Suku Serawai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah: Sejarah Asli
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
Baris 45:
Tetapi Jika ada yang mengatakan Semidang Empat Dusun, Semidang Alas, Maras itu adalah Bagian dari Serawai maka itu adalah BENAR, Karena KERIAU NGIDAP atau BIRIANG KECIAK BIN REMINDANG yang bermakam di Jambat Akar adalah Saudara dari Kakek Ramau Ratu Minak Kerta Bumi dari SERAWAI
== Definisi Serawai ==
Kata Serawai sendiri masih belum jelas artinya, sebagian orang mengatakan bahwa Serawai berarti "satu keluarga", hal ini tidak mengherankan apabila dilihat rasa persaudaraan atau kekerabatan antar sesama suku Serawai sangat kuat (khususnya mereka yang menumpang hidup di komunitas suku bangsa lainnya/merantau). Selain itu ada pula tiga pendapat lain mengenai asal kata Serawai, yaitu:
* Serawai berasal dari kata ''Sawai'' yang berarti [[cabang]]. Cabang di sini maksudnya adalah cabang dua buah sungai yakni [[sungai Musi]] dan sungai Seluma yang dibatasi oleh bukit Campang;
* Serawai berasal dari kata ''Seran''. Kata Seran sendiri bermakna celaka, hal ini dihubungkan dengan legenda anak raja dari hulu yang dibuang karena terkena [[penyakit menular]]. Anak raja ini dibuang ke [[sungai]] dan terdampar di muara, kemudian di situlah anak raja tersebut membangun [[negeri]].
* Serawai berasal dari kata ''selawai'' yang berarti gadis atau [[perawan]]. Pendapat ini berdasarkan pada cerita yang mengatakan bahwa suku Serawai adalah keturunan sepasang suami-istri. Sang [[suami]] berasal dari Rejang Sabah (penduduk asli pesisir pantai Bengkulu) dan istrinya adalah seorang putri atau gadis yang berasal dari [[Lebong]]. Dalam [[bahasa Rejang]] dialek [[Lebong]], putri atau gadis disebut ''selawai''. Kedua suami-isteri ini kemudian beranak-pinak dan mendirikan kerajaan kecil yang oleh orang Lebong dinamakan ''Selawai''.
 
== Aksara Serawai ==
Suku bangsa Serawai juga telah memiliki tulisan sendiri. Tulisan itu, seperti halnya [[aksara Kaganga]], disebut oleh para ahli dengan nama huruf Rencong. Suku Serawai sendiri menamakan tulisan itu sebagai ''Surat Ulu''. Susunan bunyi huruf pada ''Surat Ulu'' sangat mirip dengan aksara Kaganga. Pada masa lalu para pemimpin-pemimpin suku Rejang dan Serawai dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan aksara tersebut.