Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
Baris 32:
 
Sama seperti di Malaysia dan Singapura, ceki juga sempat menjadi permainan segala kalangan di Indonesia masa kolonial. Di Minang sebagai contoh, permainan ceki merupakan sarana pergaulan antara [[Ambtenaar|pegawai negeri ''ambtenaar'']] dengan tokoh adat dan rakyat.{{sfn|Samad|1986|pp=16, 17}} Foto-foto lama (lihat Raap, 2013) dan tulisan seperti Siem (1941) menunjukkan bahwa pada abad ke-20 M, kartu ceki dapat ditemukan di berbagai kota besar dan daerah-daerah di antaranya, seperti [[Padang]], [[Lembang, Bandung Barat|Lembang]], [[Pekalongan]], [[Yogyakarta]], [[Surakarta]], [[Badung]], [[Klungkung]], [[Singaraja]], [[Lombok]], [[Banjarmasin]], [[Manado]], [[Kota Ambon|Ambon]], dan [[Pulau Timor|Timor]]. Pada awal abad ke-20, perusahaan kartu besar seperti di [[Turnhout]], [[Belgia]] mengekspor ceki ke Sumatra, sementara perusahaan lokal seperti Handelsvereeniging Harmsen Verweij & Dunlop N.V. memiliki percetakan ceki yang beroperasi di Padang, Jawa, dan Makassar. Hal ini mengindikasikan mangsa pasar yang cukup besar di masa itu.{{sfn|Alkatiry & Aviandy|2018|pp=281}} Memasuki abad ke-21, hanya beberapa daerah yang masih memainkan ceki. Di Jawa misal, ceki sudah jarang ditemukan. Sementara itu di [[ranah Minang]] serta [[Bali]], ceki masih cukup banyak diminati dan kartunya relatif mudah didapat di berbagai toko.{{sfn|Muhammad|2021|pp=170}}{{sfn|Alkatiry & Aviandy|2018}} Di Bali bahkan, terdapat pertemuan dan lomba ceki yang diselenggarakan berkala oleh berbagai banjar dengan dukungan pemerintahan daerah Bali. Pertemuan-pertemuan ini sekaligus menjadi ajang sosialisasi yang berupaya untuk menghapus kesan perjudian ceki dengan menunjukkan aspek positif seperti pengasahan strategi dan pemupuk pergaulan.<ref>{{cite web |url=https://www.detik.com/bali/budaya/d-6234530/turnamen-ceki-di-denpasar-hapus-kesan-judi-jadi-ajang-rekreasi |title=Turnamen Ceki di Denpasar, Hapus Kesan Judi Jadi Ajang Rekreasi |last=Putri |first=Ni Made Lastri Karsiani |date=14 Agustus 2022 |website=Detik Bali |publisher= |access-date= |quote= |archive-date=2023-12-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20231213012556/https://www.detik.com/bali/budaya/d-6234530/turnamen-ceki-di-denpasar-hapus-kesan-judi-jadi-ajang-rekreasi |dead-url=no }}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.nusabali.com/berita/149559/turnamen-ceki-wahana-gembira-dan-pelestarian-budaya-tanpa-judi|title=Turnamen Ceki, Wahana Gembira dan Pelestarian Budaya Tanpa Judi|last=rat|date=3 September 2023|website=Nusa Bali|publisher=|access-date=|quote=|archive-date=2023-12-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20231213012635/https://www.nusabali.com/berita/149559/turnamen-ceki-wahana-gembira-dan-pelestarian-budaya-tanpa-judi|dead-url=no}}</ref>
{{clear}}
 
== Susunan dek ==