Kawedanan Jonggol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TATANG ABIDIN (bicara | kontrib)
k Perbaikan kalimat yang tidak sesuai dengan sejarah Tjibaroesa/Cibarusah.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ada upaya merusak artikel dari user Tatang Abidin
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
[[File:Kawedanan Tjibaroesa-Cibarusah Tahun 1933 n.jpg|thumb|Wilayah kawedanan Tjibaroesa/Cibarusah Buitenzorg/Bogor. Peta ini dibuat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1933. <ref>{{Cite web|title=Instagram|url=https://www.instagram.com/p/CNfLeUHAKbG/|website=www.instagram.com|access-date=2024-06-14}}</ref>]]
 
[[File:Peta Kawedanan di Bogor.png|thumb|Peta Kewedanaan di Bogor (Kewedanaan Jonggol berwarna hijau) sesuai dengan kondisi saat ini dengan berdasar wilayah terakhir. ]]
'''[[Cibarusah,Kewedanaan Bekasi|Jonggol''' atau '''Land Tjibaroesa]]''' (sebelum 1938) adalah salah satu [[kewedanaan]] yang pernah berdiri di [[Kabupaten Bogor]]. Kewedanan Jonggol terletak di bagian timur Kabupaten Bogor dan berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Cianjur]], [[Kabupaten Purwakarta]], [[Kabupaten Karawang]] dan [[Kabupaten Bekasi]] di [[Provinsi Banten]]. Kewedanaan Jonggol merupakan penerus dari sebuah tanah partikelir atau tanah swasta yang bernama '''Land Tjibaroesa''' yang diakuisisi oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]] tahun 1938.<ref name="tempointeraktif.com">{{Cite web |url=http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2010/07/30/brk,20100730-267685,id.html |title=Tempointeraktif.Com - Pemindahan Ibu Kota ke Jonggol Lebih Realistis<!-- Bot generated title --> |access-date=2019-08-11 |archive-date=2016-08-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160808002555/http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2010/07/30/brk,20100730-267685,id.html |dead-url=yes }}</ref>
 
[[FileBerkas:Kawedanan Tjibaroesa-Cibarusah Tahun 1933 n.jpg|thumbal=Cibarusah |Wilayahkiri|jmpl|Peta kawedananwilayah Distrik swasta Tjibaroesa/Tanah Partikelir Cibarusah Buitenzorg/Bogor.Tahun Peta1933, inisebelum dibuatdiakusisi olehtahun pemerintah1938 kolonialmenjadi Hindia'''Kawedanan BelandaJonggol''', padadimana tahunWilayah 1933Cibarusah masih menjadi bagian dari Buitenzorg/Bogor. <ref>{{Cite web|title=Instagram|url=https://www.instagram.com/p/CNfLeUHAKbG/?igsh=MTQ5aWNicGhsdGVvNQ==|website=www.instagram.com|access-date=2024-0605-1429}}</ref> ]]
Pada saat menjadi sebuah distrik swasta/tanah partikelir, District/Land Tjibaroesa memiliki wilayah yang sangat luas yang dibagi beberapa bagian meliputi, Tanah Partikelir Tjileungsi dan Tanah Partikelir Klapanoenggal, Tanah Partikelir Tji Pamingkis dan Tanah Partikelir, serta Tanah Partikelir Tjibaroesa. Pada 1936 pemerintah Hindia Belanda melakukan nasionalisasi terhadap tanah-tanah swasta yang dikuasai oleh para tuan tanah. District Tjibaroesa menjadi Onderafdeeling Djonggol.
 
Pada saat menjadi sebuah distrik swasta/tanah partikelir, District/Land Tjibaroesa memiliki wilayah yang sangat luas yang dibagi beberapa bagian meliputi, Tanah Partikelir Tjileungsi dan, Tanah Partikelir Klapanoenggal, Tanah Partikelir Tji PamingkisTjipamingkis, dan Tanah Partikelir, serta Tanah Partikelir Tjibaroesa. Pada 1936 pemerintah Hindia Belanda melakukan nasionalisasi terhadap tanah-tanah swasta yang dikuasai oleh para tuan tanah. District Tjibaroesa menjadi Onderafdeeling Djonggol.
 
