Pembantaian Maliana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
Menambah bagian "Buntut" dan beberapa ilustrasi
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 45:
Pada pukul lima atau enam sore, para milisi yang dipersenjatai dengan parang, pedang, dan pisau memasuki kompleks Kantor Polres dari segala sisi dan secara sistematis mencari dan membunuh para tahanan yang namanya tertera dalam daftar. Mereka dipisahkan dari tahanan lain sebelum kemudian dibunuh. Sebagian dibunuh di hadapan keluarga mereka sendiri. Di belakang barisan mereka terdapat tentara dan polisi (termasuk anggota [[Korps Brigade Mobil|Brimob]]) yang mendampingi mereka, tetapi tidak terlibat aktif dalam operasi.{{sfn|Fichtelberg|2015|p=149}}<ref name=":3" /><ref name=":2">{{Cite news|last=Jolliffe|first=Jill|date=27 November 1999|title=A Traumatised Town Craving UN Justice|url=https://etan.org/et99c/november/21-30/27atraum.htm|work=Sydney Morning Herald|access-date=24 Mei 2024}}</ref> Tidak semua korban yang dibunuh adalah tokoh-tokoh lokal pro-kemerdekaan. Renato Gonçalves dan Victorino Lopes, misalnya, masing-masing masih berusia 12 dan 11 tahun.<ref>{{Cite news|last=Dodd|first=Mark|date=9 Agustus 2001|title=Widows who share a legacy of murder|url=https://www.etan.org/et2001c/august/05-11/09widows.htm|work=Sydney Morning Herald|access-date=30 Mei 2024}}</ref> Seorang saksi juga melihat seorang remaja berusia 13 tahun ikut dibunuh.<ref name=":2" />
[[Berkas:Batugade fort6.jpg|jmpl|Pintu depan benteng Portugis di {{Interlanguage link|Batugade|en}}. Di dekat benteng inilah mayat-mayat korban diberi pemberat sebelum dibuang ke laut.]]
Semua petugas polisi, kecuali delapan orang yang dicurigai pro-kemerdekaan, dalam keadaan bersenjata. Sebagian pengungsi yang panik meminta bantuan kepada anggota [[Korps Brigade Mobil|Brimob]], tetapi mereka tidak melakukan apa-apa. Semua personel polisi telah diperintahkan oleh Letkol Pol [[Budi Susilo (polisi)|Budi Susilo]] untuk tidak ikut campur.<ref name=":3" /> Bahkan, Letkol Budi Susilo malah mengancam para pengungsi yang panik bahwa mereka juga akan dibunuh.<ref name=":2" /> Sebagian petugas polisi justru memperparah keadaan dengan mencegah korban yang hendak melarikan diri. Para pengungsi berusaha untuk menyelamatkan diri dengan berbagai cara, seperti memanjat pohon, naik ke atas plafon bangunan kantor, atau bersembunyi di lemari dan matras.<ref name=":0" /><ref name=":03" /><ref name=":1" /><ref name=":3" /> Seorang saksi mengatakan bahwa saat kejadian, dia melihat [[Burhanuddin Siagian|Siagian]], Sutrisno, dan [[Budi Susilo (polisi)|Budi Susilo]] berjalan di tengah-tengah kerumunan, mengamati jalannya operasi.<ref name=":2" />[[Berkas:1991 Toyota Kijang Pickup Long Standard 1.5 KF50R (20200706).jpg|jmpl|Mobil pengangkut [[Toyota Kijang]], mirip dengan yang digunakan untuk mengangkut mayat korban pasca pembantaian.]]Pembantaian itu berlangsung selama tiga jam. Seusai peristiwa, mayat-mayat korban diangkut ke dalam mobil [[Toyota Kijang]] berwarna gelap yang parkir di dekat pembangkit listrik setempat. Sersan Francisco Fernandes kemudian membagi milisi DMP dari {{interlanguage link|Batugade|de}} menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan kembali ke kampung mereka, sedangkan kelompok kedua akan menumpangi sebuah mikrolet untuk pergi ke {{interlanguage link|Batugade|en}}. Setibanya di sana, mereka dibantu oleh anggota milisi [[Saka Loromonu]] (SLM) untuk membawa mayat ke pantai di dekat bekas benteng Portugis setempat. Di sana, mayat-mayat tadi diberi pemberat dari karung berisi pasir, sebelum kemudian dibawa menggunakan kapal nelayan untuk dibuang ke laut. Penanganan mayat korban dilakukan sesuai perintah Sersan Fernandes dan Rizal, kemungkinan besar meneruskan perintah dari Letkol Siagian dan Lettu Sutrisno.<ref name=":0" /><ref name=":4">{{Cite journal|last=Special Panels for Serious Crimes|last2=District Court of Dili|date=15 Juli 2004|title=The Prosecutor v. Lt Col Burhanuddin Siagian and others|url=https://www.legal-tools.org/doc/b59204/pdf/|journal=}}</ref><ref name=":3" />
 
Pembantaian itu berlangsung selama tiga jam. Seusai peristiwa, mayat-mayat korban diangkut ke dalam mobil [[Toyota Kijang]] berwarna gelap yang parkir di dekat pembangkit listrik setempat. Sersan Francisco Fernandes
[[Berkas:1991 Toyota Kijang Pickup Long Standard 1.5 KF50R (20200706).jpg|jmpl|Mobil pengangkut Toyota Kijang, mirip dengan yang digunakan untuk mengangkut mayat korban pasca pembantaian.]]
kemudian membagi milisi DMP dari {{interlanguage link|Batugade|de}} menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan kembali ke kampung mereka, sedangkan kelompok kedua akan menumpangi sebuah mikrolet untuk pergi ke {{interlanguage link|Batugade|en}}. Setibanya di sana, mereka dibantu oleh anggota milisi [[Saka Loromonu]] (SLM) untuk membawa mayat ke pantai di dekat bekas benteng Portugis setempat. Di sana, mayat-mayat tadi diberi pemberat dari karung berisi pasir, sebelum kemudian dibawa menggunakan kapal nelayan untuk dibuang ke laut. Penanganan mayat korban dilakukan sesuai perintah Sersan Fernandes dan Rizal, kemungkinan besar meneruskan perintah dari Letkol Siagian dan Lettu Sutrisno.<ref name=":0" /><ref name=":4">{{Cite journal|last=Special Panels for Serious Crimes|last2=District Court of Dili|date=15 Juli 2004|title=The Prosecutor v. Lt Col Burhanuddin Siagian and others|url=https://www.legal-tools.org/doc/b59204/pdf/|journal=}}</ref><ref name=":3" />
 
=== Jumlah korban ===