PendidikanMasbuhin beliaudididik sejaksecara kecilagamais dioleh lingkungankedua yang islamiorangtuanya. MulaiIa dari tingkat MI sampai Mts. Setelah Tsanawiyah beliaukemudian melanjutkan studinyapendidikan ke [[Gontor]],Pondok pesantrendi [[DarussalamKabupaten gontorPonorogo|DarussalamPonorogo]] Ponorogo, [[Jawa Timur]], didan sanalah beliau memperdalam ilmumempelajari bahasa Arab dan bahasa Inggris. Setelah lulus dari Gontor beliau ingin memperdalam ilmu lagi, selanjutnyaia beliaumelanjutkan nyantristudinya di PP.ke [[Pondok Pesantren Langitan|Langitan]] Widang Tuban, yang pada saat itu diasuh oleh KH. Abdul Hadi dan [[Abdullah Faqih|KH. Abdullah Faqih]] [[Pondok Pesantren Langitan|langitan]]. Di sana beliauia memperdalammengembangkan ilmu kitab kuning, mulai dari Fiqh, Nahwu, Shorof, tauhid, sampai tasawwuftasawuf. ProsesIa penggembalaan ilmubelajar di PP.Lagitan Langitan cukup lama, sekitarselama 17 tahun beliau nyantri di sana. Diceritakan bahwasannya sosok KH. Masbuhin Faqih muda adalah pemuda yang giat dan tekun belajar, sukasembari bekerja keras, dan optimis dalam suatu keadaan apapun. Waktumengabdi di PP. Langitan beliau banyak melakukan tirakat, seperti memasak sendiri, melakukan ibadah puasa sunnah dan lain-lain. Di sana beliau juga sempat menjadi khadam (pembantu dalem) kyai. Hal ini sampai menjadi jargon beliau dalam menasihati santri MBS (Mamba’us Sholihin), yakni “nek mondok ojo belajar tok, tapi nyambio ngabdi nang pondok iku (Jika kamu belajar di pondok jangan hanya sekadar mondok saja, tapi sembari mengabdi pada pondok tersebut)”. Dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, beliau jalani semua kehidupan diatas demi mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah.
Di tengah-tengah menimba ilmu di [[Pondok Pesantren Langitan|Langitan]], tepatnya pada tahun 1976 M atau pada saat beliau berumur 29 th, [[Abdullah Faqih|KH. Abdullah Faqih]] [[Pondok Pesantren Langitan|langitan]] menyuruh kyai Masbuhin untuk berjuang di tengah masyarakat Suci bersama-sama dengan abahnya. [[Abdullah Faqih|KH. Abdullah Faqih]] [[Pondok Pesantren Langitan|langitan]] sudah yakin bahwasannya santrinya ini sudah cukup ilmunya untuk berda’wah dan mengajar di masyarakat. Waktu demi waktu berlalu, proses dakwah terus berjalan dan berkembang pesat. Dengan perkembangan itu KH. Abdullah Faqih (Suci) diminta untuk membuat pesantren oleh beberapa guru beliau agar perjalanan dakwah tersebut lancar. Bersama-sama dengan Anak-anaknya mereka mendirikan suatu pondok yang diberi nama PP. At-Thohiriyyah, yang berarti suci, nisbat pada nama desa tempat pesantren berdiri, Suci.