Nanusa, Kepulauan Talaud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambah kutipan dan narasi yang dibuat
k Membatalkan 1 suntingan oleh Totok suhadak (bicara) ke revisi terakhir oleh OrangKalideres (TW)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 1:
{{rapikan}}
== '''Totok Suhadak, S.Sos., M.Hum.''' ==
{{coord|4|42|0|N|127|5|0|E|display=title}}
 
{{kecamatan
==== HIDUP YANG BERPERI KEMANUSIAAN SERTA BERMANFAAT ====
|nama=Nanusa
 
|dati2=Kabupaten
==== BAGI KEMASLAHATAN UMAT<ref>{{Cite web|date=2023-06-21|title=Totok Suhadak, S.Sos,. M.Hum. – totok.suhadak|url=https://blog.uts.ac.id/mastotok/2023/06/21/totok-suhada-s-sos-m-hum/|language=en-US|access-date=2024-05-30}}</ref> ====
|nama dati2=Kepulauan Talaud
 
|luas=- km²
 
|penduduk=-
Nama lengkap saya adalah Achmad Totok Suhada, biasa dipanggil Mas Totok, tetapi nama yang melekat di ijazah dan berbagai identitas saya adalah Totok Suhadak, dikarenakan ada beberapa hal kesalahan yang pernah saya lakukan ketika sekolah dasar, sehingga berlanjut kepada penamaan sampai ke perguruan tinggi.<ref>{{Cite web|title=Instagram|url=https://www.instagram.com/totok_suhada/?hl=en|website=www.instagram.com|access-date=2024-05-30}}</ref>
|kelurahan=-
 
|nama camat=-
 
|kepadatan=- jiwa/km²
'''A. Keluarga'''<ref>{{Cite web|title=Facebook|url=https://www.facebook.com/suhadanistaz|website=www.facebook.com|access-date=2024-05-30}}</ref>
|provinsi=Sulawesi Utara
 
}}
Saya adalah orang Jawa yang terlahir di Sumatera, ayah saya berasal dari Klaten (Luweng), sementara ibu saya berasal dari Pati (delare). maka dari itu kami sering disebut Pujakesuma, artinya Putera Jawa Kelahiran Sumatera. Program Transmigrasi yang bertujuan sebagai pemerataan ekonomi yang dicanangkan oleh Pemerintah Orde Baru atas pimpinan Presiden Soeharto yang membawa keluarga kami menginjakan kaki hingga ke pulau Sumatera, tepatnya di Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, sejak tahun 1978.
'''Nanusa''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Kepulauan Talaud]], [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]].
 
'''B. Pendidikan'''
 
Riwayat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi :
 
– SD Negeri 70/VII Bukit Murau
 
– SMP Negeri 05 Sarolangun
 
– SMA Negeri 02 Sarolangun
 
– S1, Universitas Negeri Jambi
 
– S2, Universitas Diponegoro Semarang
 
Riwayat pendidikan saya seperti ada yang kurang, yaitu TK (Taman kanak-kanak) dahulu tidak mengikuti sekolah TK karena orang tua saya beranggapan, jika untuk bermain-main bapak saya juga setiap hari mengajak saya bermain. Tetapi semua itu tidak berlaku lagi di zaman sekarang, karena syarat melanjutkan Sekolah Dasar harus sekolah TK terlebih dahulu. Dan sebenarnya tugas anak-anak adalah bermain, sekolahpun seharusnya menjadi sarana belajar dan bermain yang asyik.
 
