Petungsewu, Wagir, Malang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah penjelasan terperinci latar belakang dan geografis desa Petungsewu Wagir
Penjelasan Sejarah Desa Petungsewu Wagir
Baris 34:
 
Mayoritas penduduk Desa Petungsewu memeluk agama Islam, meskipun terdapat juga sebagian kecil yang beragama Hindu. Desa ini memiliki curah hujan rata-rata sekitar 21.158 mm per tahun yang mendukung pertanian dan kegiatan berbasis sumber daya alam.
 
== Sejarah ==
Desa ini merupakan sebuah nama dari desa di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Konon katanya, sebelum ada pemukiman warga, tempat ini dulunya merupakan wilayah hutan lebat. Tanaman bambu mendominasi ekosistem tumbuhan yang hidup tempat ini. Pada tengah-tengah wilayah Desa Petungsewu terdapat serumpun bambu petung yang tumbuh dengan ruas yang sangat banyak. Bambu petung merupakan salah satu jenis bambu yang besar dan termasuk kedalam suku rumput-rumputan.
 
Meski tak ada yang sampai benar-benar menghitungnya, masyarakat menyebut angka seribu untuk menyimbolkan saking banyaknya bambu petung tersebut. Pada tahun 1918 akhirnya nama Petungsewu terpilih untuk menamai daerah tersebut. Petung berasal dari nama bambu yang banyak ditemukan di sana. Sementara itu, ''sewu'' adalah Bahasa Jawa dari seribu, nominal untuk simbol banyaknya petung tersebut.
 
== Pranala luar ==