Al-Muthi': Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 68:
Hubungan bersitegang antara khalifah dan Buwaihi secara bertahap terhimpun sifat yang lebih biasa dan berkesinambungan: Buwaihi setidaknya secara resmi menghormati sisa pertanggungjawaban khalifah, dan al-Muthi' nampak menerima peran menonjolnya, meraih kembali beberapa kebebasan bertindak, dan menghimpun hubungan dekat dengan Mu'izz al-Dawla.{{sfn|Donohue|2003|pp=51, 62}}{{sfn|Busse|2004|pp=27–28}} Pada 955/56, Mu'izz al-Dawla bahkan mengangkat putranya yang berusia 13 tahun, kelak Izz al-Dawla, selaku ''[[chamberlain (jabatan)|chamberlain]]'' khalifah.{{sfn|Donohue|2003|pp=51, 52}} Pengecualian paling terkenal pada hubungan baik antara khalifah dan {{transl|ar|amir al-umara}} adalah upaya yang ditujukan untuk menghimpun pengangkatan kepala {{transl|ar|qadi}} Baghdad kepada [[Abdallah ibn Abi al-Shawarib]] dengan bayaran 200.000 dirham per tahun antara 961 dan 963. Ini ditentang oleh para ulama Sunni dan Syiah karena ilegal, dan al-Muthi' enggan menandatangani pelantikan yang dibuat oleh Mu'izz al-Dawla pada masa itu.{{sfn|Güner|2006|p=401|ignore-err=yes}}{{sfn|Busse|2004|pp=266–267}} Ini juga nyaris merupakan satu-satunya rujukan dalam sumber-sumber kegiatan al-Muthi' dalam lingkup keagamaan atau yudisial; yang lainnya masa kekuasaannya berlalu dalam kebungkaman.{{sfn|Busse|2004|p=137}}
Unsur positif dari penaungan tersebut adalah kestabilan.{{sfn|Zetterstéen|Bosworth|1993|p=799}} Walau berpendirian cacat, al-Muthi' berkuasa selaku khalifah selama 29 tahun dan empat bulan [[kalender Islam|Hijriyah]], berseberangan dengan para pendahulunya yang berusia pendek, dan tak seperti mereka yang berurusan dengan sejumlah pretender pesaing pada kekhalifahan tersebut.{{sfn|Donohue|2003|pp=18, 263}} Cucu dari al-Muktafi memberontak di [[Armenia pada Abad Pertengahan|Armenia]] pada 960 dan mengklaim kekhalifahan tersebut sebagai al-Mustajir Billah sebelum dikalahkan oleh para penguasa [[Sallariyah]] lokal.{{sfn|Donohue|2003|p=263}}{{sfn|Busse|2004|p=29}} Pada 968, [[Muhammad bin al-Mustakfi|Abu'l-Hasan Muhammad]], putra dari al-Mustakfi, yang kabur ke istana [[Ikhshidiyah]] di [[Mesir]], meraih dukungan besar di Irak dengan menyembunyikan identitasnya dan berlagak sebagai [[Mahdi]]. Perubahan utama dari kepentingannya adalah seorang panglima Buwaihi berdarah [[suku bangsa Turkic|Turk]], Sübüktegin al-Ajami, yang memnberikannya
== Catatan ==
|