Membaca cermat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaiki kalimat |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
Baris 4:
Membaca cermat dan komentar sastra secara dekat memiliki penafsiran yang dapat dijadikan contoh dalam menafsirkan teks-teks keagamaan, dan hermeneutika karya-karya kuno. Sebagai contoh, Pazand, sebuah genre [[sastra]] Persia pertengahan, merujuk pada teks-teks Zend (secara harfiah: 'komentar'/'terjemahan') yang menawarkan penjelasan dan pembacaan cermat terhadap Avesta, teks-teks suci agama Zoroaster.<ref>{{Cite book|last=1833-1919.|first=Warner, Charles Dudley, 1829-1900. Mabie, Hamilton Wright, 1846-1916. Runkle, Lucia Isabella Gilbert, 1844- Warner, George H.,|date=1902|url=http://worldcat.org/oclc/37552155|title=Library of the world's best literature : ancient and modern.|publisher=J.A. Hill|oclc=37552155}}</ref>Komentar-komentar kitab suci Talmud merupakan pendahulu yang sering disebut-sebut sebagai pendahulu pembacaan cermat.<ref>{{Cite book|last=Bruns|first=Gerald L.|date=1992|url=https://www.worldcat.org/oclc/25832229|title=Hermeneutics, ancient and modern|location=New Haven|publisher=Yale University Press|isbn=0-300-05450-5|oclc=25832229}}</ref> Dalam studi Islam, membaca cermat terhadap [[Al-Qur'an]] telah berkembang dan menghasilkan kumpulan tulisan yang sangat besar.<ref>{{Cite web|title=Exegesis of the Qurʾān: Early Modern and Contemporary|url=http://dx.doi.org/10.1163/1875-3922_q3_eqcom_00059|website=Encyclopaedia of the Qurʾān|access-date=2023-04-12}}</ref>Namun, analogi keagamaan yang paling dekat dengan pembacaan cermat sastra kontemporer, dan hubungan historis yang utama dengan kelahirannya, adalah kebangkitan kritik yang lebih tinggi, dan evolusi kritik tekstual terhadap Alkitab di [[Jerman]] pada akhir abad ke-18.
Dalam praktik studi sastra, teknik membaca cermat muncul pada tahun 1920-an di Inggris dalam karya I.A. Richards, muridnya William Empson, dan penyair T.S. Eliot, yang kesemuanya berusaha menggantikan pandangan "impresionistik" tentang sastra yang saat itu dominan dengan apa yang disebut Richards sebagai "kritik praktis" yang berfokus pada bahasa dan bentuk. Kritikus Baru Amerika pada tahun 1930-an dan 1940-an menambatkan pandangan mereka dengan cara yang sama, dan mempromosikan pembacaan yang cermat sebagai cara untuk memahami bahwa otonomi karya (sering kali sebuah puisi) lebih penting daripada yang lainnya, termasuk niat pengarang, konteks budaya penerimaan, dan yang paling luas, ideologi. Bagi para kritikus ini, termasuk Cleanth Brooks, William K. Wimsatt, John Crowe Ransom, dan Allen Tate, hanya pembacaan yang cermat, karena perhatiannya pada nuansa dan keterkaitan antara bahasa dan bentuk, yang dapat membahas karya dalam kesatuannya yang kompleks. Pengaruh mereka terhadap [[kritik sastra]] Amerika dan departemen [[bahasa Inggris]] bertahan selama beberapa dekade, dan bahkan setelah Kritik Baru memudar dari keunggulannya di universitas-universitas Amerika pada tahun-tahun memudarnya [[Perang Dingin]], pembacaan cermat tetap menjadi keterampilan mendasar, hampir dinaturalisasi, di antara para kritikus sastra. Pada pergantian abad ke-21, upaya-upaya untuk mensejarah-kan estetika Kritis Baru dan kepura-puraannya yang apolitis mendorong para cendekiawan, terutama di departemen bahasa Inggris, untuk memperdebatkan nasib pembacaan cermat, mempertanyakan statusnya sebagai sebuah praktik kritis.
Dalam dua buletin pada tahun 2010, ''Association of Departments of English (ADE)'' menampilkan sekumpulan artikel yang mencoba untuk melihat kembali apa yang terjadi di abad ke-21 dalam hal membaca cermat. Artikel-artikel tersebut termotivasi, seperti yang dikatakan oleh semua akademisi, oleh perubahan yang mereka amati dalam karya kolega dan mahasiswa mereka - serta dalam budaya kontemporer - yang membuat mereka berpikir ulang tentang mengapa membaca secara cermat itu penting bagi studi sastra. Jonathan Culler mencatat bahwa karena disiplin ini telah menerima pembacaan yang cermat begitu saja, maka hal ini telah menghilang dari diskusi tentang tujuan kritik sastra. Bagi Culler, seperti halnya Jane Gallop, ketidakhadiran tersebut perlu diperbaiki, dan oleh karena itu mengisyaratkan adanya peluang bagi departemen-departemen bahasa Inggris untuk memperbaharui-dalam rangka memanfaatkan salah satu ciri yang paling khas dalam mempelajari sastra. Jika Kritik Baru dan sikap isolasionisnya telah memberikan jalan bagi politisasi studi sastra, dan jika perkembangan teknologi telah mengubah cara-cara orang membaca, Culler dan Gallop menekankan bahwa ciri khas pembacaan yang cermat, perhatian yang teliti terhadap cara kerja bahasa dan bentuk, masih memiliki nilai. Sementara itu, N. Katherine Hayles dan John Guillory, yang masing-masing tertarik pada dampak [[media digital]] terhadap cara orang membaca, berpendapat bahwa keterampilan membaca cermat tidak hanya dapat diterjemahkan ke dalam konteks digital, tetapi juga dapat hidup secara produktif di samping membaca cepat yang dihasilkan oleh antarmuka dan tautan web.
== Prinsip dan Praktik ==
|