Madura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 46:
Pulau ini didiami oleh etnis mayoritas [[suku Madura]] yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi yang cukup besar di [[Indonesia]], saat ini jumlah populasi [[suku Madura]] diperkirakan mencapai lebih dari 12 juta jiwa dan menyebar di seluruh penjuru indonesia.
 
Pulau Madura sebagian juga dihuni oleh beberapa kaum pendatang seperti [[suku Jawa]], [[Suku Bugis]], [[Tionghoa]], [[Arab-Indonesia]], [[Suku Banjar]], [[Suku Sunda]], [[Suku Melayu]] dan lainnya. [[Suku Madura]] berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti [[Pulau Bawean]], [[Pulau Mandangin, Sampang, Sampang]], [[Gili Raja]], [[Gili Genteng]], [[Poteran, Raas, Sumenep]], [[Gili Iyang]], [[Pulau Sapudi]], [[Pulau Raas]], [[Kepulauan Masalembu]] dan [[Kepulauan Kangean]]. Selain itu, orang Madura banyak juga yang berdatangan dan menetap di bagian timur [[Tapal Kuda (kawasan)]], biasa disebut sebagai kawasan [[Tapal Kuda, Jawa Timur]], yaitu membentang dari [[Kabupaten Pasuruan]] sebelah Timur sampai utara [[Banyuwangi]]. Orang Madura yang berada di [[Kabupaten Bangkalan]], [[Kabupaten Sampang]], [[Kabupaten Pamekasan]], [[Kabupaten Sumenep]], [[Kabupaten Situbondo]] dan [[Kabupaten Bondowoso]] jumlah penduduknya paling banyak dan mengutamakan [[bahasa Madura]]. Sedangkan orang Madura yang menetap di [[Kabupaten Probolinggo]], [[Kabupaten Malang]] bagian tenggara, [[Kabupaten Banyuwangi]], [[Kabupaten Jember]] , [[Kota Surabaya]] bagian Utara, [[Kabupaten Lumajang]], dan sebagian [[Kabupaten Gresik]] biasanya menguasai 2 bahasa yaitu [[bahasa Madura]] dan [[bahasa Jawa]].
 
[[Suku Madura]] terkenal dengan gaya bicaranya yang blak-blakan, namun dikenal hemat, disiplin dan pekerja keras (''abhântal ombâ' asapo' angèn''/'''أبْاْنتال أَومباْء أساڤَوء أڠَين'''). Harga diri merupakan esensi penting dalam kehidupan masyarakat Madura, mereka memiliki sebuah falsafah: ''ango'an potè tolang etembheng pote mata''/'''أَيتَيمبْاْڠ ڤَوتَي ماتا، أڠَوءأن ڤَوتَي تَولاڠ''' artinya "lebih baik mati daripada harus menanggung malu". Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi [[carok]] pada sebagian masyarakat Madura.