Culay kepada Leli, tetapi Leli masih menghindari Culay dengan menutup warungnya. Shafira dan keluarganya telah pindah dari rumah mereka. Amrik dan Rasimin punya ide memberikan modal kepada Akbar agar digunakan untuk membuat usaha kafe atau jual beli motor bersama Leli.
 
Pongki memberi tahu Maimun bahwa dia sekarang berganti profesi menjadi makelar tanah, lalu mulai bekerja dengan Dulah untuk menemui para pemilik lahan yang Pak Jalal inginkan. Usaha mereka gagal karena Pongki terus mengejek para pemilik lahan. Udin menerima uang dari Bang Jack, tetapi Ayang sudah sembuh karena diobati tetangganya. Asrul dan Udin lalu menagih utang sapi dari debitur yang melunasinya dengan seekor sapi pula. Debi tidak mau mengurus sapinya, jadi mereka bertiga sepakat untuk meminta Bang Jack mengurus sapinya hingga bisa dikurbankan atas nama almarhumah ibu Debi.
| LineColor=#14C303
}}