Pada tahun 1950 Pemerintah [[Indonesia]] melakukan pemekaran wilayah [[Jatinegara, Jakarta Timur|Kabupaten Djatinegara (Meester Cornelis)]] menjadi [[Kabupaten Bekasi]], [[Kabupaten Tangerang]], dan sebagian wilayahnya dimasukkan kedalam Wilayah Kota Praja [[Jakarta]]. Sementara, Wilayah Cibarusah (termasuk Lemah Abang) digabungkan kedalam wilayah Kawedanan Cikarang, [[Kabupaten Bekasi]]. Pada tahun 1963 Kawedanan Jonggol dibubarkan menyusul dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 1963 yang menghapus seluruh kawedanan di [[Indonesia]].
Baris 11:
 
== Sejarah ==
Awal mula terbentuknya Kawedanan TjibaroesaJonggol tidak terlepas dari sejarah pembentukan Tanah Partikelir Cibarusah atau Land Tjibaroesa pasca kebangkrutan [[VOC]] serta krisis yang terjadi pada Kerajaan Belanda akibat dianeksasi oleh [[Prancis]]. Untuk mempertahankan wilayah koloni [[Hindia Belanda]], Gubernur Jenderal [[Daendels]] tidak memiliki uang. Lalu untuk memperkuat (pulau) Jawa sebagai sumber pendapatan, maka untuk membangun kota-kota utama, membentuk militer yang kuat dan membangun jalan yang terintegrasi, Daendels membuat kebijakan yang tidak lazim (meniru VOC), yakni menjual lahan-lahan yang potensial untuk mendapatkan uang segar. Sebanyak enam bidang lahan dijual kepada swasta. Lahan-lahan yang dijual tersebut termasuk sebuah daerah yang luas, tidak terurus dan sangat sepi di timur Bogor, yang kemudian setelah dijual dinamai Land Tjibaroesa.
 
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari 9 kelompok pemukiman dengan 3 gabungan kelompok besar antara lain Buitenzorg (wilayah tengah), Tjibaroesa/CibarusahDjonggol (wilayah timur dan utara) dan Jasinga (wilayah barat) yang digabungkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Baron van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor. <ref>{{Cite web|url=https://web.archive.org/web/20220318102442/https://bogorkab.go.id/pages/sejarah-kabupaten-bogor|website=web.archive.org|access-date=2024-06-01}}</ref>
 
Pada tahun 1908 Kabupaten Bogor memiliki 5 District yang dipimpin oleh seorang demang, yaitu (Buitenzorg, Tjibaroesa, Cibinong, Parung, dan Leuwiliang). Kemudian untuk memudahkan tugas distrik dibentuklah sejumlah onderdistrik yang dikepalai oleh asisten demang. Pemberitaan dari koran Het Vaderland dan Nieuws van den Daag voor Nederlandsch-Indië.
 
Penduduk land Tjibaroesa dalam perdagangan tidak lagi mengandalkan [[Ci Beet|Sungai Tjipamingkis]] dan [[Ci Beet|Sungai Tjibeet]] (Oost TjibaroesaDjonggol Rivier) yang jalurnya tembus ke Tempuran [[Sungai Citarum|Sungai Tjitaroem]], tetapi telah mengembangkan jalan darat dari Tjibaroesa ke Tjikarang melalui Lemah Abang. Jalur darat telah memperpendek jalur sungai dari Tjibaroesa ke Tjikarang yang membuat jarak tempuh lebih singkat paling tidak hingga ke Tjikarang. Sedangkan bagian penghubung dengan Bekasi biasanya melaui [[Sungai Cileungsi|Sungai Tji Leungsi]] (West TjibaroesaDjonggol Rivier) melalui Kebantenan.
 
