Hubungan Anabaptis dengan Yudaisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lutherchrist (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'Anabaptis dan Yahudi telah berinteraksi selama beberapa abad, sejak asal mula Anabaptis pada Reformasi Radikal di awal Eropa modern. Karena kepicikan banyak komunitas Anabaptis dan Yahudi, hubungan Anabaptis-Yahudi secara historis terbatas tetapi terdapat contoh interaksi antara Anabaptis dan Yahudi. Karena beberapa kesamaan dalam pakaian, budaya, dan bahasa, komunitas Amish dan Mennonite khususnya sering dibandingkan dan dikontraskan dengan komunitas...'
Tag: tanpa kategori [ * ] tidak menyebut judul [ * ] Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
 
Lutherchrist (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
[[Anabaptis]] dan [[Yahudi]] telah berinteraksi selama beberapa abad, sejak asal mula Anabaptis pada [[Reformasi Radikal]] di awal Eropa modern. Karena kepicikan banyak komunitas Anabaptis dan Yahudi, hubungan Anabaptis-Yahudi secara historis terbatas tetapi terdapat contoh interaksi antara Anabaptis dan Yahudi. Karena beberapa kesamaan dalam pakaian, budaya, dan bahasa, komunitas Amish dan Mennonite khususnya sering dibandingkan dan dikontraskan dengan komunitas [[Yahudi Haredi]] dan Hasid.
 
== Anabaptis berpindah agama ke Yudaisme==
 
Pada awal tahun 1600-an, pasangan [[Mennonite]] bernama [[Hans Joostenszn]] (Abraham Abrahamsz) dan [[Sanne Thijsdochter]] (Sara Abrahamsz) berpindah agama ke Yudaisme. Meninggalkan komunitas Mennonite Emmerik di [[Republik Belanda]] (sekarang [[Jerman]]), mereka melakukan perjalanan ke seluruh [[Polandia]], [[Lituania]], dan [[Kekaisaran Ottoman]]. Belajar lebih banyak tentang Yudaisme di [[Gdańsk]], mereka berpindah agama ke Yudaisme di [[Konstantinopel]]. Mereka memilih Yudaisme rabi daripada Krayers (Karaites). Sementara orang Inggris yang membawanya ke Yudaisme tidak mengharuskannya menjalani sunat, Abraham memilih untuk menerima sunat di Konstantinopel Ottoman. Sekembalinya mereka ke Belanda , pasangan tersebut ditangkap dan diinterogasi oleh otoritas Kristen Belanda. Pasangan Yahudi tersebut berusaha membantah tuduhan murtad dengan menggarisbawahi bahwa keduanya belum pernah dibaptis dan bahwa kejahatan sunat yang dilakukan Abraham Abrahamsz terjadi di luar yurisdiksi hukum Belanda. Pasangan tersebut mengaku telah memiliki identitas Yahudi sejak remaja dan menganggap diri mereka sebagai orang Yahudi yang melarikan diri dari komunitas Mennonite dan bukannya murtad. Terinspirasi oleh teladan keluarga Abrahamsz, seorang Protestan Reformed bernama Jan Pieterszn juga berpindah agama ke Yudaisme. Pieterszn tidak berusaha mengalihkan tuduhan murtad selama persidangannya, dengan menyatakan bahwa itu adalah haknya untuk memilih agamanya. Bahkan setahun setelah persidangannya, dia tetap teguh dalam komitmennya terhadap Yudaisme dan bersedia mengorbankan nyawanya demi membela keyakinan agamanya dan membandingkan para penganiayanya dengan Inkuisitor Spanyol . Diusulkan agar orang-orang Yahudi yang berpindah agama ini dibakar atau ditenggelamkan, namun diyakini oleh para ahli bahwa hukumannya tidak dijatuhkan. Pengadilan Hoorn yang berpindah agama merupakan isu penting nasional dan merupakan peristiwa penting dalam sejarah Belanda-Yahudi dan sejarah toleransi Belanda . [1]
 
 
 
== Referensi ==