Amanuensis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
[[Quintilianus]] (abad pertama tarikh Masehi) mewejangi para calon orator perihal ketergantungan kepada amanuensis, karena kemudahan tersebut dapat melahirkan rangkaian kalimat yang serampangan dan tidak dipikirkan masak-masak—atau jika si amanuensis kurang piawai, justru dapat menghalangi lahirnya rangkaian kalimat yang fasih.<ref>Myles McDonnell, "Writing, Copying, and Autograph Manuscripts in Ancient Rome," ''Classical Quarterly'' 46:2 (1996), hlm. 473.</ref> Sekalipun menguasai kemampuan baca-tulis bahasa Yunani, [[Paulus dari Tarsus|Rasul Paulus]] pun memanfaatkan jasa amanuensis.<ref>Chris Keith, "'In My Own Hand': Grapho-Literacy and the Apostle Paul," ''Biblica'' 89:1 (2008), hlmn. 39-58.</ref>
 
Amanuensis berperan besar dalam penulisan dan penyebarluasan karya sastra Abad Pertengahan. Para [[visioner]] pada khususnya bergantung kepada amanuensis untuk menuangkan pengalaman-pengalaman gaib mereka ke dalam bentuk tulisan.<ref>Eileen Gardiner, introduction to ''Medieval Visions of Heaven and Hell: A Sourcebook'' (Garland, 1993), hlm. xxvi.</ref> Salah satu pertanyaan dalam mengkaji karya tulis ahli kebatinan Kristen [[Margery Kempe]], ahli suluk Kristen yang tidak diketahui pernah mengenyam pendidikan formal, adalah sampai sejauh mana para amanuensisnya membentuk isi bukunya yang dijuduli dengan namanya dan dirampungkanrampung pada tahun 1438 itu.<ref>Rory G. Critten, ''Author, Scribe, and Book in Late Medieval English Literature'' (D.&nbsp;S. Brewer, 2018), hlm. 77.</ref> ApabilaBilamana sangsi pujangga kurang atau tidak menguasai kemampuan baca-tulis, agaknya pekerjaan amanuensis meliputi kegiatan menulis kata-kata yang didiktekan, membaca ulang, meminta tanggapan dari sangsi pujangga kalau-kalau ada kalimat yang perlu dibetulkan, dan mungkin sekali membentuk lebih lanjut isi karya tulis tersebut selamaselagi penyuratanmenyuratkan kata-kata yang dilisankan.<ref>William Provost, "The English Religious Enthusiast," dalam ''Medieval Women Writers'' (University of Georgia Press, 1984), hlm. 297.</ref> Amanuensis mungkin saja memasukkan polesan sastrawi ke dalam pengalaman gaib seorang visioner, [[Adam dari Eynsham]] misalnya diduga mengulik kekayaan sastrawi yang terkandung di dalam [[Aeneis#Parwa 6: Pratala|Parwa Pratala]] wiracarita ''[[Aeneis]]'' guna membahasakan penglihatan-penglihatan gaib Edmundus, rekannya sesama rahib, "yang agak melantur-lantur dan membingungkan" yang diterima Edmundus, rekannya sesama rahib.<ref>C.&nbsp;J. Holdsworth, "Visions and Visionaries in the Middle Ages," ''History'' 48:163 (1963), hlm. 150.</ref> Amanuensis mungkin saja bertindak sebagai penerjemah sekaligus penyurat kalimat. Sebagai contoh, [[Petrus dari Alvastra]] (alias Peter Olafsson) menyuratkan penglihatan-penglihatan gaib yang[[Brigitta diterimadari [[Swedia|Brigita dari Swedia]] yang dituturkan kembali oleh Brigitadituturkannya dalam [[bahasa Swedia]], kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Latin.<ref>Diane Cady, "Issues of Sexuality, Gender and Ethnicity," dalam ''The Medieval British Literature Handbook'' (Continuum, 2009), hlm. 207.</ref>
 
== Arti lain ==