Kejatuhan Soeharto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 17:
* Mahasiswa [[Universitas Trisakti]] dan polisi pada [[Tragedi Trisakti|bentrok]]
}}
| date = 4–21 Mei {{Start date and age|1998}}
| place = [[Indonesia]]
| causes =
Baris 77:
| footer = Pasangan Presiden [[Soeharto]] yang baru terpilih (kiri), dan Wakil Presiden [[B. J. Habibie]] (kanan), untuk periode ketujuh dan terakhir Soeharto
}}
Meskipun situasi ekonomi memburuk, pada Sidang Umum [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR]] 1998, Soeharto dengan suara bulat terpilih kembali sebagai presiden, dengan [[Try Sutrisno]] digantikan oleh menteri [[B. J. Habibie]] sebagai [[Wakil Presiden Indonesia|wakil presiden]].{{sfn|Elson|2001| p = 267}} Pilihan Soeharto atas Habibie tidak diterima dengan baik, menyebabkan rupiah terus jatuh.{{sfn|Chandra|2008| p = 103}} Sementara itu, dia menumpuk [[Kabinet Pembangunan VII|Kabinet Pembangunan Ketujuh]] yang baru dengan beberapa keluarga dan rekan bisnisnya sendiri. Kenaikan harga BBM oleh pemerintah sebesar 70% pada Mei memicu kerusuhan di [[Kota Medan|Medan]], [[Sumatera Utara]].{{sfn|Purdey|2006| p = 105}} Dengan semakin dilihatnya Soeharto sebagai sumber krisis ekonomi dan politik negara yang memuncak, tokoh politik terkemuka, termasuk politikus Muslim, [[Amien Rais]], menentang kepresidenannya, dan pada Januari 1998, mahasiswa mulai mengorganisir demonstrasi nasional.{{sfn|Elson|2001| p = 267}}
|