Keuskupan ini terdiri dari 85 [[paroki]].<!--<ref>{{cite web|url=https://profilgereja.wordpress.com/2010/07/25/keuskupan-ruteng/|title=Keuskupan Ruteng|date=25 Juli 2010|publisher=|accessdate=21 Juni 2024}}</ref>-->
== Sejarah ==
Selama 1910-19111910–1911, misionaris [[Yesuit]] telah mengunjungi barat Manggarai. Pada tanggal [[17 Mei]] [[1912]], Imam [[Henrikus Looijmans]] membaptis sejumlah umat Katolik pertama di Reo. Beberapa di antaranya meliputi Katarina Arbero, Henricus, Agnes Mina, Caecilia Weloe, dan Helena Loekoe.
Misionaris dari [[Serikat Sabda Allah]] kemudian datang ke Ruteng tahun [[1914]]. Beberapa stasiun misi didirikan pada tahun [[1929]]-[[1957]].
Pada tahun [[1925]], ada 7.036 umat Katolik di dua paroki. Pada [[29 September]] [[1929]], dengan kedudukan pejabat tinggi gereja dari Manggarai didirikan dan Sabda Allah Bapa Thomas Koning menjabat sebagai dekan. Pada tahun 1929, umat Katolik mulai membangun katedral dan menyelesaikannya pada tahun [[1931]]. Pada tanggal [[8 Maret]] [[1951]], kedudukan pejabat tinggi gereja dari Manggarai diangkat menjadi [[Vikariat Apostolik]] Ruteng. Ilahi Bapa Wihelmus van Bekkum dipilih sebagai pendeta apostolik. Imam kemudian ditahbiskan menjadi vikaris pada [[13 Mei]] [[1951]].
Pada tanggal [[3 Januari]][[1961]], Vikariat apostolikApostolik Ruteng ditingkatkan menjadi keuskupan. Divine Word Bishop [[Wihelmus van Bekkum]], S.V.D. menjabat sebagai uskup yang pertama.
Ilahi BapaPastor Vitalis Djebarus dipilih sebagai penggantinya dan ditahbiskan sebagai Uskup Ruteng kedua. Namun, uskup kemudian diangkat sebagai Uskup Keuskupan Denpasar pada tahun 1981.
Pada tanggal 3 Desember 1984, diangkat Tahta Suci Sabda Allah Bapa Eduardus Sangsun sebagai Uskup Ruteng. Pentahbisan Episkopal pada tanggal [[25 Maret]] [[1985]]. Setelah wafat, pastor Laurens Sopang menjabat sebagai administrator keuskupan.