Sementara itu, jalur perdagangan via darat bagi Warga di Land Tjibaroesa dapat melalui Bekasi via Tjilengsi dan belakangan dibuka jalur darat ke Lemah Abang/Tjikarang. Pilihan perdagangan dari land Tjibaroesa ke land Tjikarang membuat dua land ini dalam hal perdagangan menjadi terintegrasi. Dalam arsitektur wilayah, Asisten Residen Buitenzorg di Buitenzorg mengharapkan produk dari land Tjibaroesa mengalir ke district Tjibinong, tetapi kenyataannya justru mengalir ke pantai utara melalui Tjikarang. Ini menjadi dilematis bagi pemerintah di Buitenzorg. Terlebih pembangunan jalur rel dogong pada tahun 1930an dari Lemah Abang ke Jonggol yang dikenal Tjibaroesa ''Djonggol Dogong-spoorlijn'', membuat jarak antara Land Tjibaroesa dengan District Tjibinong atau Residen Buitenzorg lebih jauh ketimbang menuju pantai utara (Pantura).
 
Sejarah penamamaan Kawedanan Jonggol ini sempat mengalami beberapa kali perubahan mulai dari. ''Rawa Jaha'', Kemudian ''Rawalo'', ''Tjibaroesa'' hingga ''Jonggol'', perubahan nama ini terjadi beralasan mulai dari pemindahan pusat Kawedanan hingga kebijakan dari pemerintah [[Kolonial Belanda]]. Pusat Kawedanan sempat berpindah tempat beberapa kali mulai dari Dayeuh yang sekarang bagian dari [[Sukanegara, Jonggol, Bogor|Desa Sukanegara]] di Kecamatan Jonggol. Kemudian, Kauman yang sekarang merupakan wilayah [[Cileungsi, Cileungsi, Bogor|Desa Cileungsi]], selanjutnya Kampung Babakan yang sekarang termasuk bagian dari [[Cibarusahkota, Cibarusah, Bekasi|Desa Cibarusah Kota]] hingga yang terakhir Kampung Pojok Salak/Rawa Jaha yang sekarang menjadi alun-alun Jonggol.<ref name="Tentang Jonggol">[https://metro.tempo.co/read/1555183/kisah-jonggol-pernah-digadang-jadi-ibu-kota-baru-karena-dekat-dki-jakarta Kisah Jonggol Pernah Digadang Jadi Ibukota Baru Karena Dekat DKI Jakarta] ''tempo.co''. Diakses tanggal 20 Juli 2022.</ref>
 
== Peninggalan ==
Baris 28:
Tidak banyak jejak peninggalan dari Kawedanan Jonggol atau Land (District) Tjibaroesa yang masih tersisa, hanya beberapa pusat kegiatan dimasa lampau seperti Alun - alun Jonggol, Pendopo Kecamatan Jonggol, Pasar Cibarusah, dan Pasar Hewan Jonggol yang merupakan pasar hewan terbesar se - Jabodetabek.
 
Terdapat juga jejak rel kereta api pada era Kawedanan Jonggol/Tjibaroesa yaitu jejak Rel Dogong [[Stasiun Lemah Abang]] - Jonggol yang dapat ditemukan disekitar Pojok Salak, Kota Jonggol hingga [[Stasiun Lemah Abang]] seperti reruntuhan jembatan, jalan setapak (bekas rel) dan bekas Stasiun Jonggol yang telah menjadi gudang pupuk.
== Wilayah ==
Wilayah Kawedanan Jonggol saat ini telah terpecah menjadi bagian dari beberapa daerah antara lain;
Baris 48:
 
