Ekspedisi Nimrod: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 77:
Bangunan siap-rakit berukuran 33 x 19 kaki (10 x 5,8 m) yang menjadi pondok tempat bernaung rombongan ekspedisi akhirnya rampung dipasang dan siap untuk dihuni pada akhir bulan Februari. Pondok tersebut disekat-sekat menjadi bilik-bilik hunian untuk dua orang, dan dilengkapi area dapur, kamar gelap, gudang, serta ruang laboratorium. Kandang kuda-kuda poni dibangun pada sisi pondok yang paling terlindungi, sementara kandang-kandang anjing ditempatkan di dekat serambi.{{sfn|Shackleton|pp=81–91}} Gaya kepemimpinan Shackleton yang bersifat inklusif, bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan Scott, meniadakan batasan-batasan yang menghalangi keakraban di antara penumpang geladak atas dan penumpang geladak bawah. Semuanya tinggal bersama, bekerja bersama, dan makan bersama. Semua orang tampak beraktivitas dengan penuh semangat. Seperti yang dicatat Brocklehurst, Shackleton "punya kemampuan untuk membuat setiap orang merasa kehadirannya sungguh-sungguh diperlukan di dalam ekspedisi tersebut".{{sfn|Riffenburgh|p=185}}
 
Selama bulan-bulan berikutnya yang diliputi kegelapan musim dingin, Joyce dan Wild mencetak sekitar 30 eksemplar buku liputan ekspedisi Nimrod, [[Aurora Australis (buku)|''Aurora Australis'']], yang dijilid dan disampul dengan memanfaatkan papan peti paket.{{sfn|Mills|p=65}} Meskipun demikian, kegiatan terpenting yang dilakukanpaling selamapenting sepanjang musim dingin adalah persiapan pelaksanaan perjalanan-perjalanan utama pada musim berikutnya, yangtermasuk mencakup usahaperjalanan mencapaimenuju Kutub Selatan maupundan Kutub Magnet Selatan. Penempatan pangkalan di Selat McMurdo memungkinkan Shackleton untuk memasukkan kembali pencapaian Kutub Magnet Selatan ke dalam daftar tujuan ekspedisi. Shackleton nantinya akan memimpin langsung usaha mencapai Kutub Selatan, yang mengalami kendala serius lantaran lantaran matinya empat ekor kuda poni yang tersisa pada musim dingin. Sebab utama matinya kuda-kuda poni tersebut adalah pasir vulkanik, yang dimakan hewan-hewan itu lantaran mengandung garam.{{sfn|Riffenburgh|pp=171–177}}
 
== Baca juga ==