Hubungan Anabaptis dengan Yudaisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 25:
{{quote|Pada hari ini, kami, mewakili umat Anabaptis, merendahkan diri dan memohon pengampunan atas dosa kolektif kami berupa kesombongan dan keegoisan dengan mengabaikan penderitaan umat Yahudi dan bangsa Israel.<ref>{{cite web|url=http://www.mennoworld.org/archived/2011/1/3/anabaptists-visit-israel-seek-reconciliation-among/?page=1 |title=Anabaptists visit Israel, seek reconciliation among Mennonites, Amish, Jews |publisher=[[Mennonite World Review]] |access-date=2019-10-20}}</ref>}}
Uskup Ben Girod, pemimpin misi rekonsiliasi, telah menyatakan bahwa kaum Anabaptis harus menganut "Zionisme alkitabiah", bahwa Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri meskipun ada tradisi pasifisme Anabaptis , dan bahwa kaum Anabaptis liberal yang pro-Palestina "menyangkal orang Yahudi" dan menampilkan “dukungan arogan terhadap teroris”.<ref>{{cite web|url=https://www.jpost.com/Christian-In-Israel/Features/Amish-leaders-burden-to-reconcile-with-the-Jewish-people |title=Amish leader's 'burden' to reconcile with the Jewish people |publisher=[
Karena lobi dari umat Kristen Palestina, khususnya Kairos Palestina, Gereja Mennonite AS mengeluarkan resolusi untuk melakukan divestasi kepemilikannya pada perusahaan-perusahaan yang mendapat keuntungan dari pendudukan Israel di Tepi Barat sebagai solidaritas dengan umat Kristen Palestina dan kelompok lain yang hidup di bawah pendudukan Israel. Resolusi yang memisahkan diri dari Israel juga mengecam antisemitisme, menyerukan kerja sama antaragama Anabaptis-Yahudi yang lebih besar, dan secara kritis mengkaji peran gereja dalam Holocaust. Resolusi tersebut sebelumnya ditolak karena ketakutan Gereja akan dituduh antisemitisme. Mat Staver , seorang pendiri Evangelis dan ketua Liberty Counsel dan presiden Christian in Defense of Israel, mengkritik keputusan tersebut karena membingungkan, kontradiktif, dan antisemit, dan menuduh Gereja Mennonite AS berkeinginan untuk "menghancurkan Israel". [19]
|