'''C. Perjalanan Hidup'''
 
Saya terlahir dari keluarga sederhana yang senang berusaha, istilah lainnya adalah Wirausaha atau Entrepreneur. Sejak kecil saya terbiasa mengikuti keluarga berdagang dan berkebun, almarhum mbok tuo saya dulu sering mengajak saya ke-Pasar untuk menjual hasil panen dari kebun-nya. Sedangkan Bapak saya adalah orang yang gemar dengan Otomotif, meskipun tidak sekolah dibidangnya, tetapi karena jam terbang dan ketekunan beliau dibidang itu, menjadikan-nya praktisi yang menurut saya handal, meskipun di akhir 2015 lalu beliau memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan keahliannya, karena satu dan lain hal. Kemudian saya buka kembali ditahun 2018, beliau tetap saya jadikan kepercayaan untuk mengontrolnya, dan sayapun tidak mengambil hasilnya sepeserpun, mengingat saya tidak berada dilokasi, dan saya berfikir juga bahwa inilah moment saya untuk berbakti kepada orang tua.
 
Sementara mama saya adalah ibu rumah tangga yang sejak kecil fokus mendidik anak-anaknya, mama saya adalah orang yang sangat dekat dengan agama. Karena keluarga saya adalah pemeluk agama islam yang taat, alhamdulillah sayapun beragama islam, meskipun belum seta’at mama saya ataupun ulama-ulama hebat diluar sana. Mama adalah madarasah utama saya, meskipun seperti hal nya ibu-ibu lain yang suka marah ketika saya tidak menjalankan kebaikan, seperti halnya ibadah.. hehehe
 
Landasan dari pemikirian itulah yang hingga kini melakat di dalam otak saya, pemikiran entrepreneur turun dari almarhum mbok tuo dan bapak saya, sementara pemikiran agama datang dari mama saya, meskipun saya pribadi beranggapan bahwa agama saya kurang bagus, karena masih terlalu sibuk dengan urusan duniawi .hehehe
 
Perjalanan hidup di dunia organisasi seperti halnya Pramuka, Osis, dan Bem, mengajarkan saya memahami nurani masyarakat dalam berkehidupan sosial. Kemudian, semangat Entrepreneurship yang saya jalani seperti hal-nya menjadi driver ojek online, membuka outlet Martabak Sultan Indonesia, dan membuka bengkel Mulya Motor Singkut, memberi pelajaran bagi saya bahwa hidup haruslah bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan menambah pengalaman dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Untuk menambah pengalaman hidup, saya menutup usaha martabak saya di semarang yang sebelumnya sempat hampir koleps karena covid 19 dan hampir naik kembali sampai akhirnya saya tutup permanen demi keinginan saya mengabdikan diri ke dunia akademisi seperti halnya Dosen yang sekarang saya jalani, meskipun dalam perjalanannya saya masih harus banyak belajar dengan orang-orang yang konsen dibidangnya. Tetapi dengan dorongan beberapa pimpinan, tidak menutup kemungkinan saya akan membuka usaha kembali di Sumbawa ini, seperti halnya petuah dari Pak Rektor Choirul Hudaya, Ph.D. agar kita membantu menggeliatkan perekonomian meskipun secara mikro dari bidang umkm. Masalah teknisnya, insya allah akan berjalan secara beriringan dengan proses ajar-mengajar, tetapi jangan lupa tugas utama sebagai dosen. Begitu penuturan beliau .. hehehe
 
'''D. Dunia Organisasi Sosial dan Entrepreneurship'''
 
1.  Pramuka ( SMA Negeri 02 Sarolangun )
 
Meskipun orang tua saya tidak pernah mau jika dijadikan pemimpin sebuah organisasi sosial, terlepas dari ketakutan daripada tanggung jawab dan dosa-dosa jika tidak amanah. Disisi lain berbeda dengan saya pribadi sebagai anaknya, sebenarnya saya juga bukan orang yang senang dengan dunia tersebut, tetapi karena jiwa penasaran yang saya miliki, menjadikan saya ikut dan beberapa kali terjebak dengan amanah yang sebenarnya secara tidak sadar sambil belajar didalamnya. Organisasi sosial ekstra sekolah pertama yang saya ikuti adalah Pramuka dan anggota Osis. Saya mengikut Pramuka semenjak sekolah dasar, dan secara demokrasi pernah terpilih menjadi Dewan Kerja Ambalan (DKA), saat itu di SMA Negeri 2 Sarolangun 2010-2011.
 