== Sejarah ==
Awal mula terbentuknya Kawedanan TjibaroesaJonggol tidak terlepas dari sejarah pembentukan Tanah Partikelir Cibarusah atau Land Tjibaroesa pasca kebangkrutan [[VOC]] serta krisis yang terjadi pada Kerajaan Belanda akibat dianeksasi oleh [[Prancis]]. Untuk mempertahankan wilayah koloni [[Hindia Belanda]], Gubernur Jenderal [[Daendels]] tidak memiliki uang. Lalu untuk memperkuat (pulau) Jawa sebagai sumber pendapatan, maka untuk membangun kota-kota utama, membentuk militer yang kuat dan membangun jalan yang terintegrasi, Daendels membuat kebijakan yang tidak lazim (meniru VOC), yakni menjual lahan-lahan yang potensial untuk mendapatkan uang segar. Sebanyak enam bidang lahan dijual kepada swasta. Lahan-lahan yang dijual tersebut termasuk sebuah daerah yang luas, tidak terurus dan sangat sepi di timur Bogor, yang kemudian setelah dijual dinamai Land Tjibaroesa.
 
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari 9 kelompok pemukiman dengan 3 gabungan kelompok besar antara lain Buitenzorg (wilayah tengah), Tjibaroesa/Cibarusah (wilayah timur dan utara) dan Jasinga (wilayah barat) yang digabungkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Baron van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor. <ref>{{Cite web|url=https://web.archive.org/web/20220318102442/https://bogorkab.go.id/pages/sejarah-kabupaten-bogor|website=web.archive.org|access-date=2024-06-01}}</ref>
Baris 58:
Sementara itu, jalur perdagangan via darat bagi Warga di Land Tjibaroesa dapat melalui Bekasi via Tjilengsi dan belakangan dibuka jalur darat ke Lemah Abang/Tjikarang. Pilihan perdagangan dari land Tjibaroesa ke land Tjikarang membuat dua land ini dalam hal perdagangan menjadi terintegrasi. Dalam arsitektur wilayah, Asisten Residen Buitenzorg di Buitenzorg mengharapkan produk dari land Tjibaroesa mengalir ke district Tjibinong, tetapi kenyataannya justru mengalir ke pantai utara melalui Tjikarang. Ini menjadi dilematis bagi pemerintah di Buitenzorg. Terlebih pembangunan jalur rel dogong pada tahun 1930an dari Lemah Abang ke Jonggol yang dikenal Tjibaroesa ''Dogong-spoorlijn'', membuat jarak antara Land Tjibaroesa dengan District Tjibinong atau Residen Buitenzorg lebih jauh ketimbang menuju pantai utara (Pantura).
 
Sejarah penamamaan KawedananKecamatan Jonggol ini. Sempat mengalami beberapa kali perubahan mulai dari ''Rawa Jaha'', Kemudian ''Rawalo'', ''Tjibaroesa'' hingga ''Jonggol'', perubahan nama ini terjadi beralasan mulai dari pemindahan pusat Kawedanan hingga kebijakan dari pemerintah [[Kolonial Belanda]]. Pusat Kawedanan sempat berpindah tempat beberapa kali mulai dari Dayeuh yang sekarang bagian dari [[Sukanegara, Jonggol, Bogor|Desa Sukanegara]] di Kecamatan Jonggol. Kemudian, Kauman yang sekarang merupakan wilayah [[Cileungsi, Cileungsi, Bogor|Desa Cileungsi]], selanjutnya Kampung Babakan yang sekarang termasuk bagian dari [[Cibarusahkota, Cibarusah, Bekasi|Desa Cibarusah Kota]] hingga yang terakhir Kampung Pojok Salak/Rawa Jaha yang sekarang menjadi alun-alun Jonggol.<ref name="Tentang Jonggol">[https://metro.tempo.co/read/1555183/kisah-jonggol-pernah-digadang-jadi-ibu-kota-baru-karena-dekat-dki-jakarta Kisah Jonggol Pernah Digadang Jadi Ibukota Baru Karena Dekat DKI Jakarta] ''tempo.co''. Diakses tanggal 20 Juli 2022.</ref>
 
== Peninggalan ==