Al-Muthi': Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
 
Pengabdian Al-Muthi' sebagai penguasa nominal dunia Muslim yang secara tajam menurun pada masa kekuasaannya. Para pesaing regional dari Buwaihi menunda pengakuan mereka terhadap kekhalifahan al-Muthi, hanya memandangnya selaku boneka Buwaihi, dan ketidakmampuannya untuk menanggapi secara efektif terhadap laju [[Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Makedonia|Bizantium]] mencoreng reputasinya. Secara lebih menonjol, [[Abad Syi'ah|kebangkitan]] rezim-rezim [[Syi'ah]] di sepanjang Timur Tengah secara langsung menantang kekuasaan [[Sunni]] dan Abbasiyah. Buwaihi sendiri adalah Syi'ah, namun mereka mempertahankan kekhalifahan Abbasiyah dari penggoyahan. Lebih jauh ke barat, perluasan [[Kekhalifahan Fatimiyah]] menghimpun tantangan ideologi dan politik terhadap Abbasiyah. Pada masa kekuasaan al-Muthi, Fatimiyah [[penaklukan Mesir oleh Fatimiyah|menaklukan Mesir]] dan mulai meluas hingga [[Syam]], yang mengancam Baghdad itu sendiri.
 
==Biografi==
===Kehidupan awal===
Al-Muthi' lahir di [[Baghdad]] pada 913/14 dengan nama al-Fadl, sebagai putra dari pasangan [[khalifah Abbasiyah]], [[al-Muqtadir]] ({{reign|908|932}}), dan gundik [[Saqaliba|Slavik]], Mash'ala.{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}}{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}} Ia merupakan saudara dari khalifah-khalifah [[al-Radi]] ({{reign|934|940}}) dan [[al-Muttaqi]] ({{reign|940|944}}).{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}} Al-Muthi' dibesarkan pada masa krisis. Masa kekuasaan Al-Muqtadir ditandai oleh pergesekan faksional, serangan oleh [[Qarmatia]], penurunan ekonomi dan penyusutan pendapatan yang berujung pada ketegangan militer, yang berpuncak dalam pembunuhan khalifah pada 932.{{sfn|Kennedy|2004|pp=185–193}} Pada masa kekuasaan berikutnya dari al-Radi dan al-Muttaqi, pemerintahan pusat Abbasiyah kehilangan kendali atas daerah-daerah dari penguasa militer regional. Bahkan di wilayah metropolitan Abbasiyah [[Irak (wilayah)|Irak]], penguasa militer merebut otoritas sebenarnya dari para khalifah, dan membagi satu sama lain dengan gelar {{transl|ar|[[amir al-umara]]}} (kepala panglima, {{lit|kepala amir}}) dan kendali hadirin dari aparatus pemerintah Abbasiyah di Baghdad, yang akan memperkenankan mereka untuk membayar pasukan mereka.{{sfn|Kennedy|2004|pp=191–197}}{{sfn|Busse|2004|pp=17–19}} Al-Muttaqi sendiri dinaikkan ke takhta oleh {{transl|ar|amir al-umara}} [[Bajkam]], namun berniat untuk memainkan para panglima perang regional—terutama [[Hamdaniyah]] dari [[Mosul]]—untuk memulihkan kemerdekaan dan otoritas jabatannya. Upaya tersebut berakhir dengan kegagalan, dan mengakibatkan penggulingan dan pembutaannya oleh {{transl|ar|amir al-umara}} [[Tuzun (amir al-umara)|Tuzun]] pada September 944.{{sfn|Busse|2004|pp=21–24}}{{sfn|Kennedy|2004|pp=196, 312}}
 
Selaku kepala para putra yang tersisa dari al-Muqtadir dan saudara dari dua khalifah sebelumnya, al-Fadl menjadi kandidat kuat untuk takhta tersebut.{{sfn|Busse|2004|p=25}} Sebagai tanggapannya, Tuzun memilih [[al-Mustakfi]] ({{reign|944|946}}), seorang putra dari Khalifah [[al-Muktafi]] ({{reign|902|908}}).{{sfn|Busse|2004|p=23}} Sumber-sumber abad pertengahan melaporkan bahwa al-Mustakfi dan al-Fadl saling membenci satu sama lain, dan bertikai pada persinggahan mereka di [[Istana Tahiriyah]] pada masa muda. Tak hanya mereka merupakan anggota garis suksesi pesaing, namun sifat mereka bertentangan secara diametrikal: walau al-Fadl, seperti ayahnya, dikenal karena kesalehannya, al-Mustakfi membeberkan wacana ketaatan lewat asosiasinya dengan militia {{transl|ar|ayyarun}}—tergambar dari golongan kelas rendah di perkotaan, mereka seringkali dijadikan pembuat ketegangan dan mendakwa asosiasi mereka dengan kelompok heterodoks dan sektarian seperti [[Sufi]]{{sfn|Tor|2014}}{{sfn|Donohue|2003|pp=340–346}}—dan keikutsertaannya dalam permainan-permainan 'vulgar'.{{sfn|Busse|2004|p=25}} Kala al-Mustakfi bertakhta, ia mengirim para agennya untuk merebut al-Muthi', namun al-Muthi' langsung dibawa ke persembunyian, dan khalifah tersebut memutuskan sendiri untuk merobohkan rumahnya.{{sfn|Bowen|1928|p=392}}{{sfn|Busse|2004|p=25}} Tindakan tersebut hanya ditujukan untuk menandai al-Fadl selaku pesaing berat; kala mendengarnya, [[wali raja (Kekhalifahan Abbasiyah)|wali raja]] veteran, [[Ali bin Isa bin al-Jarrah|Ali bin Isa]], dikatakan berujar bahwa "Saat ini, ia [al-Fadl] telah diakui menjadi pewaris takhta."{{sfn|Bowen|1928|p=392}}
 
{{AbbasiyahFamilyTree}}