Kitab kuning: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Slayingmoon (bicara | kontrib) |
Slayingmoon (bicara | kontrib) |
||
Baris 3:
== Sejarah ==
Kebanyakan naskah para ulama pasca [[
Istilah sebagai ''kitab kuning'' sendiri berasal warna kertas yang digunakan dalam kitab-kitab tersebut. Alasan utama penggunaan warna kuning adalah anggapan bahwa warna kuning lebih nyaman dan mudah dibaca dalam keadaan yang redup ketika penerangan masih terbatas pada masa para santri masih belajar di malam hari dengan pencahayaan seadanya di pedesaan. Meski penerangan kini telah mudah, kitab-kitab ini sebagian tetap diproduksi menggunakan kertas warna kuning mengikuti tradisi, walaupun ada juga yang dicetak pada kertas berwarna putih (HVS). Warna kuning juga dapat disebabkan umur kertas yang telah kuno. Disebutkan pula bahwa dahulu kala, ketika lilin dan lampu belum bercahaya putih dan masih kuning, maka kertas berwarna putih atau kuning sama saja akan tetap terlihat kuning, sehingga penggunaan kertas kuning lebih ekonomis. Pada era modern, kitab-kitab tersebut banyak dialihberkaskan menjadi fail [[buku elektronik]] dalam bentuk .''chm'' atau .''pdf''. Peranti lunak komputer ''[[Maktabah Syamila]]'' (Shameela), yang cukup populer di kalangan para santri pondok pesantren modern, dapat digunakan untuk mengakses kitab-kitab ini.
|