2. Badan Eksekutif Mahasiswa ( S1)
 
Ketika kuliah, saya dipaksa oleh beberapa teman saya untuk ikut terjun ke dunia Politik kampus, yaitu sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Nahasnya, saat itu saya terpilih hingga dua periode dan alhamdulillah saya dapat mengimbangi kegiatan ekstra kampus tersebut dengan dunia akademis yang saya lakukan. Saat itu saya adalah calon termuda, terhitung mahasiswa yang masih baru dan menginjak semester II, alhamdulillah saya menyelesaikan amanah tersebut hingga semester VI, dari 2014/2015 Sampai 2015/2016. Ketika Semester VI, saya mulai berfifkir untuk fokus dengan amanah organisasi dan menyelesaikan-nya ditahun 2016, kemudian berfikir mulai ingin fokus ke dunia akademisi dan berencana untuk menyelesaikan study, karena saya berfikir bahwa tanggung jawab dari orang tua adalah paling utama. Tapi apalah daya, rencana kita berbeda dengan rencana tuhan, beberapa minggu setelah saya melakukan serah terima jabatan, kemudian saya dipanggil kembali untuk membantu BEM di bidang Kementerian Budaya Seni dan Olahraga (Budsenora), di tahun 2016-2017. Dibarengi dengan organisasi ekstra kampus yang padat, saya juga mulai fokus untuk Skripsi dan menyelesaikan Study, Karena sudah mulai menginjak tahun ke empat saya melaksanakan study. Alhamdulillah, 3,7 tahun dan kurang dari empat tahun perkuliahan Sarjana (S1) Selesai dibarengi dengan organisasi ekstra kampus yang padat.
 
3. Magister Sejarah dan Dunia Usaha ( S2 )
 
Bermula ketika melanjutkan pendidikan S2 di Unversitas Diponegoro Semarang 2017/2018, ketika itu waktu kuliah hanya berjalan bebera kali dalam seminggu, saya adalah orang daerah yang melaksanakan pendidikan di kota dengan kebutuhan hidup yang saya anggap tinggi, dan jika hanya mengandalkan dari keuangan keluarga dengan harga komoditas pertanian yang tidak stabil, tidak akan sanggup bagi saya untuk menyelesaikan study. Diantaranya kebutuhan itu harus membayar kost, makan sehari-hari, biaya perkuliahan serta kebutuhan tak terduga lain yang harus tercukupi.
 
Saya berfikir bahwa kehidupan di wilayah perkotaan yang tinggi serta tanggung jawab pendidikan yang harus saya tuntaskan memaksa saya harus survive dengan keadaan. Beberapa minggu setelah saya di Semarang, saya melihat peluang-peluang usaha dan pekerjaan yang menurut saya tidak menganggu waktu kuliah. Setelah observasi, kemudian ketemulah ojek online, ojek online ini dapat kita jalankan dengan waktu yang bebas dan tidak terikat, sehingga saya dapat berkuliah sambil bekerja.
 
A. Ojek Online, Kuliner dan Otomotif
 
Ketika menjadi driver ojek online sambil berkuliah, antara rentang waktu 2017–2022 lalu, beberapa perusahaan teknologi (Start Up) sedang melakukan promosi dengan bonus besar-besaran. Sambil menjadi driver ojek online dan dibarengi dengan perkuliahan. Saya melakukan disferensiasi pekerjaan dengan membuka usaha di bidang kuliner, yaitu jajanan malam yang saya beri nama Martabak Sultan Indonesia, kemudian dengan sedikit keuntungan yang saya gulung, dengan waktu singkat saya disferensiasi kembali ke bidang otomotif, yaitu Mulya Motor Singkut.
 
