Albertus Christiaan Kruyt: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JSiborutorop (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
JSiborutorop (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 104:
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru, AC. Kruyt sejak awal mendatangkan guru dari [[Minahasa]], yaitu J. Sekeh, M. Kalengkongan, Kaligis, Kolondam, Posumah merupakan guru pertama yang datang ke Poso. Sejak tahun 1904 setiap desa di wilayah Poso mulai didirikan Sekolah Rakyat ([[Schakelschool|Volkschool]]), dan masyarakat merasakan bahwa pendidikan sangat bermanfaat sehingga mereka mendukung [[pembangunan]] [[gedung]] [[sekolah]] secara swadaya. Kebutuhan tenaga guru masih tetap didatangkan dari Minahasa, tetapi karena jumlah Volkschool terus bertambah maka untuk mengatasi kebutuhan guru tahun 1915 didirikan Vervolgschool, dan lulusan Vervolgschool diangkat menjadi guru pada Volkschool (SR).
 
Menyadari akan kebutuhan guru yang terus meningkat, Kruyt memikirkan perlu mendirikan Sekolah Guru (Kweekschool), dengan maksud agar guru-guru Volkschool mulai direkrut dari orang-orang Poso sendiri dan tidak tergantung guru dari luar daerah (Minahasa). Pemikiran Kruyt mendapat respon dari [[Nederlands Bijbelgenootschap]] (NBG) di Belanda, dan pada tanggal 27 Januari 1913, ''[[HIK|Hollandsche Indische Kweekschool (HIK)]]'' (Sekolah Guru) didirikan di [[Pendolo, Pamona Selatan, Poso|Pendolo]], dan Kruyt ditetapkan menjadi kepala sekolah dibantu oleh A. Possumah. Sekolah Guru ''Cursus for VolkaVolks Onderwijers'' (CVO) atau ''Opleiding for Volks Onderwijers'' (OVO) didirikan di Pendolo, dengan masa belajar 2 tahun, dengan jumlah murid angkatan pertama sebanyak 14 orang, masing-masing 1 orang dari Pebato, 1 orang dari Napu, 2 orang dari Bancea, 6 orang dari Wingke Poso, dan 4 orang dari Lage. Pada tahun 1917 didirikan Sekolah Bumi Putera [[Hollandsch-Inlandsche School]] (HIS) di Poso.
 
Bentuk pendidikan model barat, menggunakan [[bahasa Belanda]] sebagai bahasa pengantar, dengan masa belajar 7 tahun. Murid sekolah ini diutamakan dari anak-anak golongan bangsawan dan tokoh terkemuka tanpa membedakan golongan etnis dan agama. Sampai tahun 1932, jumlah murid HIS sebanyak 167 orang, termasuk diantaranya 21 orang adalah penduduk asli Poso.