Gondulphus Doeriat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
| width =
| smallimage = <!--If this is specified, "image" should not be.-->
| office = Anggota [[DewanMajelis PerwakilanPermusyawaratan Rakyat]]
| termstart = 1 Oktober 1972
| termend = 1 Oktober 1977
Baris 50:
}}
 
[[Raden]] '''Gondulphus Doeriat,'''{{Efn|Terkadang juga ditulis "Gondolphus Duriat".}} awalnya bernama '''Rabekan''' (15 Maret 1913 – 18 Juli 1998), adalah seorang politikus [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik]] . Ia menjabat sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] dari tahun 1956 hingga 1960, lalu kembali duduk dari tahun 1968 hingga 1971. Setelah Partai Katolik melebur ke dalam [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI), ia menjabat sebagai ketuaKetua umumUmum PDI dari tahun 1976 hingga 19811980, dan mewakili partai tersebut di [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA) dari tahun 1978 hingga 1983.
 
== Kehidupan awal ==
Doeriat lahir pada tanggal 15 Maret 1913 di Dukuh [[Ceper (Wedomartani)|Ceper]] (kini bagian dari Desa [[Wedomartani, Ngemplak, Sleman|Wedomartani]] di [[Kabupaten Sleman]]). Ayahnya, Raden Gunowijoyo, adalah kepala desa setempat. Dia terlahir dengan nama Rabekan. Berdasarkan adat [[Suku Jawa|Jawa]], namanya diubah menjadi Doeriat setelah sembuh dari penyakit yang ia derita saat masih kecil.<ref name="p38">{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref> Doeriat menempuh pendidikan dasar di Sekolah Ongko Loro di Dukuh Tanjung (sekarang bagian dari [[Ngaglik, Sleman|Ngaglik]]), yang merupakan cabang dari [[Sekolah Taman Siswa|Taman Siswa]] di Yogyakarta.<ref>{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref> Setelah menyelesaikan kelas satu di sana, atas permintaannya, ia pindah ke [[Sekolah pendidikan guru|Normaalschool]] di [[Muntilan, Magelang|Muntilan]].<ref>{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref>
 
Saat menetap di Muntilan, terjadi sebuah [[Pes bubo|wabah penyakit pes]]. Akibatnya, Doeriat harus kembali ke desanya dan dipindahkan oleh ayahnya ke sekolah lain.<ref>{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref> Ia kemudian melanjutkan ke [[Hollandsche indische kweekschool|Hollandsche Indische Kweekschool]] dan lulus pada tahun 1934 <ref>{{Harvard citation no brackets|Parlaungan|1956}}</ref>
 
== Karir ==
Setelah lulus [[Hollandsch Inlandsche Kweekschool|HIK]], ia diterima menjadi guru di Katholieke Kweekschool (Sekolah Guru Katolik) di [[Muntilan, Magelang|Muntilan]].<ref>{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref> Ia dipindahkan dari sekolah tersebut ke [[Schakelschool]] di Sleman dan ditunjuk menjadi kepala sekolahnya. Selama berada di Sleman, ia menyewa sebuah [[indekos]] di Yogyakarta.<ref>{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref> Namun, setelah menikah dengan Siti Rabini, orang tuanya membelikannya sebuah rumah di Jalan Pakuningratan yang dekat dengan [[Tugu Yogyakarta]].<ref>{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref>
 
Pada tahun 1939, setelah ditawari pekerjaan oleh temannya di [[Batavia]], Doeriat pindah ke kota tersebut. Di sana, ia bergabung dengan Pakempalan Politik Katolik Djawi (disingkat PPKD, kelak menjadi [[Partai Katolik]]) dan menjadi sekretarisnya. Ia juga mengajar di HIS Van Lith di Batavia, dan bergabung dengan PramukaKepanduan Katolik (''Katholieke Padvindersbonden''). <ref>{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref>
 
Saat [[masa pendudukan Jepang]], istri Doeriat diminta oleh ayahnya mengungsi ke rumahnya di [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]], sedangkan Doeriat tetap bertahan di Batavia.<ref>{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref> Pada tanggal 8 Maret 1942, sekolah Van Lith ditutup paksa oleh tentara Jepang, sehingga Doeriat mengikuti istrinya ke [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]].<ref>{{Harvard citation no brackets|Suhendro|1987}}</ref>