Usaha Otomotif bengkel motor yang sebelumnya koleps dan sudah tutup sejak 2015 itu saya suntik modal dan saya modernisasi dengan branding media sosial, alhamdulillah berjalan dengan baik dan masih beroperasi hingga sekarang. Meskipun usaha martabak saya sekarang sudah tutup, tetapi alhamduillah bengkel saya masih survive, dan hasil dari usaha tersebut sepenuhnya saya berikan kepada orang tua saya, meskipun tidak akan sebanding jika dinilai dengan apa yang telah mereka lakukan dalam membesarkan buah hatinya. Usaha tersebut merupakan usaha kecil menengah (UKM), cukup jika untuk kebutuhan hidup tetapi tidak akan cukup apabila diguakan untuk gaya hidup. Ketika dibandingkan dengan pengusaha kelas kakap, masih sangat jauh, apalagi bagi mereka yang telah memiliki berbagai jenis usaha diberbagai sektor, tetapi saya bersyukur di umur saya yang sekarang dapat menjadi pimpinan usaha yang pernah saya bentuk sendiri.
 
B. Dosen Ilmu Sejarah, Universitas Teknologi Sumbawa
 
Setelah saya menyelesaikan Study Magister di Universitas Diponegoro dengan berbagai perjalanan cerita yang sangat epik, kemudian saya berfikir untuk melanjutkan jalan hidup dengan berkarir sebagai akademisi, dengan jalan dan izin Allah.Swt, saya di bawa ke tanah Samawa ini (Sumbawa, NTB), tanah yang sangat indah dan bertabur bintang.
 
Saya niatkan diri saya untuk benar-benar belajar dalam menambah pengalaman, terutama dalam hal pengalaman hidup, disamping itu secara cepat saya juga harus beradaptasi dengan lingkungan yang ada, serta harus terus banyak belajar mengenai kedalaman ilmu yang harus disampaikan kepada para mahasiswa, agar tidak menjadi dosa jariyah dikemudian hari.
 
Salam hormat, saya Totok Suhadak, M.Hum. Dosen tetap Ilmu Sejarah, Fakultas Psikologi dan Humaniora, Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), di wilayah ini perjalanan baru dimulai, dan saya akan menghabiskan waktu saya sehari-hari dengan orang baru dan rutinitas baru disini.
 
 
Totok suhadak, S.Sos.,M.,Hum
 
Nanusa merupakan sebuah sub etnis yang domain adatnya meliputi pulau-pulau yang terletak di ujung paling utara wilayah Indonesia dan secara administratif berada di provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Kepulauan Talaud. Nanusa sendiri kemudian menjadi daerah administratif pemerintahan setingkat kecamatan dengan teritori 8 pulau. 4 pulau berpenghuni (P. Karatung, P. Marampit, P. Kakorotan, dan P. [[Miangas]]) dan 4 pulau sisanya tak berpenghuni (P. Intata, P. Mangupun, P. Garat dan P. Malo).
Ibu kota kecamatan Nanusa adalah desa Karatung yang terletak di pulau dengan nama yang sama. Pada perkembangan terakhir, desa Karatung di mekarkan menjadi 3 buah desa. Desa Karatung Utara, desa Karatung Tengah dan Desa Karatung Selatan. Di pulau Marampit terdapat tiga buah desa. Desa Dampulis, desa Laluhe dan desa Marampit. Di pulau Kakorotan hanya terdapat satu buah desa dengan nama yang sama. Begitu juga di pulau Miangas. Hanya ada satu desa dengan nama yang sama persis dengan nama pulaunya.
Nanusa sendiri dikenal banyak orang karena mempunyai warisan kebudayaan yang khas. Prosesi adat ini di kenal dengan nama Mane'e. Tradisi setiap pertengahan bulan Mei setiap tahunnya yang dilaksanakan di selat kecil yang terdapat di antara P. Kakorotan dan P. Intata. Mane'e adalah prosesi syukuran kepada Tuhan dan alam dari masyarakat Nanusa.
 
{{ Nanusa, Kepulauan Talaud }}